Someday Unexpected Love - Bab 173 Wanita Yang Tidak Jelas Dari Mana Kedatangannya (1)

Setelah Dennil Du naik ke atas, Helena He kembali lagi ke samping peti, dan berlutut di lantai, dia berkata, "Ayah, kenapa ayah membuang anak ayah sendiri? Ayah jelas-jelas mengetahui bahwa dia hanya memiliki ayah seorang diri, kenapa ayah harus begitu tega? Apakah aku harus memberitahu tentang kehidupannya?"

Dia berhenti sejenak, "Aku mengetahui, ayah pasti tidak ingin aku mengatakannya, akan tetapi aku sangat ingin memberitahunya, setidaknya memberitahunya hidup dan mati, setidaknya masih ada harapan untuk hidup, asalkan ada sedikit harapan, kenapa tidak menyuruh Dennil mencari ibu kandungnya....."

Dengar-dengar ibu mertuanya telah tidak dapat menerima hantaman lagi, bahkan dia telah beberapa kali pingsan, Helena He tidak pergi ke atas melihatnya, karena dia sama sekali tidak menaruhnya di dalam hatinya, sama sekali tidak layak untuk bersimpati padanya.

Terdengar suara langkah kaki di belakangnya, dia menolehkan kepala, seorang pembantu berkata padanya, "Nyonya muda, di luar ada seseorang yang ingin menghormati tuan."

"Sekarang?"

Helena He merasa sedikit terkejut, sekarang waktu telah menunjukkan pukul 3 dini hari, bagaimana mungkin ada orang di saat seperti ini ingin memberi penghormatan, ini juga tidak masuk akal!

"Mana?"

"Ada di luar pintu, karena terlalu malam, aku menyuruhnya besok datang kembali, akan tetapi dia tetap ingin memberi penghormatan."

"..... Baik, aku akan menyuruhnya masuk."

Helena He berjalan menjauh dari peti, seketika, seorang pembantu membawa seorang wanita berjalan kemari.

Dari jauh, dengan pancaran sinar rembulan, Helena He melihat wanita itu sedikit menunduk, kepalanya mengenakan sebuah syal berwarna hitam, hampir seluruh wajahnya tertutupi oleh kain hitam, sama sekali tidak terlihat paras wajahnya.

Wanita itu mengenakan sebuah dress berukuran sedang, di atasnya terdapat sebuah ukiran berwarna biru, di luarnya dia mengenakan mantel sehingga memperlihatkan dia begitu elegan, dia terlihat sangat begitu mempedona.

"Hallo, apakah anda adalah teman ayah mertuaku?" Helena He bertanya padanya.

Wanita itu tidak berbicara, hanya berjalan perlahan-lahan menuju ke arah peti, hingga di tengah-tengah, dia perlahan-lahan menatap foto Albert Du, kemudian mengambil dupa dan membakarnya, lalu membungkukkan tubuh sebanyak 2 kali, selanjutnya tidak berkata apa-apa dan tidak menatapnya lagi.

Helena He berdiri di belakangnya, menatap punggungnya, dalam hatinya sangatlah penasaran, wanita ini siapa sebenarnya, sekujur tubuhnya penuh dengan aura misterius.

"Hallo, apakah anda adalah anda adalah teman ayah mertuaku ataupun pernah mengenalnya?"

Baru saja Helena He telah bertanya, hanya saja wanita itu tidak mempedulikannya, Helena He tidak dapat menahan rasa penasarannya, sehingga dia bertanya sekali lagi.

Hanya saja sangat disayangkan, wanita itu tetap saja tidak menjawabnya.

Helena He berpikir, wanita ini mungkin saja bisu, dapat mendengar akan tetapi tidak dapat berbicara, mungkin juga dia tuli, dapat berbicara namun tidak dapat berbicara.....

Apabila bukan dua kemungkinan ini, bagaimana mungkin ada orang yang begitu dingin, meskipun hingga saat ini Helena He tidak melihat jelas paras wajah wanita itu, akan tetapi dilihat dari tubuhnya dan bayangannya, saat muda dia pasti sangatlah anggun.

Karena bertanya apapun tidak mendapatkan jawaban, Helena He juga tidak memiliki ketertarikan untuk berbincang-bincang dengannnya lagi, dia terdiam dan berdiri di samping, menunggu wanita ini menancapkan dupa, kemudian berterima kasih padanya, setelah menunggu waniita itu pergi, dia kembali dan menjaga peti lagi.

Wanita itu berdiri kira-kira sepuluh menit, tiba-tiba memutar tubuhnya, hanya saja syal yang menutupi wajahnya itu tetap saja tidak dapat memperlihatkan wajahnya sedikit pun, Helena He mengetahui bahwa dia akan pergi, Helena He pun segera membungkukkan tubuhnya, dan berkata, "Terima kasih."

Wanita itu memang benar-benar mau pergi, dia berjalan perlahan, saat melewati tubuh Helena He, dia tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, dan bertanya, " Kamu adalah menantu Albert?"

Suara yang begitu halus, sama sekali tidak seperti fisiknya yang terlihat sangat dingin, Helena He merasa sangat terkejut, dan berkata dengan bodohnya, "Ternyata kamu tidak bisu......"

Perkataannya ini keluar dari mulutnya, dia terkejut karena ini terlalu tidak sopan, orang lain mungkin saja hanya tidak ingin berbicara, bagaimana bisa dia mengatakan orang lain bisu!

"Eng, iya." Helena He mengganggukkan kepala.

"Pertemuan pertama kali, ini untukmu." Wanita itu tiba-tiba melepaskan gelang yang ada di pergelangan tangannya, dan meletakkannya ke tangan Helena He, tanpa menunggu reaksi dari Helena He, wanita itu pergi meninggalkannya, bayangannya hilang di tengah-tengah kegelapan malam.....

Helena He seperti orang kayu yang terdiam lama disana, tangannya yang satu menggenggam gelang yang baru saja diberikan oleh wanita itu, otaknya berputar lama, dan akhirnya dia baru sadar, dia menundukkan kepala menatap gelang yang ada di tangannya, dia berteriak dengan nada penuh keterkrjutan, "Tidak, kenapa memberiku hadiah....."

Helena He mengangkat gelang itu, dan mengarahkannya pada cahaya lalu memutarnya beberapa putaran, warna yang sangat cantik, pengerjaannya juga sangatlah teliti, dapat dilihat harganya bukanlah murah, hanya saja sangatlah aneh, pertemuan pertama, kenapa harus memberi barang kepada orang asing?

Jangan-jangan ini adalah kebiasaan wanita itu?

Tidak mungkin, tidak mungkin. Helena He menggelengkan kepala, siapa yang memiliki banyak uang seperti itu. Gelang ini dipakai di pergelangan tangannya, akan tetapi bertemu dengannya hanyalah pemikiran sesaat.

Pemikiran sesaat? Helena He mengerutkan dahinya dan berkata pada dirinya sendiri, "Pemikiran sesaat, memberikan gelang pada menantu Albert, apa maksudnya? Jangan-jangan karena hubungannya dengan ayah mertua bukan hubungan biasa? Jangan-janga......"

Kedua mata Helena He membulat, seketika dia mengejarnya, saat berlari hingga pintu dia bertanya pada pembantu yang bermalam dengan penuh kepanikan, "Mana wanita yang baru saja?"

"Sudah pergi....."

"Sudah pergi?" Helena He segera berlari keluar, kemudian mencari-cari di jalanan yang gelap, dan menghentakkan kakinya penuh kekesalan!

"Nyonya, ada apa?" Pembantu bertanya dengan penuh kebimbangan.

"Dia pergi ke arah mana?"

"Aku tidak memperhatikannya....."

"Kamu!" Helena He tidak dapat berkata apa-apa, dia pun memijat dahinya, dan memakinya, "Kamu begitu bodoh!"

Helena He memutar tubuhnya dengan penuh kekesalan dan masuk ke dalam, pembantu melihat bayangannya yang begitu emosi, mulai mencibir, "Mana ada aku bodoh....."

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu