Someday Unexpected Love - Bab 112 Cinta Dapat Menghancurkan Segalanya (2)

Karena terlalu peduli tidak bisa melepaskannya, tetapi Dennil tidak pernah memikirkannya. Sama seperti Helena yang karena terlalu peduli, menggunakan cara yang sama untuk membalas. Dennil hanya memikirkan perasaannya, tetapi mengabaikan perasaan Helena.

Helena menggigit giginya dan membungkus kasa dengan obat. Melihat darah yang mengucur dari telapak tangannya, hatinya seperti tersayat. Dia tidak pernah membiarkan seorang pun menyakiti Dennil, jika Dennil menyakitinya tak apa. Bahkan jika iblis jahat itu benar-benar adalah ibunya sendiri, dia pasti tidak memiliki keraguan untuk melawannya!

Dennil menggunakan sudut matanya melirik Helena yang jongkok di hadapannya. Melihat ekspresi khawatir Helena, hatinya semakin sakit. Sebenarnya jika hanya ada Helena di sampingnya, semuanya tidak penting lagi.

Selama proses membalut, keduanya tidak mengatakan sepatah kata pun, jelas hanya satu langkah lagi, tetapi bagaimana bisa lebih.

Di tengah malam, Dennil tertidur, nafasnya bahkan terdengar di telinganya, tetapi Helena tidak bisa tertidur, di dalam hatinya terisi penuh dengan hal-hal berat. Membolak-balikkan badan, bahkan meskipun dia tidur di sampingnya, tapi dia tidak memiliki keberanian untuk menatapnya....

Berbalik badan, di dalam kegelapan dia meraba-raba tangan Dennil yang terluka, gerakan yang sangat ringan dan lembut, karena takut membangunkannya.

Meskipun dia sudah sangat berhati-hati, Dennil masih tetap sensitif dan terbangun, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, karena Helena menggenggam tangannya di dadanya.

Dennil tidak tahu apa yang akan Helena lakukan, tetapi dia bisa merasakan dengan jelas bahwa detak jantungnya sangat cepat. Helena dengan hati-hati menggenggam tangannya erat dengan kedua tangan, seperti melindungi harta yang berharga, jari-jari lembut membelai. Setetes benda yang hangat jatuh, dia tertegun selama beberapa detik sebelum dia menyadari bahwa itu adalah air mata Helena.

Dennil tertegun sesaat, dan bagian yang kaku mulai meleleh perlahan. Di larut malam seperti ini Helena diam-diam menggenggam tangannya dan menangis? Bahkan orang yang keras seperti batu pun pasti juga akan tersentuh. Air matanya menunjukkan, Dennil sangat berarti di dalam hati Helena.

Helena begitu tenggelam dalam kesedihan sehingga dia tidak bisa menahan diri. Dia berpikir jika suatu hari Dennil tahu bahwa ibu kandungnya bukan Sinta Dou, dia akan sedih seperti apa? Segala kekecewaan dan sakit hati Dennil hari ini terlihat sangat jelas olehnya, Helena tidak akan jauh lebih baik olehnya, tetapi dia, sepertinya tidak akan paham....

Bibir yang hangat bergerak ke telapak tangannya, semakin dia mencium dia semakin sedih. Air mata jatuh satu per satu di tangannya. Jari-jari Dennil bergerak, tapi dia tidak menyadari, dan terus berbisik. Dennil benar-benar tidak bisa menahannya, berbalik badan, menatap wajahnya yang dipenuhi oleh air mata, bertanya: Mengapa kamu menangis?

Helena dibuatnya terkejut oleh gerakan yang tiba-tiba, tidak terduga dia sudah terbangun, kamu...kamu.... sedikit ada kebingungan di dirinya.

Khawatir tentang aku kah? Dia melanjutkan bertanya.

Helan menggigit bibir bawahnya dan memutar kepalanya ke kiri, mengingatkan dan tersedak: Perhatikan tanganmu.

Dennil menghadap wanita yang sedih untuknya, tidak bisa lagi tahan dengan hati yang mencintainya. Dia melepas semua pertahanan hati, membungkuk dan mencium bibirnya, sambil mencium dan bersumpah: Helena, aku benar-benar disiksa olehmu....

Dia sempat tertegun, di detik berikutnya mengulurkan tangannya untuk mengaitkan ke leher Dennil, menanggapi ciumannya sambil menangis mengeluarkan tekanan di hatinya.

Beberapa hari ini, keduanya jelas tidur seranjang, tapi hati mereka seperti dipisahkan oleh jarak yang jauh. Helena merindukan pelukannya, ciuman darinya, dan ingin dia yang seperti dulu, kembali ke hari sebelum Michelle datang.

Hati Dennil terbangun oleh tangisan hati Helena. Semua perasaanya meledak dalam satu waktu. Dennil mencium dengan gila ingin menghisapnya sampai ke dalam darah.

Helena, tahukah kamu, betapa kamu membuatku merasa sedih ...

Kamu bukan lagi orang yang seperti dulu, perkataanmu membuatku tidur dalam kemarahan, aku benar-benar merasa hampir gila!

Ingatkan aku, aku mencintaimu, katakan malam ini sekali saja, tidak perlu mengatakannya di masa depan....

Dennil menyampaikan satu kata demi satu kata ke telinga Helena, dia menganggukkan kepala dengan air mata yang hangat: Ya, aku mendengar dengan jelas, aku sudah jelas.

Helena kita tidak boleh bertengkar lagi, oke? Kamu abaikan aku, itu lebih menyakitkan daripada kamu menusuk menggunakan pisau!

Baik, Dennil kamu juga harus ingat, setiap kali kamu merasa sakit hati, aku tidak akan menjadi orang yang bahagia.

Kedua tangan Helena mengusap bahu Dennil, air matanya tidak berhenti menetes. Dia berpikir, dia benar-benar tidak bisa meninggalkan Dennil. Seumur hidupnya dia tidak bisa memandang gampang perasaan, hidupnya tidak boleh melakukan, pria di dalam kehidupannya juga tidak boleh melakukan....

Dennil berbaring, menunggu hatinya meluapkan emosinya. Dia sedang menunggu sampai hampir tertidur, dan telinganya masih bisa mendenga dia menangis. Jadi dia berpikir, tolong ditahan, sesulit apapun untuk ditahan, di waktu seperti ini juga harus ditahan....

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu