Someday Unexpected Love - Bab 57 Kebahagiaan Yang Diharapkan (1)

Beberapa saat kemudian, dia berdiri dan berjalan di depan hadapannya, berkata: “Kamu berdiri.”

“Mau ngapain?”, dia mengangkat kepala, dengan wajah yang sedih menatapnya.

“Bawa kamu pergi makan, emang mau pergi ngapain lagi!”

Helena He barusan ingin menolaknya, dia langsung bergegas menarik tangan menuju keluar, takutnya kalau meronta bisa diketahuaan oleh orang-orang bawah, jadi mau gak mau hanya bisa membiarkan dia menggandengkan tangannya turun kebawah.

“Pergi ngapain?”

Sinta Dou dengan wajah yang datar dan tegas menanyakan.

“Bawa dia pergi makan.”

“Heng”, Nyonya Du hanyalah tertawa dingin: “Makanan dirumah bisa meracunkannya kah? Setiap hari berpura-pura kasihan untuk kasih siapa lihat?”

Helena He menutup mata, seusaha mungkin menekan hati yang buntuh itu kembali, Dennil Du menoleh kepala dan sekilas melirik Ibunya, tersenyum berkata: “Jelas kasih lihat padaku dong, aku sakit hati melihatnya.”

“Kamu…”, Sinta Dou dengan sebelnya langsung melempar sumpit kebawah: “Kamu taruh dia di atas kepala! Suatu saat kamu bakalan bisa rugi!”

“Terima kasih atas peringatan Ibu, Tapi aku tidak bakalan masuk ke hati…”

Kedua orang keluar dari rumah, Helena He menghela napas, berkata: “Kamu bisa gak jangan di depan hadapanku bertengkar dengan Ibumu?”

“Kenapa?”

“Dia bakalan merasa aku yang mengasung kamu, menantu seperti aku masih belum cukup menyedihkan kah?”

“Emang tidak didepan hadapanmu, dia bakalan tidak bisa berkira begitu kah?”

……

Dennil Du mengendarai mobil hingga sampai di restoran Jumbo kesukaannya, tapi menghadapi menu makanan yang lezat itu, dia malahan tiada rasa gembira yang sebelumnya, rasanya agak sedikit beda, rasa penarikan juga ikut menurun.

“Sayang, makanan yang kupesan ini semua tidak sesuai dengan seleramu?”

Helena He mengangguk kepala.

Ketika hidangan telah diantar masuk, dia berkata: “Sayang, mau gak kita minum satu gelas?”

Helena mengangguk kepala lagi.

Ketika bir diantar masuk, dia berkata lagi: “Sayang, minumlah.”

Kali ini dia tidak lagi mengangguk kepala, malahan sudah tidak bisa bertahan lagi, langsung berteriak kearah: “Boleh gak kamu jangan memanggilku sayang lagi?!”

Wajah Dennil Du yang tampang itu tiba-tiba terbengong, dengan bingungnya bertanya: “Kenapa? Tidak senang?”

“Yah, aku tidak senang! Kamu memanggilku sayang, membuatku sangat tidak senang!”

Helena He bertatapan dingin kearahnya, tapi sayangnya dia tidak melihat ekspresinya saat ini.

“Aku bukannya pertama kali memanggilmu demikian, kenapa sekarang kamu baru bilang tidak senang?”

“Sekarang baru bilang kah?”, dari awal dia sudah tidak setuju dia memanggilnya demikian, sekarang siapa yang berkerasan kepala, kiri memanggil sayang, kanan memanggil sayang?!

Hampir tidak berpikir lagi, Dennil Du berceplosan mengatakan: “Dipersulit dengan keluarga aku.”

Dia menggeleng-geleng kepalanya, dengan sangat serius beritahu padanya: “Bagi aku itu hal yang memalukan, kamu memanggik aku sayang, tapi aku bukan sayangnya kamu.”

Dennil Du terbengong sebentar, sekejap mengerti apa yang maksud dia, dia terdiam beberapa saat, berkata: “Baiklah, lain kali aku bakalan perhatikan.”

Helena He hanya tertawa mengejek dirinya sendiri, dia kira dia mengerti, padahal dia sama sekali tidak mengerti.

Keluar dari restoran, sangat tidak pas sekali bertemuan dengan seseorang, ketika Helena He melihat dia, seluruh kulit kepala seketika langsung berinding.

“Helena, kebetulan kali.”

Tony Lou dengan senyum berjalan didepan hadapannya, ketika melihat Dennil Du disampingnya, tatapan mata bermunculan sedikit rumit kemudian dengan cepat menghilang.

“Dia suami kamu?”

Helena He mengangguk kepala, dengan pelan berkata: “Yah.”

Dennil Du sedang dengan ragunya melihat lelaki dihadapannya, wajah ekspresi

Ekspresi sinis, kedua adalah wajah yang tampang, paling penting tidak sudah dilihat, kalau dia ada perasaan khusus pada Helena.

“Helena, siapa ini? tidak memperkenalkannya dahulu?”

Dia mengalih tatapan kearah Helena He, tiba-tiba melihat seorang lelaki datang kemari mencari istri dia, apalagi adalah lelaki yang tampang, hati dia seketika merasa tidak nyaman.

Helena He menunduk kepala, tidak tahu mau bagaimana memperkenalkan Tony Lou lebih baik? Tetangga, Kakak, Teman, Sahabat, atau cinta pertama….

Ketika dia masih sangat sulit berpikir, Tony Lou duluan berbuka mulut: “Dia teman kecilku.” Selesai berbicara, dia hanya tersenyum, terus dengan asyiknya meledeki: “Hanya bercanda.“

“Hai, namaku Tony Lou.” Dia mengelurkan tangan, dengan tenang bertatapan dengan Dennil Du.

Tony Lou? Jangan-jangan tony yang dibicarakan pada mitos itu? Dennil Du melirik Helena He yang saat ini sedang cemas, dengan acuh tak acuhnya mengulurkan tangan: “Hai, Dennil Du.”

Hatinya yang awalnya tidak nyaman, jadi semakin parah, apalagi setelah mendengar lelaki itu memperkenalkan namanya.

Helena He menarik tangan Tony Lou, terus berbisik beberapa kata, kemudian dia tersenyum dan pergi.

Saat perjalanan pulang, Ekspresi Dennil Du sangat mengerikan, dia tidak berkata apapun, hanya konsentrasi mengendarai mobil, Helena He menatapnya terus, baru dengan bingungnya bertanya: “Kamu kenapa? Sepertinya tidak senang?”

“Ya, aku tidak senang, sama dengan kamu, sangat-sangat tidak senang.”

Helena He mendengar jawabannya, hatinya sangat gembira, kiranya dia cemburu, tapi kata selanjutnya membuat hatinya awalnya berapi-api sekejap menjadi dingin.”

“Malam itu kamu bilang, kalau kamu tidak punya cinta pertama bukan? Jadi barusan lelaki tadi itu siapa?”

“Ini penting kah?”, dia dengan dingin bertanya.

“Mungkin tidak penting bagi aku, tapi kamu seharusnya tidak berbohong padaku, waktu itu kita lagi bermain permaian truth and dare, jika sudah main seharusnya menaati aturan permainan.”

“He..” Dia tertawa dingin, tiba-tiba merasa hatinya disumbat dengan ribuan batu, menekan dia hingga sesak napas.

“Kalau kamu merasa terugikan, kamu berhenti mobil di depan bar itu, aku minum 10 gelas membalasmu saja?”

“Tidak perlu.”

Dennil Du dengan acuh tak acuh menolaknya, sepasang matanya semakin dingin, hampir bisa membekukan seseorang.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu