Someday Unexpected Love - Bab 175 Perjanjian (2)

Selama kita berpegang teguh pada itu, semua akan ada jalan...

Dennil Du mendengar dia bertanya tentang ayahnya, matanya menjadi redup :

"Mungkin karena Ayah tidak percaya apa yang kukatakan kepadanya bahwa Dudu adalah anakku, saat dia kembali dari rumah sakit, kesehatannya menjadi tidak stabil, pada saat kamu menelfonku kamu pergi perjalanan bisnis, pagi hari setelahnya ia sudah tiada, tidak meninggalkan sepatah kata apapun, bahkan aku tidak bisa melihatnya untuk terakhir kali."

Helena bingung dan bergumam : "Bagaimana bisa ia meninggal tiba-tiba? Apa mungkin dibunuh orang?"

Dennil Du menatapnya dengan keheranan, dan diam untuk waktu yang lama baru berkata : "Apa kamu terlalu banyak menonton film misteri?"

"Sekalipun peluang terjadinya hal itu kecil, tapi tetap ada kemungkinan untuk terjadi."

"Kalau begitu katakan padaku, bagaimana caranya bisa membunuh orang?"

"Tidak mudah menyelamatkan orang, apakah sulit untuk menyakiti orang?! contohnya memasukkan obat, mencekik, membekapnya ..."

"Semua yang kamu katakan tidak mungkin, karena papaku tidak memiliki bekas luka apapun ditubuhnya, dan aku sudah meminta dokter untuk memeriksanya, dan didalam perutnya tidak ada cairan yang berbahaya, jadi..."

"Tunggu sebentar." Helena memotong pembicaraannya : "Kamu mengatakan bahwa kamu meminta dokter untuk memeriksa? Kenapa kamu mau memeriksanya? Apa kamu juga curiga bahwa Ayah meninggal dengan tidak wajar?"

Dennil Du memberinya pandangan yang penuh arti: "Kamu tidak perlu menjadi begitu sensitif dan mendengar omongan orang, aku tidak curiga kematian Ayah tidak wajar, aku hanya ingin memastikan Ayah meninggal secara wajar."

"Tidak ada luka apapun dan tidak ada bukti diracuni orang, apa Ayah benar-benar terangsang karena Dudu?"

"Hasil tes akhir dari dokter mengatakan bahwa ia disebabkan oleh rangsangan dan depresi berlebihan."

Helena menghela nafas, sepertinya penyebab kematian ayah mertuanya tidak ada masalah, tetapi anaknya, memang dibunuh oleh seseorang ...

"Benar, Ayah meninggal tiba-tiba di malam hari. Bagaimana dengan Ibu?"

Helena dengan penuh waspada.

"Membawa-bawanya membuatku marah." Dennil Du mengerutkan kening.

"Apa yang terjadi?"

"Dia bermain mahjong sepanjang malam! Jika bukan karena pelayan ingin memandikan papa pada pagi hari, tidak tahu kapan akan ketahuan."

"Bermain mahjong semalaman?" Helena tidak habis pikir : "Bagaimana bisa begitu kebetulan, kamu yakin dia pergi bermain Mahjong?"

Dennil Du bertanya padanya dengan bingung: "Mengapa, apakah ada masalah?"

"Oh ... tidak ... tidak ada masalah, aku hanya asal berbicara saja, tapi Ibu juga keterlaluan,Ayah baru saja meninggal, dia masih pergi bermain mahjong!"

Dia marah, dan Dennil Du mengoreksi: "Ia bukan bermain mahjong setelah kematiannya, tapi dimalam kematiannya."

Helena mengangguk, tetapi bersumpah dalam hatinya, dia harus mencari tahu jelas apakah wanita iblis itu benar-benar bermain mahjong sepanjang malam itu!

Mobil sampai ke depan pintu rumah Helena, ia menemaninya mengambil kopernya, Yulia Yang melihat anaknya dan menantunya datang, tampak sangat senang, ia membantu Helena merapikan barang-barangnya, sembari mengatakan : "Nanti setelah ini harus sering datang menjengukku, itu ayahmu si tukang judi tidak tahu apa dia telah meninggal diluar sana, sudah lama ia tidak pulang, dan adikmu, dengar-dengar ia pergi mencari Tony, ia juga tidak menghubungiku, aku seharian sangat khawatir sampai tidak bisa makan dan tidak bisa tidur, benar-benar sedikit saja tidak bisa membuatku tenang!"

"Bu, sudah jangan mengoceh, jika mereka tidak ingin pulang, kamu mengoceh sampai mulutmu berbusa apa gunanya?"

"Aku hanya merasa kesepian, meskipun rumah ini tidak besar, aku selalu merasa hampa tinggal sendirian."

"Hei, kenapa kamu tidak pindah ke rumah Du bersamaku?" Usul Helena.

Dennil Du setuju: "Ide yang bagus, bagaimanapun, rumah kami punya banyak kamar, ketika aku membawa Ayah kembali, aku akan membelikanmu rumah besar dan kamu bisa pindah kesana."

Yulia Yang menggaruk kepalanya dengan ragu-ragu: "Boleh?"

"Tentu saja boleh!"

"Baik kalau begitu...." Dia tersenyum dan setuju : "Aku rapikan dulu koperku."

"baik!"

Setelah Ibu Yang meninggalkan kamar Helena, Dennil Du bercanda: "Sepertinya aku telah menyadari suatu rahasia?"

"Rahasia apa?" Helena bertanya dengan sensitif.

Karena dia tahu terlalu banyak rahasia, jadi sekarang mendengar rahasia, bahkan hatinya seperti mati.

"Aku menyadari bahwa hubungan kamu dengan Ibumu tampaknya jauh lebih baik?"

.. Capedeh, ini saja disebut rahasia, benar-benar seperti anak yang tidak pernah mendengar rahasia yang sebenarnya.

"Iya, itu hasil dari jerih payahmu, semenjak kamu menyelamatkannya saat itu, ia telah sepenuhnya menyadari kesalahannya sendiri, dan ia telah menyadari kesalahannya padaku, semuanya telah disadarinya!"

"Ternyata begitu, lalu bagaimana kamu akan membalasku?"

Dennil Du sengaja membuat segalanya menjadi sulit, dan Helena berpikir sejenak : "Aku traktir kamu makan."

"Makan? Apa makan saja aku perlu ditraktir?"

"Kalau begitu traktir kamu nonton."

"Nonton film? kamu pikir aku anak kemarin sore, masih tertarik menonton?"

"Yasudah, kamu yang menentukan maumu apa?" Helena memutar matanya dengan tidak mood.'

"Mari bersikap realistis."

"Realistis bagaimana?"

"Cium aku." Dia dengan terus terang, menyodorkan sebelah pipi wajah tampannya di depannya.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu