Someday Unexpected Love - BAB 136 Bayangan Hitam Didalam Tempat Larangan Keluarga Du (1)

Masuk keruang tamu, Dennil Du tanpa ekspresi apapun berkata: “Mina, siapin makan malam untuk nyonya muda.

Baik, tuan muda.

Marsha Du dengan marah membanting sumpit keatas meja, kakak, kamu buat apa begitu memanjakan dia? Memangnya makanan yang kita makan tidak bisa masuk ke mulut dia?

Helena segera menjelaskan: Marsha kamu jangan salah paham, aku hanya takut tidak tahan muntah, pengaruh nafsu makan kamu.

Sudahlah, kamu adalah manja berlebihan!

Wajah Dennil Du langsung murung: kamu tidak manja berlebihan? Kamu tidak manja berlebihan, waktu itu kamu mengikuti lomba tarian sekolah, mengapa menyuruh aku mengutus orang mengirim satu mobil karangan bunga untuk kamu?

Helena diam-diam mendengar dan berkata: itu bukan manja, itu adalah suka kemegahan dan keharuman……

Dibilang diam-diam berkata, Marsha Du tetap saja mendengarnya, dia malu hingga marah mengulurkan tangan ingin mendorong Helena, segera ditahan oleh Dennil Du: kamu berkelakuan baik sedikit, jika melukai anak didalam kandungan kakak ipar kamu, jangan menyalahkan aku tidak sungkan terhadap kamu!

Marsha Du marah hingga matanya merah, sifat nona manja sekali datang, berteriak: terluka baguslah, orang yang menyebalkan seperti dia ini, anak yang dilahirkan juga pasti akan sama seperti dia sangat menyebalkan!

Helena menghela nafas, membalikkan kepala berkata kepada Dennil Du: Aku naik kelantai atas saja, anak kita saat ini pasti sangat sedih, ada seorang bibi yang begitu membenci dia……

Ayolah. Dennil Du menahan pundaknya dia, kepala juga tidak menoleh sama sekali kemudian berjalan menuju arah tangga.

Setelah naik kelantai atas, Helena masuk kedalam kamar mandi mencuci lumpur yang ditangannya, lumpur didalam kuku tidak bisa dicuci, dia dengan sekuat tenaga menggali, Dennil Du melihat dia sangat lama tidak keluar, bersandar disamping pintu berkata: Kenapa cuci begitu lama?

Aku cuci tangan saja kamu juga mau mengurus. Dengan dia tidak ada yang perlu marah.

Bukan, Mina sudah membawa makanannya kemari, aku takut dingin dan kamu makan kedalam perut akan tidak nyaman.

Tetapi tangan aku masih belum cuci bersih.

Sini, aku bantu kamu.

Dennil Du memegang tangan dia yang putih halus, menaruh di depan air kran untuk mencuci sekali, mencucikan lumpur yang bersembunyi didalam kukunya memakai sikat gigi gosok beberapa kali, menepuk-nepuk tangan: sudah bisa, ini bukannya sudah bersih.

Itu adalah sikat gigi kamu? Helena membuka mata dengan besar.

Tidak masalah, ganti satu batang sudah bisa.

Dia menarik tangan dia masuk kedalam kamar, menunjuk diatas meja ada dua sayur satu sup satu mangkuk nasi putih yang mewah, memesan berkata: demi aku harus menghabiskan mereka semua.

Helena ketawa pahit: Aku sore hari baru saja makan cemilan, ini tidak kebanyakan?

Tidak banyak, cepatan kemari makan, aku mengawasi kamu.

Dennil Du membawa dia duduk keatas sofa, dia menerima nasi putih, memakan sesuap, mengangkat kepala melihat dia sebentar, sangat tidak enak hati berkata: kamu melihat aku begini, aku tidak bisa makan……

Baiklah kalau begitu, aku masuk mandi, saat tunggu aku keluar, harus melihat beberapa makanan ini dihabiskan dan dibersihkan semua.

Helena mengangguk-angguk kepala, melambai-lambai tangan: Iya, pergi sana, pergi sana.

Tunggu Dennil Du pergi, dia sembarangan memakan beberapa suap, meminum sup setengah mangkuk, kemudian yang lain semuanya membawa keluar dan membuang ke tong sampah dengan sangat bersih.

Makanan oh makanan, jangan menyalahkan aku terlalu kejam, aku benar-benar tidak tega menelan kalian kedalam perut……

Dia memandang makanan yang dibuang, sangat merasa bersalah merapatkan dua tangan berkata, dengan sangat cepat balik kamar, menumpukkan piring menjadi satu, berbaring diatas sofa menunggu Dennil Du keluar.

Pintu kamar mandi terbuka, dia membalik badan: Suami, aku sangat kekenyangan……

Mata Dennil Du melirik piring yang kosong, membalik badan jalan keluar pintu, Helena dengan cepat lompat dari atas sofa, menarik dia: kamu mau melakukan apa?

Aku periksa sebentar apakah ada orang yang membuang-buang makanan…… dia menunjuk-nunjuk tempat sampah yang dibelokan tangga.

Tidak ada, sama sekali tidak ada!

Helena dengan cepat memeluk pinggang dia, menyandarkan mukanya kebelakang punggung dia.

Kamu lepaskan, kamu peluk aku untuk apa? Aku hanya saja ingin pergi lihat sebentar.

Dennil Du ingin melepaskan tangan dia, mengapa dia sepuluh jari memegang sangat erat menjadi satu, mau lepas juga tidak bisa terlepas.

Ada apa yang perlu dilihatkan, kamu sudah selesai mandi, mau lihat juga aku yang lihat, sampah itu tidak ada apa yang perlu dilihat……

Helena, kamu menjelaskan dengan jujur, kamu sudah membuang semua makanan kan?

Melihat dia bersikeras tidak mau melepaskan tangan, Dennil Du sangat pasti tebakan dia tidak akan salah.

Tidak ada, suami, cepatan masuk, pakai sedikit begini, jangan kedinginan……

Helena memutar kedepan dia, ganti memeluk leher dia, ingin memakai kecantikan untuk menggoda dia.

Kamu menahan aku begini, sangat membuat orang curiga…… Dennil Du mengerutkan kening: aku pasti harus pergi memastikan tebakan aku sebentar.

Badan dia menghindari, akhirnya terhindar dari tahanan dia, Helena disaat kondisi mendesak menimbulkan ide, berteriak kencang: jangan bergerak!

Tiba-tiba dteriakin begini, langkah Dennil Du berhenti, dengan ragu-ragu membalikkan kepala mengamat-amati dia, tidak tahu dia ingin main muslihat apa lagi.

Suamikuuu……

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu