Perjalanan Selingkuh - Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih

Saat mendengar Moli menikah, mata Darius berlinangan air mata: “Nak, ketika kamu di kapal pesiar terjadi sebuah kecelakaan, setelah tenggelam ke laut, dibawa oleh ombak, kami mencarimu beberapa hari tapi tidak menemukanmu, dan mengira kamu……”

Ami juga menangis, ketika dia melihat Moli menangis.

Aku menyaksikan pengakuan, dan diam-diam mundur dari ruang tamu.

Aku juga turut senang untuk Moli, dia akhirnya menemukan keluarganya, dan juga masa lalunya.

Dan dengan latar belakang keluarga seperti keluarga Darius, Moli dan Ami pasti tidak akan mengalami kesusahan.

Aku berjalan santai di halaman, dengan segera melihat beberapa mobil masuk.

Ada Steven dan Justin, terakhir ada seorang wanita paruh baya, setelah memarkirkan mobil langsung naik keatas.

Wanita paruh baya ini setelah melihat Justin, bertanya: “Sebenarnya apa yang terjadi, ayah kalian memanggil kalian kembali?”

Justin menggelengkan kepalanya dan tampak bingung, “Aku tidak tahu.”

Lalu dia menengadahkan menatap Steven, yang sudah melangkah masuk ke vila.

“Kali ini ketemu denganmu nurut sedikit, jangan membuatnya marah lagi.” wanita paruh baya ini berbisik memberikan saran di telinga Justin.

Justin menjawah: “Ya sudah tahu——”

“Kamu ini kenapa tidak bisa dibilangi ya, ayahmu itu awalnya sudah memilih Steven, kalau kamu masih saja membuatnya marah……”

Wajah Justin acuh tak acuh, matanya berkedip, dan seolah dia tidak peduli sama sekali.

Tiba-tiba, dia menatapku, tepat bertatapan mata denganku, lalu dia menyeringai, dengan kakinya yang panjang datang melewati ku.

“Kamu——”

Wanita paruh baya ini memandangi Justin, dan juga melihatku.

Aku merasa sedikit malu, sepertinya aku mendengar masalah keluarga orang lain.

Wanita ini seharusnya ibu Justin, yang juga ibu angkat Steven, waktu itu ketika ibu Steven meninggal, dia membawa anaknya untuk menjadi nyonya di rumah keluarga Darius, dia adalah nyonya Jingga.

Dan yang paling penting adalah, aku dengan wanita ini pernah bertemu, yaitu di jamuan pertunangan Steven, dia bercanda padaku mengatakan Ami yang orang kampung.

“Kenapa kamu ada disini?” Wanita itu menatapku, suaranya menajam, dan matanya menatapku dengan buruk.

“Aku datang bertamu.” Aku tersenyum tipis padanya.

Dan Justin menatapku sambil tersenyum: “Kemarin kamu melakukan pekerjaan yang bagus.”

“Justin, kamu kenal wanita ini?”Jingga mengerutkan kening melihat Justin.

“Kita teman.” Justin menoleh menjawab Jingga.

“Siapa temanmu?” aku memutarkan mataku, Justin ini, meskipun aku jarang berurusan dengannya, pasti dia sangat kasihan.

“Tujuan kami berdua sekarang sama, tentu saja teman.” Justin tersenyum, nada bicaranya sombong.

Tujuan sama?

Aku menyipitkan mata dan meliriknya lalu berkata, “Kamu tidak ingin Steven menikah dengan keluarga Demina?”

Justin mengangkat bahu, tidak menolak.

Jingga yang berdiri disamping khawatir, dia menyuruh Justin: “Kalian masuklah! Kalau tidak ayahmu akan marah padamu lagi.”

Justin mengulurkan tangannya melambaikan padaku, lalu mengikuti Jingga masuk menuju vila.

Keluarga Darius dan keluarga Demina, keduanya adalah keluarga besar, dan Sunni adalah satu-satunya penerus keluarga Demina, kedua keluarga menjalin tali pernikahan, ini pasti akan menjadi lebih kuat lagi, dan ini bagi Justin pasti memiliki dampak besar, Justin dan Jason adalah sepupu, keluarga Jason pasti bukan keluarga kaya raya, dulu di kota Jakarta, orang tua Jason hanya seorang guru.

Meskipun dari keluarga kecil, tapi kalau dibandingkan diantara keluarga Darius dan Demina akan lebih tidak dipandang lagi.

Aku jalan santai diluar, ketemu dengan pengurus rumah yang mencariku, nada bicaranya lebih sopan dari sebelumnya: “Nona Linda, Presdir kami ingin bertemu dengan anda.”

Aku mengangguk: “Boleh!”

Setelah aku memasuki ruang tamu, aku melihat situasi yang aneh, wajah Justin tampak acuh tak acuh, Jingga yang memiliki senyum palsu di wajahnya, tapi dilihat lebih teliti senyumnya tidak alami, bahkan sedikit panik.

Steven dan Darius mengelilingi Moli, hubungan mereka tampak sangat akrab.

Darius berdiri, melihat kearah ku, tiba-tiba memberi hormat membungkuk padaku.

Aku terkejut: “Anda——”

“Nona Linda, aku berterima kasih karena telah membantu Sonya saat dia sedih, dan, kalau bukan kamu yang membawa Ami kemari, mungkin aku sampai matipun juga tidak akan bisa menemukan putriku.”

“Anda berdiri dulu, aku berteman dengan Moli, sudah seharusnya membantunya.”

Steven menatapku dengan penuh terima kasih dan berkata, “Terima kasih!”

Moli sudah berhenti menangis, matanya berkaca-kaca, masih bisa kelihatan dia baru saja menangis, dia berkata sambil tersenyum padaku: “Sudah seharusnya berterima kasih, kalau bukan kamu, mungkin aku sampai sekarang masih tidak bisa menemukan keluargaku.”

Darius mengeluarkan selembar cek kosong, dan menyerahkan padaku: “Ini ucapan terima kasih untukmu, angkanya terserah kamu tulis saja.”

“Aku benar tidak membutuhkannya.”

Hadiah terima kasih ini, aku tidak bisa menerimanya, aku membawa Ami kemarin, awalnya hanya untuk datang berakting, siapa sangka bisa menjadi seperti ini.

Waktu itu kepalaku pusing, aku ingin menghentikan pertunangan Steven, tapi pria tua itu, pernah membuatku marah melarangku membawa Ami, tapi sekarang karena melihat putrinya, emosinya sudah reda.

Dan, yang ku inginkan bukan uang.

Jingga yang berada disamping, tersenyum: “Darius, kamu benar tidak mengerti pemikiran anak-anak.”

Darius menoleh kesamping melihatnya.

Jingga menutupi mulutnya dan tersenyum lembut. “Dia menyukai Steven, dia ingin bersama Steven, kenapa tidak, dia sangat cantik?”

Perkataan dia, selesai dikatakan, membuat Darius mengerutkan kening dan berkata: “Sembarangan, pernikahan kedua keluarga, apa itu mainan anak kecil?”

“Terus bagaimana, gantikan dengan Justin, Justin kita juga tidak buruk, keluarga Demina pasti juga puas.”selesai Jingga mengatakannya dia ditarik keluar oleh Justin.

Karena ikut campur Jingga, suasana tiba-tiba menjadi canggung.

Aku tidak tahan tidak melihat Steven, aku ingin melihat sesuatu dari wajahnya.

Ini membuatku kecewa, wajahnya tidak ada ekspresi, seolah apa yang dibahas tidak ada hubungannya dengan dia.

“Waktu itu awalnya pernikahan Sunni dengan Steven ditentukan oleh ibu Steven, sekarang kenapa menolaknya? Masalah ini berakhir sampai disini!”

Setelah itu, Darius menatapku dan berkata, “Nona Linda, selama tidak melanggar moral, kamu dapat mengajukan permintaan pada keluargaku.”

Aku merenung sejenak dan menengadah menatapnya: “Hanya janji anda seorang, atau, ini sebuah permintaan, aku bisa memintanya pada siapapun pada anggota keluarga anda?”

Darius melirik Steven dan Justin: “Aku bisa melibatkan kedua putraku.”

“Bagus, permintaan ini di pending dulu, tunggu setelah aku memikirkannya, akan kukatakan.”lalu, aku menatap Steven.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu