Perjalanan Selingkuh - Bab 281 Tumbuh
“Sudah, kita kembali saja! sekarang yang terpenting adalah meningkatkan kemampuan dirimu terlebih dahulu, wanita hanya bisa mengandalkan diri sendiri.”
Setelah mengatakannya, Weni berbalik dan melangkah pergi.
Wanita hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri, ucapan ini menggema cukup lama di telingaku.
Benar! Kepercayaan diri darimana yang membuatku percaya Steven bisa kuandalkan seumur hidupku?
Meskipun ucapan Weni begitu tidak berperasaan, namun ucapan ini bagaikan air dingin yang membangunkanku dari mabuk cinta yang sedang kualami.
Aku sudah bukan gadis berusia 17 tahun lagi, sudah waktunya aku memikirkan diriku.
Kalau aku terus mengandalkan Steven, kalau suatu hari aku sudah tidak bisa mengandalkannya lagi bagaimana?
Apakah aku ditakdirkan menjadi seorang wanita yang tidak bisa lepas dari jerat pria?
Tidak… bukan ini yang ku inginkan.
Disaat ini, tiba-tiba sebuah tekad membulat dalam hatiku, membuatku tidak lagi fokus pada wanita asing yang muncul di sisi Steven lagi.
Setelah aku kembali ke kantor, aku langsung bekerja disisi Weni dengan serius.
Sampai pulang kerja sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun lagi.
Setelah pulang kerja, Steven tetap tidak pulang, pada malam harinya baru mengirimkan pesan kalau dia tinggal di sebuah apartemen yang terletak tidak jauh dari kantor untuk mempermudah dirinya mengurus pekerjaan.
Tiba-tiba rasa tidak tenang dan lelah mendera hatiku.
Tiba-tiba dalam hatiku muncul perasaan yang sama seperti saat David berselingkuh, menggunakan lembur sebagai alasan, sibuk kerja, semakin lama pulang semakin malam, bahkan tidak pulang.
Apakah Steven juga……
Membayangkan ini, aku segera menepis pikiran yang menghampiri pikiranku, berkali-kali kuberitahu diriku, dia adalah Steven, bukan David, bukan David .
Mengingat begitu banyak hal yang sudah Steven lakukan untukku, hatiku perlahan menjadi tenang.
Namun tanpa Steven yang menemani di malam hari, membuatku merasa kesepian dan sulit untuk terlelap.
Ternyata tanpa sadar aku sudah terbiasa ditemani oleh Steven, perlahan-lahan aku ketagihan bersandar padanya, ingin menghentikan kebiasaan ini, namun rasanya sulit bagaikan sedang mengoyak hatiku dengan tanganku sendiri.
Semalaman tidak bisa tidur, akhirnya aku memilih duduk bersila dan latihan meditasi.
Keesokan paginya, aku kembali dibangunkan oleh Weni untuk berangkat kerja.
Belakangan ini aku terlihat jauh lebih tegang, pekerjaan semakin lama semakin sibuk, terlihat bagaikan workaholic.
Ketegasannya terhadapku semakin ketat, baginya sekarang, selain menjadi ibuku, dia juga menjadi atasanku, guruku, dan mulai turun tangan untuk mengajariku bagaimana mengatasi pekerjaan.
Dalam satu minggu, aku hampir seperti benih yang diberi tenaga ekstra dan tumbuh dengan kecepatan ekspress.
Dan selama satu minggu, tanpa sadar komunikasi diantara aku dan Steven menjadi semakin lama semakin jarang.
Dan pada akhirnya karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing, bahkan dalam satu hari sama sekali tidak berkomunikasi melalui telepon sekalipun.
Hari ini, Weni menarikku kehadapan seluruh karyawan dan menobatkanku sebagai General Manager.
Setelah apa yang dia ucapkan, meskiipun orang disekeliling menatapku dengan tatapan tidak yakin, namun pada akhirnya tetap memberikan sambutan dan tepuk tangan.
Aku dibuat bingung oleh keputusan yang dibuat Weni secara tiba-tiba ini.
Jujur saja, meskipun selama ini perkembanganku cukup pesat, namun untuk langsung menduduki posisi General Manager ini cukup membuatku tidak percaya diri, rasanya kemampuanku dalam bekerja masih belum mencapai tahap itu.
Setelah menunggu rapat selesai, tanpa menunggu sekretaris baruku melaporkan tugas untukku, aku langsung melesat menuju kantor Weni .
“Ma, ada apa ini?” aku menatapnya sambil mengkerutkan alis.
Dia duduk di kursinya dan berputar sambil bertanya padaku dengan alis mengkerut : “Kenapa? Tidak suka?”
Jujur saja, siapa yang tidak suka naik jabatan? Siapa yang tidak suka menjadi pemimpin yang hanya satu kata saja bisa membuat semua orang mendengarkannya.
Namun perkembangan sebuah karir tidak boleh seegois itu, karena general manager bukanlah sebuah posisi biasa, tidak bisa diemban oleh sembarangan orang.
Aku tidak berani mempercayai, Weni sebagai seorang wanita karir yang sukses tidak memahami semua ini.
“Safira, apakah kamu tahu, ada berapa banyak orang yang bermimpi menduduki posisimu ini, sekarang kamu sudah mendapatkannya, kamu seharusnya merasa senang.” Dia menatapku dengan alis berkerut.
“Tapi sekarang aku sama sekali masih belum pantas, kamu melakukan hal ini hanya akan membuat orang-orang itu merasa tidak senang padaku, kalau hati bawahan tidak kompak, bagaimana bisa membuat perusahaan berkembang bersama?”
Kedua tanganku menopang meja sambil menjawab pertanyaan yang dilontarkan Weni .
“Kamu tenang saja, aku sudah mengatur sekretaris untukmu, mereka memiliki kinerja yang sangat bagus sehingga bisa membantu pekerjaanmu, dan ada lagi, harus percaya pada diri sendiri, kamu adalah putri dari Keluarga Demina, hanya berdasarkan marga ini saja, kamu sudah sangat pantas berdiri disini.” Weni berkata dengan arogan.
“Tetapi, Demina Group bisa berdiri karena mengandalkan seluruh karyawan, bukan hanya mengandalkan beberapa orang yang berada di Keluarga Demina .”
Aku berkata sambil menghela nafas.
Aku terlahir di keluarga yang kaya, melalui masa kecil di dalam keluarga kaya, namun aku tumbuh besar di keluarga yang sederhana, cara pandangku lebih condong dari sudut pandang orang yang sederhana dan berderajat lebih rendah dalam melihat dunia sosial.
Seandainya, aku berdiri disudut pandang yang sama dengan Weni, dia melihat segala sesuatu dari sudut pandang seorang pemimpin, sedangkan aku melihat dari sudut pandang karyawan di tingkat paling rendah.
Setelah mendengar perkataanku, Weni terdiam sesaat.
Akhirnya menggunakan pena yang ada ditangannya untuk menunjuk pintu ruangannya : “Kalau tidak ada urusan lain, kamu lanjutkanlah pekerjaanmu!”
“Tapi masalah jabatan?”
Weni mengangkat kepala dan menatapku : “Kalau mereka merasa tidak senang, pakai kemampuanmu untuk membungkam mulut mereka.”
Jujur saja, aku tidak mempunyai dasar kepercayaan diri Weni, selalu merasa terlalu cepat, diriku sama sekali tidak mampu mengemban jabatan ini.
“Safira, tidak ada orang yang mampu memberimu waktu untuk tumbuh yang cukup, yang kamu butuhkan adalah mengemban semua tanggungjawab ini, dan lagi, kalau kamu tidak mencoba, bagaimana kamu bisa tahu kalau kamu tidak bisa?”
Weni menatapku dengan serius, ekspresinya begitu tegas.
Aku menarik nafas dalam, dan akhirnya mengangguk : “Baiklah, aku akan berusaha dengan keras.”
Aku tahu, berkata lebih banyak pun tidak akan mengubah apapun, Weni sudah mengumumkannya, maka dia tidak mungkin menarik kembali ucapannya.
Sekarang tidak perduli apapun yang terjadi, aku hanya bisa menjalankannya.
Sekretaris yang diatur oleh Weni ada seorang wanita dan pria, keduanya sudah bekerja lama di group Demina bertahun-tahun lamanya, bekerja dengan rajin dan giat selama begitu lama, kemampuannya sudah tidak diragukan lagi.
Bisa dikatakan, dengan adanya mereka, pekerjaanku jauh lebih ringan dari yang kubayangkan.
Tetapi meskipun hal yang harus kuurus tidak rumit, namun harus mengambil banyak sekali keputusan, dan inilah yang tersulit dan penuh dengan tekanan.
Takut mengambil keputusan yang salah, dan akhirnya membuat kerugiain yang besar bagi perusahaan.
Bahkan ketika membuat keputusan mudah goyan, sama sekali tidak punya kepercayaan diri terhadap pilihan sendiri.
Mau tidak mau harus diakui, bekerja seperti ini sungguh memberikan tekanan yang besar untuk mental, aku bahkan tidak sempat memikirkan hal tidak beres yang terjadi pada Steven, seluruh jiwa dan raga terfokus pada pekerjaan.
Beberapa hari seperti ini, aku merasa setiap harinya rambutku rontok cukup banyak karena terlalu banyak tekanan.
Weni melihatku, hanya berkata : “Berbuatlah dengan berani, jangan takut merugi, meskipun investor terbaik pun tidak mungkin bisa menjamin setiap investasinya akan menghasilkan!”
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanBeautiful Lady
ElsaDemanding Husband
MarshallUnplanned Marriage
MargeryKembali Dari Kematian
Yeon KyeongPejuang Hati
Marry SuPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya