Perjalanan Selingkuh - Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)

Sisi tampak marah dan langsung menyeret Farad: "Kamu hanya peduli dengan putrimu dan dirimu sendiri, tetapi apakah kamu masih ingat jika bukan karena kamu melakukan aborsi terhadap Linda, bagaimana mungkin dia bisa anemia?"

Sisi membelaku di depan, dan aku sangat terharu. Tampaknya setiap kali dia selalu melindungiku di depan.

Farad menatapku dengan mata merah dan merasa bersalah: "Aku tahu ini salahku. Kalian boleh pukul atau marah aku, bahkan masukkan aku ke penjara, tapi bolehkah aku memohon padamu untuk menyelamatkan putriku?"

Sambil berkata, Farad sekali lagi berlutut di hadapanku.

"Nona Linda, aku tahu bahwa kamu hampir menjadi seorang ibu. Kamu akan mengerti pikiran seorang ibu, benar? Jika aku bisa, aku benar-benar ingin menggunakan nyawaku untuk menggantikan nyawa putriku ..."

Kata-kata Farad membuatku merasa sedikit tersentuh.

“Linda, kamu anemia sekarang, kamu benar-benar tidak tahan, dan kondisi fisikmu tidak sesuai dengan persyaratan untuk donasi.” Sisi takut aku berhati lembut, menarik lenganku dan menatapku dengan cemas.

Di satu sisi, Farad memohon dengan menangis, dan satu sisi lagi merupakan bujukan Sisi, ini membuatku kesusahan.

Akhirnya, aku melihat ke dokter: "Berapa lama aku bisa mempertimbangkan?"

"Paling lama satu hari."

"Aku akan mempertimbangkannya."

“Nona Linda, kamu boleh marah atau pukul aku, aku mohon, kamu harus menyelamatkan putriku.” Farad menatapku dengan memohon.

Itu adalah harapan terakhir, sama seperti meraih jerami terakhir yang dapat menyelamatkan nyawa.

Hatiku tiba-tiba menjadi sangat berat.

"Aku akan memberimu jawaban di sore hari."

Dalam hatiku sekarang berantakan. Nyatanya, siapa yang tidak bisa menjaga kesehatannya sendiri, berapa banyak uang pun sulit untuk membeli kesehatan, tanpa pendonor, berapa banyak uang yang didapatkan Farad untuk pengobatan putrinya tidak akan pernah cukup.

Meskipun demikian, aku tidak dapat mengeraskan hatiku, jika tidak, aku tidak akan mengambil inisiatif untuk melakukan pencocokan sumsum tulang belakang dengan putrinya.

Aku tidak bisa melihat kehidupan di depan mataku hilang, karena aku takut aku tidak akan hidup tenang selamanya.

Karena kebuntuan itu berlanjut sampai siang, Sisi memaksaku untuk pergi: "Kamu harus dirawat dengan hati-hati."

Di luar rumah sakit adalah restoran pribadi, makanan di dalam sebagian besar disediakan untuk pasien rumah sakit, dan bahkan berbagai macam terapi makanan China.

Sisi membawaku ke ruangan di sini.

“Apakah kamu berencana untuk menyumbangkan sumsum tulang?” Sisi menatapku.

Aku tidak bisa menipu Sisi dan mengangguk.

Sisi marah sampai hampir menepuk meja: "Linda, aku belum pernah melihat orang seperti kamu yang tidak merawat tubuhnya sendiri. Kamu telah digugurkan tiga kali dalam setahun, tubuh dari besi juga tidak tahan, kamu begitu menyiksanya!"

“Sisi, aku tahu kamu merasa sakit hati terhadapku, tetapi aku tidak bisa melihat anak itu kehilangan harapan untuk mengobatinya!” Pada saat ini, aku seperti anak kecil yang melakukan kesalahan, dan menatap Sisi dengan hati-hati.

Aku tidak ingin membuat Sisi marah. Dia adalah satu-satunya orang yang baik dan peduli padaku sekarang. Aku tidak ingin kehilangan dia.

Mata Sisi merah, dan dia berkata kepadaku, "Linda, apakah kamu pikir aku merupakan orang yang keras hati? Aku ini demi kamu. Dalam hatiku, kamu lebih penting daripada mereka yang tidak ada hubungan denganku.”

Aku segera meletakkan tanganku di punggung tangan Sisi dan menghiburnya: "Aku tahu, aku tahu kamu menyayangiku, dan kamu juga orang yang berhati lembut. Kalau tidak, kamu tidak akan bisa membuka kantor pengacara untuk membantu begitu banyak orang miskin."

“Aku bisa membedakannya, aku juga tahu hubungan yang mana dekat dan jauh.” Sisi menatapku dengan tidak senang.