Perjalanan Selingkuh - Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga

Aku sudah pernah kehilangan dua anak, dan anak yang kukandung sekarang ini adalah kompensasi Tuhan untukku.

Tapi aku sekarang telah mengambil keputusan, aku tidak bisa kerja di perusahaan Steven lagi.

Pikirkan tentang itu, aku mencari pena dan kertas, menulis surat pengunduran diri, dan kemudian mengetuk pintu Sisi yang letaknya di seberang .

Sisi menatapku dengan terkejut setelah melihat aku pulang. "Bagaimana kamu bisa pulang begitu cepat?"

Saat dia berbicara, dia juga membiarkanku masuk.

"Aku bermaksud mengundurkan diri." Sambil mengatakan itu aku meletakkan surat pengunduran diri di atas mejanya: "Kalau Adit pulang nanti, tolong minta dia untuk menyerahkan surat ini untukku."

"Apa yang terjadi padamu? Baru saja aku menasehatimu tapi kamu tidak mau mendengarkanku, sekarang mengapa tiba-tiba langsung sadar?

Sisi menuangkanku segelas air dan meletakkannya di depanku, menatapku dengan aneh.

"Aku sudah hamil."

Begitu aku mengatakan ini, Sisi yang kebetulan sedang minum langsung tersedak dan batuk.

Butuh waktu lama untuk menstabilkan napasnya dan bertanya, "Kamu hamil? Apakah aku salah dengar?

"Tentu saja tidak. Hasilnya sudah keluar."

Sambil mengatakan itu, aku mengambil keluar diagnosa dokter dari tas, dalam laporan tertera aku sudah hamil empat minggu.

Sisi mengambil hasil pemeriksaan itu dan berkata, "Sejujurnya, menurutku senjatanya Steven benar-benar kuat juga ya. Bahkan untuk yang gersang seperti kamu juga bisa membuahkan hasil."

Kata-kata Sisi, membuatku memelototinya dengan nada marah membantah: "Enak saja, gersang gimana maksudmu?"

"Yah, aku salah deh, tapi mungkin itu takdir yang terjadi di antara kalian berdua."

Setelah itu, Sisi menoleh padaku dan berkata, "Apa yang akan kamu lakukan? Ingin menyingkirkannya? Atau mau melahirkannya?"

"Pertahankan, tentu saja." Aku tidak menyangka aku akan menjawabnya dengan begitu cepat.

"Apakah kamu akan membawanya untuk menaikkan statusmu atau kamu akan membesarkannya sendiri?" Sisi terus bertanya padaku.

"Aku akan membesarkannya sendiri." Aku mengelus perutku dan berbisik.

Aku tidak bodoh. Jika dengan aku seorang, aku tidak takut berhadapan dengan Sunni dan keluarga Demina. Tetapi sekarang aku tidak bisa begitu. Selama mereka menemukan sebuah kesalahan kecil saja, aku mungkin akan kehilangan anakku akibat kelalaian aku.

Jadi, aku tidak akan membiarkan mereka dan keluarga Steven tahu bahwa aku hamil, tetapi juga akan menjauh dari mereka.

"Sisi aku ingin pindah keluar kota." Aku mengelus perutku dan memikirkan ide ini.

"Kamu mau pindah kemana?" Suara Sisi terdengar penuh dengan keengganan yang kuat dan berat hati.

"Pindah kemana pun boleh, makin jauh dari sini, makin baik sehingga orang-orang itu tidak dapat menemukan aku."

Sisi menatapku lama dan berkata, "Selama kamu tidak bekerja di perusahaan Steven lagi, kan?" Kota ini sangat besar dan begitu banyak orang seharusnya tidak akan ketemu mereka lagi. "

Melihat keheningan aku, Sisi terus berceloteh: "Jika keluarga Demina benar-benar ingin membuat perhitungan denganmu, kamu mau pindah kemanapun tidak berguna."

Mungkin Sisi ada benarnya juga, tetapi aku tidak bisa tinggal di sini lagi, kalau aku tidak segera meninggalkan kota ini.

Apartemen ini adalah tempat di mana Steven menyediakannya untukku. Kalau Sunni mengetahuinya, itu tidak akan berakhir dengan baik. Pada saat itu, hidupku yang damai pasti akan hancur.

Di masa lalu, mungkin aku tidak akan peduli, aku akan bertarung dengannya, tidak takut siapapun, tapi sekarang berbeda, aku harus menjaga kehidupan di perutku yang masih rapuh ini.

"Kalau begitu aku harus cepat pindah dulu. Aku akan pergi dari sini dulu." Aku memiliki perasaan yang urgent di hati. Sunni sengaja menyusahkan aku di dalam perusahaan. Itu hanya untuk melampiaskan kebenciannya kepadaku.

Aku sekarang mengundurkan diri. Sunni tidak dapat berbuat apa-apa lagi terhadapku di perusahaan. Mungkin dia akan mengubah taktik jahatnya padaku.

"Yah, aku akan menemani kamu mencari rumah nanti."

Setelah itu, Sisi tiba-tiba terpikir sesuatu: "Sewa rumah Moli belum jatuh tempo, kalau tidak kamu tinggal disana dulu untuk sementara bagaimana?"

"Itu terlalu mudah untuk ditemukan orang."

Sisi melirikku tajam: "Tempat paling berbahaya adalah tempat yang paling aman. Tepat ketika Moli pergi, dia memberiku kunci dan aku akan membawamu ke sana."

Akhirnya, aku hanya bisa mengangguk dan setuju karena aku sekarang juga tidak punya uang di tangan. Jika ingin menyewa tempat lain, aku perlu meminjam uang.

Meskipun Sisi kaya, aku sudah pernah meminjam uang dengannya beberapa kali. Aku tidak bisa selalu meminjam uang darinya setiap aku perlu. Dengan kata lain, membantu orang dalam keadaan darurat, tidak membantu orang miskin, aku sekarang termasuk jenis orang yang miskin, dan bahkan mungkin akan miskin selama bertahun-tahun, mengandalkan Sisi untuk membantuku, sampai kapan!

Moli sudah meninggalkan tempat itu lumayan lama, rumah itu sudah ditutupi lapisan debu, Sisi membantuku membersihkan, sesudah itu terlihat jauh lebih bersih.

Aku memasukkan semua barang yang kubawa satu per satu. kebanyakan dari barang tersebut dibeli oleh Steven untukku. Melihat barang-barang tersebut dipindahkan kesini membuat tempat ini terasa memiliki cita rasa dari Steven.

Tidak peduli seberapa kejam pun keputusannya, aku harus bisa menghapusnya dari hatiku.

"Yah, semua sudah beres di sini. Aku akan mentraktirmu makan."

Waktu sudah malam aku membawa Sisi ke restoran dilantai bawah untuk makan, dan kemudian melambaikan tangan padanya saat Sisi mau pulang.

Pada malam hari, ketika aku sedang beristirahat, aku melihat setumpuk uang di bawah bantal.

Setelah kuhitung, ada 40 juta rupiah.

Aku tidak menyangka Sisi diam-diam akan mengeluarkan begitu banyak uang untukku, air mata langsung memenuhi mataku.

Sejak mengundurkan diri dari perusahaan Steven, aku masih belum tahu kapan bisa mendapatkan pekerjaan baru. Uang Sisi ini benar-benar dapat banyak membantu.

Karena sudah kebiasaan begadang waktu bekerja, aku belum keluar untuk mencari pekerjaan baru akhir-akhir ini, dan hanya beristirahat di rumah.

Kemudian, agar tidak membuat anakku kekurangan gizi,aku makan tiga kali sehari dengan teratur. Walau wanita hamil biasanya bisa alergi dengan keras, aku tetap memaksakan diri untuk makan.

Seminggu kemudian, wajahku terlihat lebih berisi dan terlihat lebih ceria.

Aku bersiap untuk pergi untuk melakukan pemerikasan ulang. Terakhir kali, dokter mengatakan bahwa situasinya tidak terlalu baik. Kesehatan aku buruk. Kali ini, aku akan coba untuk melakukan pemeriksaan lagi.

Dokter yang memeriksaku kali ini sama dengan yang terakhir kali. Dia melihatku dengan tatapan rumit.

Aku tidak mengerti. aku berbaring di tempat tidur, patuh pada perintahnya, dan membiarkannya menggaruk perutku dengan alat itu.

Setelah sekian lama, dokter itu menghela nafas, "Kamu hamil ektopik / Kehamilan bukan di dalam rahim tetapi di tempat lain (seperti di saluran tuba atau rongga peritoneum)."

Mendengar kata-kata dokter, pikiranku langsung kosong. Aku memang tidak mengerti medis, dan aku tahu arti kehamilan ektopik.

***********(kehamilan ektopik adalah dimana sel telur yang terbuahi berada diluar uterus, dimana berisiko besar terjadinya pendarahan hebat yang berbahaya)************

"Bagaimana mungkin? Tolong dicek dengan seksama.” Aku bertanya padanya dengan tubuh menggigil, menggelengkan kepalaku.

Aku berharap dokter salah.

Tetapi ketika aku memandangnya, dia tampak serius dan sedih, dan berkata kepadaku, "Maaf, ini benar-benar kehamilan ektopik. Meskipun Anda telah menjalani operasi Rekanalisasi, setelah operasi ini, kemungkinan kehamilan ektopik adalah sekitar 20 %, sayangnya anda termasuk itu. "

Aku tidak tahu bagaimana aku bisa turun dari tempat tidur ultrasonik doppler rumah sakit ini. Aku hanya merasa kakiku tidak bertenaga.

Kata-kata dokter itu terus bergema di pikiranku.

"Kehamilan ektopik semacam ini, harus dioperasi sesegera mungkin, jika tidak, itu akan berbahaya bagimu, dan anak ini tidak akan bisa bertahan hidup, tidak ada gunanya mempertahankannya, dan bahkan bisa menyebabkan Anda tidak akan bisa hamil lagi di masa depan . "

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu