Perjalanan Selingkuh - Bab 152 Dendam Yosi
Sorotan mata itu, seperti sapi dan kambing yang menunggu untuk disembelih, mengandung kejahatan yang sangat dalam sekali, juga ada semacam kepuasaan setelah membalas dendam.
“Kamu yang seperti ini, sungguh jelek sekali.”
Aku dengan mencemooh melihat Sunni, kemudian dia berbalik mau pergi.
Tapi saat aku membalikkan badan, badanku didorong dengan sangat kuat sekali oleh orang, lalu aku tersungkur jatuh ke depan.
Legan dan persendian menjadi sakit sekali.
“Linda, kamu sekarang tidak lain hanya adalah seekor anjing yang bisa mengeluarkan darah saja, atas dasar apa kamu berkata seperti itu kepadaku?”
Saat ini, aku kedengaran suara tawa kecil.
Sepasang kaki yang panjang menginjak sepatu berhak tinggi berjalan ke sini.
“Nona Demina, orang seperti ini, kenapa kamu masih bisa berbicara dengan baik terhadapnya? Kalau tidak nurut, langsung baik-baik beri dia pelajaran.”
Suara agak akrab, aku dari lantai berdiri, agak terkejut kelihatan wanita itu.
Anak perempuan ini bukan orang lain, dia adalah keponakan wanita si pelakuu yang menabrak ayahku, aku teringat akan hasil pemeriksaan Steven, kakek wanita itu adalah kepala pengurus rumah tangga yang ikut dengan kakek Demina, baru pension setelah kakek Demina meninggal, tapi karena sudah lama ikut dengan kakek Demina, sangat dihormati oleh orang di keluarga Demina.
Tapi yang paling membuatku penasaran itu adalah apa sebenarnya hubungan antara Yosi dan orang tuaku?
“Benar yang kamu bilang, jadi, kamu saja yang bantu aku beri pelajaran!” Sunni menoleh berkata ke Yosi.
Yosi mendengar perkataan Sunni, selangkah demi selangkah berjalan ke arahku.
Di wajahnya mengandung senyuman yang tidak bermaksud baik, menjulurkan tangan dan memukul ke arahku, dari awal aku sudah punya persiapan, saat dia mengangkat tangan, langsung menggenggam pergelangan tangannya.
Lalu menggenggam lengannya dan mendorongnya ke belakang: “Pergi ——”
“Kamu ini dasar pelacur, beraninya kamu mendorongku?”
Mata Yosi membawa niat jahat melihatku, orangnya menerkam ke arahku, sekali badanku mengelak, lalu Yosi terjatuh ke lantai.
Namun Sunni di samping melihat saja.
Aku mendongak dan melihat Sunni berkata: “Aku sekarang digaji oleh Weni, ini merupakan transaksi di antara kami, bukan menjual nyawa untukmu, kalau kamu membuat hatiku tidak senang, kapan saja aku bisa pergi dari sini.”
Sunni mendengar perkataanku, wajah menjadi berubah, menggigit gigit melihatku, memeras keluar dua kata: “Berani kamu?”
“Ada apa yang aku tidak berani?” AKu tahu saat ini tidak boleh lemah, juga tidak boleh takut dan mundur.
Kalau tidak, selama aku di rumah keluarga Demina ini bukannya masih bisa sangat dipersulit oleh Sunni.
“Kalau kamu berani pergi dari sini, kamu percaya tidak aku akan membuat mamamu tidak akan pernah bisa keluar dari penjara.” Sunni dengan jahat melihatku.
Dan ketika Sunni mengatakan ini, aku kelihatan sorotan mata Yosi menjadi tertegun sejenak.
“Memang aku berjanji untuk memberi kamu darah, tapi tidak berjanji untuk diinjak oleh kamu.” Aku dengan dingin melihat Sunni.
Aku percaya, dibanding dengan aku, Sunni sekarang lebih memerlukan aku.
Sunni dibuat marah oleh perkataanku sampai muka ikut memucat, dan aku tanpa rasa takut sama sekali melihatnya, sedikit maksud untuk mengalah saja tidak ada.
Terakhir Sunni kalah, menoleh ke Yosi berkata: “Kita pergi.”
Setelah berkata, membalikkan badan dan pergi, dan Yosi menoleh, setelah dengan dingin melihatku, dari belakang mengikuti Sunni pergi.
Aku tidak tahu apa perselisihan yang sebenanrnya terjadi antara aku dan Yosi, dihitung-hitung hanya bertemu sekali saja, tapi di matanya melihatku, bisa memngandung kebencian dan dendam, membuat hatiku terkejut.
Aku teringat akan wajah di foto yang disembunyikan oleh orang tuaku, apa mungkin di antara dia dan orang tuaku ada perselisihan?
Kalau mau tahu jawaban ini, perlu bertanya ke Yosi yang bersangkutan dan orang tuaku, tapi mereka pasti tidak akan memberitahuku, banyak hal, seakan seperti segumpalan teka-teki saja, membuatku dengan ceroboh terjerumus masuk dengan dalam dan tidak mengerti walau sudah berpikir keras.
Dipikir-pikir juga tidak akan mengerti, lalu aku lebih baik mengenyampingkan masalah ini.
Hari kedua, dokter Nisti datang lagi.
Setelah melihatku terbangun, tersenyum menyapaku: “Apa tidurnya nyenyak?”
Aku dengan dingin melihatnya, dia yang membuatku mengerti apa itu “kenal muka seseorang tapi tidak kenal isi hatinya” perkataan ini, ini bisa dibilang adalah seekor rubah yang tersenyum, tersenyum padamu, namun di belakang masih tidak tahu bagaimana memperdaya kamu.
Kalau Farad awalnya beralasan, benar demikian dokter Nisti ini, memang benar dan pasti adalah orang yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan..
“Tidak nyenyak.”
Aku berkata dengan jujur.
Kemarin malam terbaring di sini, membolak-balikkan badan tidak bisa tidur, terakhir dengan tidak mudah tertidur, namun tak henti bermimpi, bermacam adengan mimpi, mimpi yang terasa sangat dikenal, tapi terakhir apapun tidak bisa diingat.
Sampai-sampai sekarang ini di sekeliling mata juga masih ada lingkaran hitam!
“Badanmu sekarang ini masih perlu makan dan tidur yang baik, jaga semangat yang baik.”
Aku tersenyum dingin dengan tidak jelas berkata: “Terima kasih atas perhatianmu.”
Perhatian pria itu bisa dibilang seekor serigala berkulit kuning bersilahturahmi ke rumah ayah, tidak berniat baik.
“Aku ini juga bisa dibilang demi kebaikanmu, kalau kamu menjaga kesehatanmu dengan baik, masih bisa memperkecil kerusakan tubuhmu.”
Dia berkata sambil mengambil berbagai macam jenis peralatan.
Kemudian berkata padaku: “Julurkan lenganmu.”
Aku menjulurkan lengan, di atas lengan yang putih bisa terlihat ada urat berwarna hijau, dia mengambil jarum suntik dan menusuk masuk ke lenganku, lalu menarik dan mengambil darah keluar.
Aku kelihatan darah berwarna merah mengalir keluar, di depan mata jadi menggelap.
Terakhir saat aku hampir saja tidak bisa menahan, baru berhenti.
“Tekan dulu….”
Aku berdiri, baru berjalan dua langkah, di depan mataku menghitam, badanku langsung tak bertenaga, lalu pingsan.
Dalam mimpi, aku merasa diri sendiri berada di sebuah kapal pesiar, dua orang wanita membawa anak bermain di atas kapal pesiar.
“Mama, besok adalah hari ulang tahunku, kamu temani aku merayakannya, ok?”
Anak perempuan mengoyangkan tangan salah seorang wanita berkata dengan manja dan manis.
“Anak baik, besok mama masih ada satu rapat! Hari ini mama temani kamu main, anggap sudah terlebih dahulu merayakannya bersamamu ok?”
“Tidak mau, mama, kamu temani aku lamaan!”
Anak perempuan itu dengan wajah bersedih mengoyangkan lengan mamanya.
Aku kelihatan muka anak perempuan itu, hati tersentak sedih, sepertinya bisa mengerti sekali perasaannya, saat aku berpikir pergi untuk menghiburnya, lalu merasakan kapal persiar tergoncang.
Terakhir gambaran terganti, aku terasa diriku terjatuh masuk ke dalam air, memberontak, namun tidak henti tenggelam ke bawah, dan hanyut.
“Tolong….”
Sesak nafas yang terasa membuatku merasa diriku kapan saja bisa mati.
Saat aku kira diriku mau mati, aku dengan cepat terbangun dari atas ranjang.
Di lenganku juga tergantung air saline, setelah kelihatan, aku langsung mencabut jarum infusan.
Kemudian, aku tanpa bersepatu dan sandal langsung turun dari ranjang, baru keluar dari kamar tidur, langsung kelihatan ada seorang pembantu sedang merapikan ruang tamu, setelah kelihatan aku keluar, tersenyum berkata padaku: “Di dapur sana ada kuah ramuan obat yang dibuat khusus untuk menjaga kesehatan otak, apa mau diantar kemari?”
Kuah ramuan obat?
Aku menggeleng kepala: “Tidak perlu, buat banyakan makanan yang bisa menambah dari sudah cukup.”
Bukan aku bermanja, tapi aku tidak percaya keluarga Demina, tidak percaya Weni dan Sunni.
“Nyonya besar sudah pulang, memesan kalau kamu sudah bangun, langsung pergi ke tempat dia sebentar.” Pembantu wanita itu berhati-hati melihatku dan berkata.
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesMi Amor
TakashiBeautiful Love
Stefen LeeHis Second Chance
Derick HoBlooming at that time
White RoseDewa Perang Greget
Budi MaPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya