Perjalanan Selingkuh - Bab 76 Musuh Di Mata

Karena kesalahanku yang tidak terduga dalam membantu Moli berkenalan dengan keluarga Steven, oleh karena itu aku mendapat janji seperti ini.

Sejujurnya, aku tidak memikirkan bagaimana menggunakannya saat ini, tapi pada saat itu aku berpikir, takutnya janji ini akan jatuh pada Steven

Sore itu, keluarga Steven membelikanku tiket, dari Beijing ke Shanghai.

Sisi menungguku dirumah selama dua hari, karena khawatir aku mengalami masalah, dia sangat khawatir, hingga mulutnya berbuih.

Ketika aku kembali, dia bertanya padaku dengan tergesa-gesa: “Apa kamu baik-baik saja? keluarga Steven tidak melakukan apa pun padamu kan?

Aku tersenyum lebar pada Sisi dan mengatakan: “Tidak apa-apa.”

Setelah mendengarku, Sisi merasa lega.

Tapi segera, hatinya gelisah kembali: “Ku dengar ayahku bilang, kamu buat onar diacara perjamuan, membuat marah keluarga Demina, kedepannya kamu pasti akan susah.”

Selesai mengatakannya, dia mondar-mandir, wajahnya berubah penuh penyesalan: “Aku harusnya mencegahmu, tapi kenapa otakku rusak malah menyetujuinya! Weni Demina sekarang menyayangi putrinya seperti menyayangi berlian, tidak peduli siapa benar salah, dia pasti akan membela Safira Demina, kali ini kamu memang masuk ke lubang buaya, pasti tamat riwayatmu……”

Aku meraih Sisi dengan wajah menyesal dan berkata, “Kali ini, mungkin tidak seburuk yang kamu pikirkan.”

Sisi baru berhenti gelisah, menatapku dan bertanya, “Apa ada hal lain yang tidak ku ketahui?”

Aku mengangguk: “Kekacauan ini membuat Moli menemukan keluarganya.”

“Moli sudah menemukan keluarganya? Siapa?” Sisi yang mendengar berita ini, wajahnya bahagia.

“Itu keluarga Steven.”

Begitu mendengar perkataanku, Sisi terkejut dan terdiam di tempat.

Terakhir terdengar kata ‘Wow’, lalu dia menutup mulutnya, matanya melotot, butuh waktu untuk menenangkan diri, dia bertanya dengan wajah terkejut: “Apa Moli adalah putri keluarga Steven yang hilang waktu itu?”

“Kamu juga tahu?”aku tidak menyangka Sisi tahu masalah ini.

Sisi duduk di sofa, menepuk posisi di sebelahnya untuk menunjukkan padaku untuk duduk.

Kemudian dia mengambil bantal di lengannya dan berkata, “Ceritanya panjang. sebenarnya, ibu mertuanya memberitahukan usia Moli satu tahun lebih tua, Sonya sendiri menghilang saat itu dia berusia 15 tahun, waktu itu dia dengan ibunya, Weni Demina dan Safira Demina berlibur dengan kapal pesiar, alhasil terjadi kecelakaan, hanya Weni Demina yang ditemukan, Sonya dan Safira Demina mungkin karena terlalu kecil, hanyut tersapu ombak, lalu tidak ditemukan……”

Dalam cerita Sisi, aku baru tahu, Weni Demina dan ibu Steven adalah teman baik, mereka memiliki hubungan yang baik, dan kedua keluarga sangat dekat, kedua nyonya membawa putri mereka bermain, alhasil terjadi kecelakaan, hanya Weni yang selamat, dua anak hanyut, dan ibu Steven meninggal, ini adalah tragedi yang sungguh menyedihkan.

Pada awalnya, tragedi ini menjadi perbincangan di kelas atas, hampir tidak ada yang mengetahuinya, semuanya tidak berani menyentuh luka kedua keluarga, dan hanya bisa diam.

Siapa tahu, setelah bertahun-tahun, putri kedua keluarga itu ditemukan kembali satu per satu.

“Moli sangat disayangkan, tapi juga beruntung.”

“Ya! Dari seorang putri bangsawan menjadi seorang menantu yang mengalami KDRT telah berubah begitu banyak. Untungnya, dia akhirnya kembali ke rumah, Dibandingkan dengan mereka yang kehilangan nyawa, dan akhirnya diculik dan dijual untuk menemukan anggota keluarga, ini juga sudah termasuk sangat beruntung.”

Pada saat yang bersamaan Sisi menghela nafas.

“Kamu membantu keluarga Steven menemukan Sonya, keluarga Steven pasti berterima kasih padamu, ngomong-ngomong, kamu ada ambil kesempatan untuk meminta sesuatu?” Sisi menatapku dengan alis yang penuh penasaran.

Aku mengerti tatapannya: “Aku sempat kepikiran menginginkan Steven sebagai hadiah terima kasih.”

“Terus, kamu benar mengatakannya?” Sisi menatapku dengan wajah penuh gosip.

“Dia juga bukan hadiah.”

Aku melirik kearahnya, lalu membalik badan kembali ke kamar.

Sisi membentak dibelakangku: “Sayang sekali——”

Aku tidak mempedulikannya bicara sendiri, lalu membanting pintu.

Hatiku sangat sedih dan tidak nyaman, sejak saat itu, Steven tidak memiliki hubungan denganku.

Perasaanku dan dia sebelumnya, seperti kembang api, yang tiba-tiba padam pada saat yang paling indah.

Hari berikutnya, HRD memberitahuku untuk mengundurkan diri dari perusahaan.

Ini sangat jelas, aku menyinggung orang lain.

Tidak usah dipikirkan, aku tahu alasannya, aku membuat keributan di jamuan pertunangan Steven, aneh kalau dia mau mempertahankanku.

Sebenarnya, kalau aku memang benar ingin tetap tinggal, mungkin aku bisa menukarnya dengan janji itu.

Tapi aku tidak ingin menggunakan janji itu.

Aku memeluk barang-barangku sendiri, menunggu lift dalam suasana hati yang tertekan.

Tapi pada saat lift terbuka, aku berhadapan dengan Steven dan Sunni.

Steven menatapku, seakan bengong, lalu lengannya ditarik Sunni yang berdiri di sampingnya, dan berkata, “Stev, ayo cepat masuk!Ini adalah pertama kalinya aku menjadi asisten tercintamu.”

Hatiku sakit, mendengar perkataan Sunni.

Asisten tercinta, aku ingat ketika datang ke perusahaan, itulah namanya.

Hanya saja waktunya berjalan sangat cepat, orang tersebut sudah berbeda.

Setelah Sunni melewatiku dengan Steven, aku melihat Sunni memalingkan kepalanya dan diam-diam meninggalkan senyum provokatif dan sarkastik.

Senyuman Sunni itu membuatku marah, aku langsung melempar kotak yang ada ditanganku, lalu lari ke hadapan Steven, menengadah dan melihatnya: “Presiden Steven, apa aku melanggar peraturan perusahaan?”

“Tidak!” Steven menatapku dan menjawab.

“Karena tidak melanggar peraturan perusahaan, kenapa aku harus diberhentikan? Aku sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan, tidak ada alasan bagi perusahaan untuk memecat karyawannya tanpa alasan.”

Sejujurnya, aku juga demi melampiaskan emosi pada Sunni, sewaktu di kuliah Sunni bermusuhan denganku, bahkan ada sekali ingin mencelakaiku, dan aku hampir di keluarkan dari Universitas.

Aku tidak mengerti, kenapa Sunni harus memperlakukanku sebagai musuh di matanya?

Baiklah! Sekarang aku dan dia bermusuhan, aku bisa mengerti, tapi dulu? Aku selalu bisa merasakan permusuhan dan kecemburuan tidak jelas di mata Sunni.

“HRD yang memberitahuku, kamu sendiri yang mau mengundurkan diri.” kata Steven sambil mengerutkan kening.

Aku tidak menyangka masalah ini ternyata bukan atas instruksi Steven, kalau bukan Steven, itu pasti Sunni, sekarang Sunni dengan Steven sudah sering berduaan keluar masuk kantor, kabar pertunangan keduanya juga sudah tersebar di kantor.

Orang-orang itu demi menyenangkan Sunni, tidak heran melakukan perbuatan seperti ini.

Sunni melihat ke Steven, dengan wajah menyedihkan: “Stev, dia membuat keributan di perjamuan pertunangan kita, dia membuat keluarga kita berdua malu, kenapa kamu masih mau mempertahankannya?”

“Kamu yang melakukan hal ini?” Steven mengerutkan kening melihat Sunni.

“Iya aku yang melakukannya terus kenapa, dia jelas-jelas berteriak padamu, aku bagaimana bisa masih membiarkannya bekerja disamping mu?” Sunni memandang Steven dengan tatapan menyedihkan.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu