Perjalanan Selingkuh - Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
Kalau mendengar bagian awal masih kuanggap mendengar cerita, tapi mendengar bagian belakang, aku tiba-tiba merasa ini mungkin bukan cerita, tapi adalah hal yang sungguh pernah terjadi.
Karena kepingan logam emas dan giok keselamatan itu memang ada.
“Apa kegunaan dari dua barang ini sekarang?” Aku menelan air ludah, bertanya Wina.
“Itu adalah kunci untuk membuka tempat suci aliran Yun Yin, di sana tertinggal warisan ribuan tahun aliran Yun Yin.”
Mendengar sampai di sini, aku menjadi tertegun, kalau cerita ini semuanya benar, kalau begitu warisan di tempat suci seharusnya ada banyak sekali harta yang berharga, terlebih lagi mendengar ibu menggambarkan siasat perang yang menakjubkan, juga buku kedokteran yang hebat, dan juga barang berharga kuno, juga bisa dibilang terlalu menakjubkan.
Kalau ini benar, barang-barang itu lebih menggiurkan lagi dari perhiasan emas perak.
Pantas saja dulu bisa mengundang rencana jahat kerajaan, barang-barang ini cukup membuat banyak orang tergiur, tapi berita ini kalau masih ada orang tahu, pasti juga bisa ada orang berencana jahat.
“Ma, bertahun-tahun seperti itu, apa tidak ada orang yang menggunakan medali emas membuka tempat suci itu?” Aku mendongak tanya ke wanita itu.
Barang-barang ini, jujur dikatakan, sampai sekarang ini aku belum mengerti sepenuhnya, karena memang agak tidak masuk akal, tapi dipikir dengan seksama, sepertinya juga masuk akal.
Mengingat cerpen bersumber dari kehidupan, di cerita sejarah masyarakat juga meninggalkan beberapa cerita, itu menjelaskan memang benar pernah ada.
Berpikir sampai sini, dalam hatiku mulai berharap, seakan dunia ini tiba-tiba terbuka sebuah pintu baru besar dan menungguku untuk mengeksplorasinya.
“Untuk membuka tempat suci selain perlu barang ini, masih perlu darah manusia.”
“Darah manusia?” Ini juga terlalu berlebihan!
“Tidak perlu banyak, cerita dari leluhur mengatakan, perlu ada orang yang berjodoh, tapi ratusan ribu tahun ini, terus tidak mengerti kenapa alasannya, hanya bisa mewarisankan terus dari satu generasi ke satu generasi, setelah waktu berlalu lama, barang ini juga hampir menjadi barang yang tak berguna tapi sayang untuk dibuang, tapi bagaimanapun barang yang milik leluhur, tidak bisa menghilangkan pesan dari leluhur, maka juga menjadi barang petanda anggota keluarga Demina, sama juga dengan keluarga Himura.”
Bersemangat lama sekali, baiklah! Terakhir juga hanya bisa menganggapnya jadi sebuah cerita saja.
“Tempat suci itu ada dimana?”
Aku juga tidak bisa menahan rasa penasaran bertanya.
“Waktu berlalu lama, sudah lupa, tapi, katanya peta tersembunyi di dalam satu buku kuno.”
“Sungguh makin berkhayal saja, ini juga telalu lucu sekali.”
Bisa dibilang, barang-barang ini sama sekali melebihi khayalanku, bahkan sampai sekarang, aku masih berpikir, apa sedang bermimpi.
Memikirkannya, aku tidak tahan untuk mencubit pahaku sendiri, kesakitan sampai memperlihatkan gigi baru berhenti.
“Kamu ini, tidak ada apa-apa kenapa mencubit diri sendiri? Apa sudah jadi bodoh?” Wajah Wina penuh khawatir melihatku.
“Aku ini mau melihat apa bukan sedang bermimpi!”
Usai mengatakan, mendongak melihat dia berkata: “Betapa baiknya kalau kamu bisa sadar terus seperti ini.”
Wina menghela nafas: “Aku juga berharap begini.”
Lalu, dia tiba-tiba berkata padaku: “Aku tetap merasa pemikiranku jadi lebih berantakan lagi juga karena ada hal tersembunyi lainnya, aku tidak percaya terjatuh sekali bisa membuat orang menjadi gila.”
“Yang kamu maksud kamu mungkin sudah dicelakai oleh mereka?” Aku melototkan mata dengan lebar, dengan takjub melihat ke arahnya bertanya.
“Aku kedengaran kenyataan-kenyataan itu, sebelumnya aku juga sudah dibohongi untuk mengalihkan saham keluar, seperti itu, bagi mereka keberadaanku juga sudah tidak diperlukan lagi, manusia, selain mati, menjadi bodoh adalah cara yang paling baik untuk dituntaskan.”
Berkata sampai sini, kegelapan di matanya tersentak.
“Apa dia tahu?” Aku membuka mulut, nada suara berbelit-belit.
“Maksudmu Siro?” Dia membalikkan badan melihatku, ujung bibir tersenyum bertanya.
Aku tertunda sedetik lalu mengangguk.
“Seharusnya tahu!” Dia perlahan mengangguk, sorotan mata terluka.
Setelah lama sekali, aku kelihatan dia seakan terjerumus masuk ke dalam dunianya sendiri, saat sedang mengintrogasi dia, baru menemukan, tidak tahu sejak kapan kembali lagi ke kondisi linglung.
“Ma….”
Aku mencoba memanggilnya.
“Safira, ulang tahun kakekmu sudah hampir tiba?” Dia tiba-tiba menoleh, mata terang berkilau melihatku bertanya.
Aku seketika tidak bisa menjawab, mengangguk setelah terdiam sedetik: “Sepertinya tanggal 25 Oktober.”
Dihitung-hitung, sepertinya masih tinggal 6 hari lagi, aku tidak menyangka mama yang sudah jadi gila dan bodoh masih ingat dengan ulang tahun kakek.
“Bagaimana kalau kita pergi memilih bersama satu kado untuk kakekmu? Aku ingat kamu tahun lalu menari balet dengan satu lagu untuk kakekmu, kakekmu tertawa lebar seperti bunga yang mekar, kamu tidak tahu saja, saat itu kakekmu diam-diam pamer dengan teman-temannya lama sekali.” Dia berkata panjang lebar.
Dengan sangat mudah ingatan yang kubenam tercongkel keluar.
Yang dia katakan itu adalah masalah saat aku berumur 9 tahun, waktu itu pesta ulang tahun ke-60 kakek, karena mengadakan satu pesta besar, acara yang sangat serius, karena ini aku berlatih menari dengan keras seminggu dengan guru, hanya untuk memperlihatkan tarian ke kakek, itu juga adalah hadiah ulang tahun yang kuberikan ke dia.
Tidak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya, dia masih bisa ingat adegan saat itu.
“Safira, kali ini, kamu mau menyiapkan hadiah apa untuk kakek?” Dia menoleh, agak nakal melihatku, lebih banyak kenakalan seorang gadis kecil, dibanding dengan yang dulu.
“Beli hadiah saja!”
Aku sekarang juga tidak ada bakat apa yang bisa dikeluarkan, ditambah lagi, sekarang orangnya sudah tidak ada lagi, melakukan apapun juga sia-sia.
“Kalau begitu bagus, kita sama-sama pilih kado, aku ingat kakekmu paling suka peralatan teh porselin, aku pergi beli satu set untuknya.”
Dia mengatakan dengan wajah yang penuh semangat, aku juga tidak sampai hati untuk merusak khayalannya, tidak berani memberitahu dia, kakek sudah meninggal, beberapa bulan lalu.
Aku menahan air mata, mengangguk: “Baik, aku temani kamu pergi beli bersama.”
Setelah pergi dari kamar, baru menemukan bahwa Steven dan Siro sedang duduk di ruang tamu ngobrol dan minum teh, bilangnya saja ngobrol sebenarnya agak sedikit terpaksa, hubungan di antara dua orang juga tidak serasi seperti dilihat dari permukaan.
Tunggu setelah aku membawa Wina keluar, keduanya mendongak, mengangguk setelah keduanya terdiam: “Kalian sudah keluar.”
Lalu kedengaran Steven tersenyum berkata: “Tadi aku sudah mendiskusikan dengan baik bersama paman Li, besok dengan formal mengadakan jumpa pers, mengklarifikasikan statusmu.”
Mendengar perkataan Steven, aku tak bisa menahal untuk memindahkan sorotan mata ke Siro.
Kelihatan wajahnya yang berat, ekspresinya terlihat tidak terlalu baik.
Bisa diduga, hal ini seharusnya juga bukan dengan rela hati.
Juga tidak tahu Steven mengatakan apa dengan dia, membuat dia tidak bisa tidak menyetujui, dalam hati tak bisa dihindari untuk lebih kagum lagi terhadap pria itu.
Tak peduli Li Jin ataupun Siro, seakan asal Steven mau apa, terakhir tujuannya bisa tercapai, kecakapannya menebak hati orang membuat takut orang.
“Sudah pulang, pilih satu kamar untuk tinggal!” Siro melihatku sebentar berkata.
“Tinggal di kamar waktu aku kecil dulu saja!” Aku dengan leluasa membuka mulut berkata.
Aku tahu, kamar itu sekarang sudah ditempati oleh Sunni.
Tujuan aku mengatakan perkataan ini, juga mau mengusir Sunni keluar, merambas milik orang pada akhirnya suatu hari harus dikembalikan.
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaHei Gadis jangan Lari
SandrakoCinta Dan Rahasia
JesslynCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyHis Second Chance
Derick HoLoving The Pain
AmardaThe Sixth Sense
AlexanderMenunggumu Kembali
NovanPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya