Perjalanan Selingkuh - CH 46 Kutukan Kejam

“Bagaimana dengan aku?” Sisi memonyongkan mulut, melihat Moli dengan penuh tidak puas.

“Pengacara Sisi juga merupakan orang baik.”

“Kamu menyebutnya Linda, malah memanggilku pengacara Sisi?” Ekspresi Sisi berpura-pura tidak senang.

“Sisi.” Moli terkejut hingga segera mengubah sebutan.

Perempuan berusia 32 tahun, reaksinya begitu sederhana bagai anak kecil.

Saat hendak pergi, aku membawa pergi Ami, ketika keluar dari pintu, Ami menarik erat tanganku, raut mukanya terlihat tegang.

“Jangan takut, ada aku, aku akan melindungi Ami.” Aku menundukkan kepala, tersenyum lembut pada Ami.

Mendengar perkataanku, mulut Ami tersenyum lebar, menampakkan gigi susu yang putih.

Anak yang sudah berusia 10 tahun, sekarang masih belum berganti gigi, mungkin disebabkan oleh ketidakcukupan gizi yang parah.

Untuk menambah gizi Ami, aku pergi ke supermarket ketika hendak pulang, membeli sedikit ikan, iga sapi, udang, dan berbagai macam buah-buahan.

Semua ini adalah untuk menambah nutrisi Ami. Ketika keluar dari supermarket, barang-barang sudah memenuhi troli belanja, tetapi saat akan pergi, merasa kesusahan.

Terlalu banyak barang, satu tanganku harus memegang Ami, mengangkat begitu banyak barang dengan satu tangan jelas terlihat tidak realistis, apalagi cedera pada tubuhku belum sepenuhnya sembuh. Ketika aku berada dalam situasi dilema, seorang pria muda menghampiriku.

Dia menghentikan langkah kakinya, menoleh padaku, lalu melihat Ami, kemudian bertanya: “Apakah perlu bantuan?”

Tentu bagus bisa dibantu oleh orang, aku segera mengangguk: “Kalau begitu terima kasih.”

Aku tidak segan sama sekali, pria muda itu mengulurkan tangan mengangkat barang belanjaanku, bertanya: “Apakah kalian membawa mobil sendiri, atau naik taksi?”

“Naik taksi.”

“Kalau begitu biarkan aku yang membawa kalian saja.”

“Tidak usah.” Aku segera melambaikan tangan.

Menghadapi tolakanku, pria itu juga tidak bersikeras, membantuku mengulurkan tangan untuk menghalang taksi, kemudian membantuku memasukkan barang-barang ke dalam bagasi taksi.

“Terima kasih!”

“Sama-sama, kamu tampak familiar dan baik, makanya aku membantumu.” Mulut pria melengkung membentuk senyuman, senyumannya ceria dan cerah, membuatku agak terpana.

Dalam ingatanku, juga ada seseorang yang memiliki senyuman seperti itu, dia adalah kakak kecil tetangga pada masa kecilku, tetapi orang itu telah pindah rumah ketika aku berusia 11 tahun, semenjak itu tidak ada lagi kabarnya.

Ketika pulang, aku menelpon Sisi, menyuruhnya turun untuk menjemputku.

Ketika Sisi turun dan melihat sekantong besar barang belanjaanku, kaget hingga mulut terbuka lebar: “Linda , apakah kamu rencana makan setengah bulan penuh?”

“terlalu banyak pilihan, kamu lihat, semua ini adalah untuk menambah gizi Ami.” Aku menunjuk kedua kantong besar makanan.

Sisi meninggikan lengan bajunya, menarik nafas dalam-dalam, kemudian masing-masing tangan mengangkat satu kantong besar: “Ayo!”

“Jangan, aku satu kamu satu.” Aku segera menahan tangannya, dan pergi mengambil satu kantong besar.

“Linda, badanmu belum sembuh total, sekarang jangan sok kuat, tunggu kamu sembuh barulah bantu untuk melakukan hal-hal ini, aku tidak akan menghalangimu.” Sambil bicara, Sisi bagaikan raksasa kuat, langsung berjalan masuk ke koridor.

Aku memegang Ami dan langsung menyusul langkahnya.

Sisi menarik napas, setelah masuk ke dalam lift, barulah meletakkan barang-barang itu, kemudian bernapas terengah-engah, menepuk-nepuk dadanya: “Capek sekali, hampir mati.”

Aku merasa gelisah, aku merasa diriku di sementara waktu ini seperti limbah yang tak berguna, dirawat oleh Sisi dalam segala hal, benar-benar menganggapku sebagai boneka porselen yang mudah pecah.

Setelah tiba di rumah, aku pun hendak masak, aku menyuruh Sisi untuk makan bersama di sini untuk sementara waktu, Steven memaksa waktu istirahat kerja selama sebulan, waktuku sangat cukup.

“Kamu yakin bisa melakukannya? Bisakah tubuhmu bertahan?” Sisi melihatku dengan ekspresi penuh khawatir dan curiga.

Seluruh wajahku mengerut: “selain patah tulang yang belum sepenuhnya tumbuh dengan baik, tubuhku yang lain tidak bermasalah sekarang.”

Sambil bicara, aku langsung mengunci Sisi di luar dapur.

Ini adalah makan siang pertama Ami di sini, untuk memberinya rasa seperti di rumah, aku membuat banyak makanan enak, Sisi juga dengan antusias terus menjepit lauk untuk Ami, Ami sudah tidak seperti semula, takut dan bersembunyi ketika melihat kami.

Boleh dikatakan, ini adalah sebuah peningkatan.

Pada hari kelima Ami tinggal di sini, kasus Joni, kakak Ling Ling, telah memasuki proses pengadilan, sebagai pengacara, Sisi tentu saja harus mewakili Moli di pengadilan, sedangkan aku dan Ami menjadi kerabat yang mendengar di samping.

Aku duduk di pihak penggugat, Ling Ling duduk di pihak terdakwa yang terpisah dariku oleh lorong kecil. Jarak kita kurang dari setengah meter.

Sisi mengerahkan seluruh kelebihannya sebagai seorang pengacara medali emas. Pada akhirnya, dia tidak hanya berhasil mendapatkan uang kompensasi sebanyak 2 miliar, dia juga berhasil menghukum Joni dengan alasan telah menyebabkan kematian orang karena melarikan diri di saat kecelakaan. Joni pun dijatuhi hukuman penjara selama 7 tahun karena sengaja menyebabkan kematian secara tidak langsung.

Ketika vonis dijatuhkan, Ibu Joni jatuh menangis di lantai, menepuk-nepuk paha dan membisingkan tempat, dia mengatakan bahwa putusan pengadilan tidak adil, kenapa selain denda masih dihukum berat?

Tidak peduli halangan orang, dia hendak memukul Moli, dan akhirnya pun ditahan oleh staf.

Ketika perempuan tua itu ditarik, tatapannya dipenuhi kebencian yang mendalam, melihat ke aku, Sisi, dan Moli, kami bertiga.

“Kalian akan mendapatkan balasan, aku pasti akan mengingat kalian.” Perempuan tua itu berteriak pada kami.

Balasan? Menghadapi kutukan yang kejam dari Ibu Joni, aku acuh tak acuh.

Jika benar ada balasan, maka hukuman Joni sekarang adalah balasan yang sebenarnya.

Dan Joni yang memiliki tingkah seperti hari ini, tidak lepas hubungan dari kelakuan orang tuanya.

Moli dan Ami ketakutan oleh kejadian ini, sebelum Ling Ling meninggalkan pengadilan, dia melihat aku dan Ami dengan tatapan dingin, tatapannya seperti diberi racun.

Ami takut, dia berbalik badan dan menyerbu ke pelukanku, berbisik: “Tante, aku takut!”

“Jangan takut, Tante akan melindungimu.”

Aku mengelus kepalanya, menjamin dengan tegas.

Ami perlahan-lahan mulai tenang dalam pelukanku, Moli yang melihat pemandangan ini, menampakkan ekspresi yang penuh berterima kasih.

“Tampaknya, kamu lebih baik dalam membimbingnya.” Saat dia mengatakan ini, raut mukanya muncul kesedihan.

“Moli, kamu harus kuat, harus menjadi pendukungnya, harus menjadi penunjang yang dapat menahan angin untuknya, sehingga dia memiliki rasa aman.”

Bergaul dengan Ami di beberapa hari ini, aku mendapatkan bahwa tidak susah untuk membimbing Ami, dia bukan autisme alami, tetapi hanya karena pengaruh keluarganya.

Apalagi Moli juga menjadi orang yang lemah di dalam keluarganya, tidak bisa melindungi putrinya sendiri, sehingga membuat Ami menjadi pribadi yang penakut dan tidak berani keluar dengan Moli.

Dan aku, di beberapa hari ini terus berkata padanya bahwa aku akan melindunginya, perlahan-lahan, barulah dia mulai menerima aku, pada saat bersamaan dia juga bersedia untuk melangkah ke dunia ini bersamaku.

Berikutnya adalah pembagian warisan antara nenek Ami dan Moli, itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengan ibu mertua Moli, tingkat keganasannya tidak beda dengan ibu David, daya melawan begitu kuat, ketika memarahi orang, bahasa kotor yang dikeluarkan dari mulutnya bisa dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Pada akhirnya, Sisi menakut-nakuti perempuan tua yang penuh caci maki itu dengan identitasnya sebagai pengacara, tapi di saat akan berbagi warisan, perempuan tua bersikeras menginginkan properti rumah, tidak mengalah.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu