Perjalanan Selingkuh - Bab 260 Meminjam Uang
Waktu aku mengikuti Weni Demina kembali ke keluarga Demina, Weni memberi orang tua angkat aku uang sejumlah 10M sebagai bentuk terima kasih. Bahkan karena uang itu, orang tua angkatku berjanji kepada Weni bahwa hubungan aku dan mereka telah berakhir sampai sana.
Setelah mengetahui hal ini dari Weni, aku merasa diriku dijual dengan harga 10M. Tetapi tidak tahu mengapa, hatiku merasa agak lega.
Mendengar kata-kataku, ekspresi ibu pun menjadi kaku: "Uang itu sudah digunakan untuk membeli rumah. Kamu juga tahu harga rumah Beijing terlalu tinggi, 10M juga hanya bisa membeli rumah seluas 100 meter persegi lebih"
"Kalaupun begitu, kalian juga harus menyisakan uang untuk merawat penyakit ayah! Kalau benaran tidak bisa, jualah rumah di kampung"
"Kak..." Puput memanggil dengan hati-hati.
Dulu aku mengira marga Puput Titian hanya sebuah kebetulan, karena orang yang memiliki marga Titian juga termasuk banyak, tidak menyangka dia benar-benar memiliki hubungan saudara dengan ibu kandungku.
Meskipun aku tidak pernah berinteraksi dengan Puput , dari waktu menjadi rekan kerjanya, aku bisa melihat dia adalah seorang gadis yang sangat sederhana.
Aku menoleh kepada Puput dengan ekspresi yang lembut.
Puput kemudian pun berkata: "Bibi membeli rumah atas nama anak gadisnya, jadi..."
Setelah mendengar kata-kata Puput , aku pun mengerti. Ternyata mereka membeli rumah atas nama Yosi dan sepertinya Yosi sudah tidak mau menghirau mereka lagi setelah mendapat rumah.
"Bagaimana dengan rumah di kampung?" Aku bertanya.
Tatapan Puput mengedipkan cahaya, "Sudah dijual dari kemarin. Semua uang dikumpulkan untuk membeli rumah di Beijing yang bergaya kuno, luasnya kurang dari 200 meter persegi!"
Rumah yang kurang dari 200 meter persegi, mendengar nada suara mereka yang santai, orang akan mengira rumah kota Beijing sangat tidak berharga!
Dulu waktu bersama David, rumah kami di Shanghai dibeli dengan kredit. Rumah seluas seratus meter persegi dengan harga kredit beberapa Milliar. Pinjaman bulanan yang harus dibayar bisa membuat orang tertekan sampai tidak bisa berdiri, bahkan kondisi kami sudah termasuk ke kategori keluarga yang mampu. Banyak orang yang berjuang sepanjang hidup dan bahkan tidak bisa mengumpulkan uang untuk membayar dp rumah.
"Linda, ibu dari dulu mencoba untuk menelpon kamu, tetapi telpon kamu selalu tidak aktif. Awalnya ibu ingin meminjam uang dengan kamu, tetapi ibu tidak bisa menemukan kamu. Sekarang kebetulan kita bertemu, apakah kamu bisa memberi ibu sedikit uang lagi?" Ibu melihat aku dengan wajah kasihan.
Di dalam kesan aku, meskipun ibu terlihat sangat lembut dari penampilan, kata-kata dia dan perilaku dia semuanya sangat egois dan dia sangat suka memaksa orang dengan menggunakan alasan budi agar bisa mendapatkan keuntungan.
"Maaf, aku ingat hubungan kita sudah berakhir ketika kalian menerima uang 10M itu" Aku melihatnya dengan dingin.
Aku tidak percaya dia sama sekali tidak memiliki uang sisa. Berdasarkan pengenalan aku terhadap dia, dari 10M itu pasti ada sisa lagi setelah membeli rumah.
"Mengapa kamu begitu? Mau bagaimanapun, kami telah mengasuh kamu beberapa tahun" Ibu tiba-tiba berteriak dengan kuat, ekspresinya terlihat sangat emosional.
Tatapan semua orang juga tertuju kepada kami.
Ekspresi Puput juga tidak begitu bagus.
Sementara Steven yang dari tadi tidak bersuara pun langsung menghalang di depanku dan menatap ke ibu angkatku dengan wajah yang digin: "Kalau bukan kalian membawa pergi Safira, bibi Weni juga tidak perlu merasakan sakit hati kehilangan anaknya selama belasan tahun, kakek Demina juga tidak akan jatuh sakit karena terlalu kangen kepada cucunya. Egois kalian menghancuri keluarga lain secara keseluruhan, kalian bahkan membohongi Safira dan membiarkan dia menjadi pengganti anak putri kalian. Sekarang kalian masih ada wajah membahas tentang budi mengasuh?"
Aura Steven sangat kuat, dia melindungi aku di belakangnya dengan aman.
Setelah berkata, Steven pun menarik aku dan berjalan pergi dari mereka, "10M itu adalah biaya terima kasih yang diberikan bibi Weni kepada mereka. Kalian sudah tidak berhubungan lagi"
"Kak…" Melihat kami mau pergi, Puput pun memanggil aku lagi.
Aku menghentikan langkahku dan menoleh kepadanya: "Kakak kamu bukan aku, tetapi Yosi"
Setelah berkata, aku dan Steven langsung berjalan ke arah Si Tua Ye berada.
Suara bisikan berdering dari sana sini. Dalam masyarakat zaman sekarang, mau apapun yang dilakukan orang tua, selama mereka tidak membunuh anak-anaknya, anak-anak harus mematuhi keputusan mereka tanpa syarat. Meskipun para orang tua tidak akan bisa bertindak seperti itu jika mereka mengganti posisi dengan anaknya, mereka akan memaksa dengan alasan budi. Mereka hanya bisa menunjukkan keluruhannya waktu mereka meremehkan orang lain.
Sejak aku tinggal bersama orang tua angkatku, mereka sangat jarang membawa aku bertemu dengan para kerabat dan teman. Sekarang berpikir kembali, sepertinya mereka takut orang lain akan meragu setelah melihat penampilan aku. Meskipun perubahan pertumbuhan gadis itu sangat drastis, perubahan aku terlalu tidak masuk akal, karena penampilan aku dan Yosi berbeda sangat jauh.
Aku hanya sempat pulang waktu nenek meninggal. Karena belasan tahun tidak berjumpa, banyak kerabat telah melupakan penampilan aku dan mereka hanya merasa asing ketika melihat aku. Kalau tidak membanding, kesempatan orang menyadari perbedaan drastis penampilan aku sangat rendah. Meskipun begitu, nenek yang telah mengasuh Linda sejak kecil tetap bisa menyadari perbedaan aku dan Yosi dalam satu tatapan.
Steven berhenti berjalan dan bertanya: "Apakah kamu baik-baik saja?"
Melihat ekspresi Steven yang dipenuhi kasih sayang, aku mengangguk dengan ringan, "Iya. Hanya merasa sedikit sedih saja"
"Mereka tidak pantas dengan kesedihan kamu" Steven mengelus kepalaku untuk menghibur aku.
Aku mengangguk. Meskipun aku telah memahami semua ini, ketika menghadapinya secara terus terang, aku tetap akan merasa sedikit sedih. Bagi aku, untuk masalah orang tua angkat aku selalu menganggap aku sebagai pengganti dan boneka mereka, aku akan merasa sakit hati setiap kali memikirkannya.
Waktu aku memasuki apotek, aku melihat Dennis sedang memeriksa nadi pasien, sementara Si Tua Ye duduk di sampingnya dan memberi petunjuk kepada Dennis dari waktu ke waktu.
Kalau ada penyakit yang susah disembuhkan, Si Tua Ye akan beraksi secara personal.
Melihat kedatangan aku, Dennis hanya sekedar melirik kepadaku sebelum lanjut menanyakan kondisi pasien, waktu aku baru mau bersuara, Steven menarik lenganku untuk duduk di samping sudut.
"Tunggu dia selesai saja!"
Aku mengangguk dan menahan pemikiranku untuk sesaat.
Membanding dengan pasien-pasien ini, masalah aku dan Steven sama sekali tidak termasuk penting. Acara ini adalah klinik gratis, orang yang datang semuanya adalah orang-orang miskin yang tidak sanggup memeriksa ke rumah sakit besar dan memutuskan untuk mencoba di sini. Seiring waktu berjalan, reputasi Si Tua Ye menjadi semakin bagus sampai banyak orang dari luar kota sengaja berangkat ke sini untuk diperiksa Si Tua Ye yang acaranya hanya diadakan seminggu sekali.
Mereka akan menunggu dari sore hingga malam, sampai lampu lentera dinyalakan para pasien baru pulang dengan puas.
Dennis sibuk memijat bahu Si Tua Ye.
Sementara aku langsung beraksi, menuangkan segelas air dan memberinya kepada Si Tua Ye. Kemudian memanggil dengan nada suara manis: "Kakek Ye"
Si Tua Ye menjawab 'Iya' dengan tatapannya tertuju kepada Steven.
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinDewa Perang Greget
Budi MaSang Pendosa
DoniTakdir Raja Perang
Brama aditioBaby, You are so cute
Callie WangUnplanned Marriage
MargeryAfter Met You
AmardaPria Misteriusku
LylyPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya