Perjalanan Selingkuh - Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
Aku sama sekali tidak menyangka, aku suatu hari bisa buta.
Tapi aku tidak sempat peduli dengan keadaanku sekarang ini, aku hanya ingin tahu, bagaimana dengan Steven.
“Mana Steven? Sisi, bagaimana dengan Steven?” Aku dengan cemas bertanya ke Sisi.
Sisi tak berhenti menangis, berjalan ke depanku, lalu berkata padaku: “Linda, kamu jangan khawatir…”
Wanita itu baru selesai mengatakan kalimat ini, dalam hatiku sudah berdebar-debar.
Aku meraba-raba, menyentuh tangan Sisi yang diletakkan di atas tempurung lututku, dengan kacau bertanya ke wanita itu: “Sisi, jangan rahasiakan dari aku, aku mohon beritahu aku, bagaimana dengan pria itu?”
Aku sekarang ingin sekali diriku bisa kelihatan, lalu tidak peduli apapun berlari pergi keluar, pergi mencari Steven.
Betapa ingin aku melihat dia sekarang tidak ada apa-apa.
“Sisi, jangan merahasiakan dariku ok? Aku mohon, kalau tidak aku akan lebih bisa berpikir tidak karuan lagi.”
Dalam hatiku kacau balau seperti berdiri di hutan yang tak berbatas saja, kacau tak berdaya.
“Jangan gelisah, kamu jangan gelisah dulu.” Sisi menenangkanku.
“Bagaimana aku bisa tidak gelisah! Aku mohon, bawa aku pergi melihat dia ok?” Aku menggenggam tangan Sisi, sikap yang memohon dengan tulus berkata.
“Aku mohon padamu, Sisi!”
Nada suaraku merendah memohon ke Sisi.
Sisi akhirnya tersentuh olehku, dia mengangguk: “Baik, aku bawa kamu pergi ke sana.”
Wanita itu seperti tongkatku saja, menggadeng tanganku, selangkah demi selangkah keluar dari kamar pasien.
Badanku tidak ada masalah, aku ingat sebelum tak sadarkan diri, badanku dilindungi dengan baik oleh Steven, hanya satu-satunya kepala yang terbentur oleh barang.
Tapi aku tahu, kecelakaan kali ini sangat parah, Steven melindungiku, pasti terluka, hanya saja tidak tahu kondisi lukanya parah tidak, aku hanya ingin pergi sendiri ke kamar pasien untuk memastika, aku takut mereka tidak mengatakan hal yang sebenarnya denganku.
Sisi membawaku mendorong pintu, berkata padaku: “Kamu tenang saja, sudah melewati masa kritis, hanya sekarang belum sadar.”
Aku meraba-raba, berjalan ke dalam.
“Sisi.” AKu kedengaran suara Moli.
Meski aku sudah mengganti kembali nama, tapi prang yang dekat masih terbiasa memanggilku Linda, sama seperti aku terbiasa memanggil Sonya dengan panggilan Moli.
“Kak, bagaimana dengan Steven?” Aku meraba-raba, bertanya ke wanita itu.
“Linda, ada apa dengan matamu?” Wanita itu memperhatikan ada masalah dengan mataku, nada suara sangat terkejut.
“Tidak apa-apa, hanya tidak kelihatan saja.”
AKu berkata dengan santai, semua perasaan dan pemikiranku semua ada pada Steven.
“Kak, bagaimana dengan Steven?”
“Masih koma, tulang di tubuhnya terpatah beberapa, sudah dioperasi, tapi yang paling hebat adalah, kepala terbentur, sekarang masih koma tak sadar.”
Mendengar perkataan Moli, aku merasa seperti langit runtuh saja.
Saat aku mengetahui aku tidak kelihatan, aku juga tidak merasa apa-apa, tapi saat kedengaran Steven terluka begitu parah, aku merasa aku sampai tidak bisa bernafas lagi.
“Bagaimana bisa?”
Aku meraba-raba, berlutu di samping ranjang Steven, lalu memegang tangan pria itu: “Steven, kamu buruan sadar! Aku janji denganmu, kita segera menikah ok?”
Biasanya orang yang mewujudkan apapun yang aku mohon, sekarang tak peduli bagaimanapun aku mohon dengan tulus, juga tidak bereaksi sedikitpun.
Hatiku, tidak pernah kacau seperti ini, aku menoleh bertanya ke Moli: “Gimana dokter bilang?”
Aku seakan tersambar petir saja.
Lama sekali aku baru tersadar kembali, seketika itu, aku merasa seisi dunia jadi sunyi, seisi dunia jadi hitam, tidak ada sinar terang sedikitpun, juga tidak ada suara sedikitpun, sunyi yang menakutkan.
“Linda, ada apa denganmu?”
Sisi berkali-kali memanggil, akhirnya menarikku pulang.
“Linda, kamu jangan menakuti aku.”
“Aku tidak apa-apa, pria itu pasti bisa sadar, aku di sini menemani dia saja, tidak pergi kemanapun.”
Aku menggenggam tangan Steven, air mata terjatuh ke bawah mengikuti pipi: “Steven, aku mohon ke kamu, kamu pasti harus sadarkan diri ok? Aku sekarang sudah jadi orang buta, di kemudian hari hanya bisa membiarkanmu menjadi mataku, kalau kamu tidak mau sadarkan diri, aku orang buta ini pasti akan dipersulit sampai mati oleh orang.”
Aku ingat dulu pernah melihat berita, pasien semaca ini, hanya dengan merangsang dia, baru bisa membuat orang itu bangun.
Aku sekarang hanya bisa berulang kali tak berhenti mengatakan di samping telinga pria itu, berharap dia bisa kedengaran, lalu berusaha untuk bangun.
Di sekitar ada siapa, aku tidak kelihatan, siapa yang sedang berbicara, aku juga tidak kedengaran, aku sekarang hanya terjerumus ke dalam duniaku sendiri, hanya berulang-ulang berkata dengan Steven.
Aku tidak tahu diri sendiri sudah berkata berapa kali, berkata sampai mulut dan lidah kering.
Ada orang yang memberikan ke aku segelas air, aku minum beberapa teguk.
Lalu kedengaran suara Fuji: “Kamu sekarang juga perlu pergi periksa sebentar, matamu juga tidak boleh ditunda.”
“Tidak apa-apa, toh hanya tidak kelihatan saja, aku mau tunggu dia bangun dulu.” Aku dengan wajah yang acuh tak acuh berkata.
Fuji tiba-tiba jadi marah: “Kamu ini begitu tidak menyayangi kesehatanmu sendiri?”
Aku malah tidak bergerak, hanya meletakkan hati dan jiwa pada Steven.
“Kamu berbuat seperti ini, Steven juga bisa khawatir.” Fuji tidak ada cara lain, tak ada pilihan hanya bisa memindahkan Steven keluar.
“Kalau dia khawatir, kalau begitu cepatan sadar!”
Fuji dibuat kesal sampai tidak bisa mengatakan perkataan keluar, lalu aku kedengaran dia berkata: “Kecelakaan kali ini tidak sederhana, seharusnya direncanakan.”
Kedengaran perkataan Fuji, aku dengan sekuat tenaga menoleh, bertanya ke pria itu: “Apa ini Siro mereka yang lakukan?”
Aku sekarang hanya bisa terpikir pria itu.
“Belum ada bukti yang memastikan, aku sudah tanya ke sopir Steven, dia bilang, mobilnya bertabrakan dengan mobil seorang bajingan, dihadang oleh orang di jalan, baru tidak sempat ke airport.”
Mendengar perkataan Fuji, aku seluruhnya kesal sampai sekujur tubuh gemetar.
Aku teringat masalah ibuku tenggelam, sederetan masalah ini, takutnya dari awal sudah direncanakan.
“Ibuku dia bagaimana?” Aku tanya Fuji.
“Baru bagun, badannya masih sangat lemah, aku jemput ke rumahku untuk dirawat.” Fuji dengan suara berat berkata.
Lalu, pria itu berkata: “Kalau bukan aku kebetulan pergi tepat waktu, dia bisa…”
Pria itu belum habis berbicara, aku benar sudah mengerti, mereka harusnya sungguh mau mecelakai ibuku, dan nyawaku, takutnya mereka juga mau merenggutnya.
Sungguh sangat kejam, dan aku terhadap ayah kandungku sendiri, juga sepenuhnya berhati dingin.
“Paman kecil, maaf, aku tidak seharusnya membawa ibuku kembali ke rumah keluarga Demina.” Aku merasa sangat bersalah sekali, aku sekarang merasa diri sendiri seperti seorang pembawa sial saja, mencelakai semua orang yang baik terhadapku.
“Tidak menyalahkan kamu, mereka yang terlalu kejam.”
Meski Fuji berkata seperti ini, tapi aku tahu, dirinya sendiri yang terlalu polos, tidak menyangka mereka sungguhan bisa membunuh orang, pemikiranku yang tidak terencana dengan baik.
Aku mengira, setidaknya berstatus suami-istri bertahun-tahun, dan ibuku sudah gila, Siro seharusnya tidak akan melukainya lagi, tapi aku masih menaksir terlalu tinggi sifatnya.
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeWaiting For Love
SnowMy Greget Husband
Dio ZhengPengantin Baruku
FebiThe Richest man
AfradenThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya