Perjalanan Selingkuh - Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
Jika tidak bisa menghindar, tubuhku akan dipukul oleh Xena. Setelah beberapa saat, tubuhku menjadi hitam dan biru, dan aku kelelahan sampai kehabisan napas.
"Jika kamu pergi berendam setelah latihan, efeknya akan lebih baik, dan luka di tubuhmu juga akan hilang." Xena duduk di sampingku, mengelap wajahnya dengan handuk dengan gaya malas .
Aku terjatuh ke lantai, seluruh tubuhku penuh dengan keringat, aku benar-benar sangat lelah sampai jari pun tidak ingin ku gerakkan.
"Bangun! Mumpung sekarang kamu masih bisa berdiri, cepat pergi mandi, kalau tidak kamu nanti akan lebih tidak mau bergerak, Xena menyenggol kakiku dengan pelan ke satu sisi dan mendesakku.
Aku berjuang untuk bangkit dari lantai, dan kemudian dengan sekuat tenaga berlari ke kamar mandi.
Untungnya, ketika aku sedang berlatih, Weni telah memerintahkan orang untuk menyiapkannya. Setelah melepaskan pakaiannya dan berbaring, aku merasa seperti telah hidup kembali.
Mungkin ini pengaruh setelah latihan. Perasaan kali ini lebih nyaman daripada yang sebelumnya. Pori-pori diseluruh tubunku dibuka, semua cairan obat meresap ke dalam kulit dan mengalir di sepanjang darahku. Titik meridian di tubuh seperti dibuka oleh seseorang , terasa transparan dan halus, dan masih ada sebuah rasa nyaman yang tak dapat diungkapkan
Otot-otot yang sakit di tubuh juga perlahan-lahan menjadi rileks. Kali ini, benar-benar terlalu lelah sehingga aku berendam sampai tertidur.
Setelah Steven kembali, dia baru mengendongku keluar.
"Airnya sudah mendingin. Jika kamu terus tidur lagi, kamu akan sakit."
Steven berbisik dengan lembut di telingaku. Aku membuka mata dan tatapanku mengarah kepada kedua mata Steven yang penuh cinta. Irama dan gerakan jantungnya berangsur-angsur meningkat, dan pipinya mulai panas.
Steven menutupi tubuhku dengan jubah mandi dan langsung keluar dari kamar mandi.
Sepanjang jalan, aku berbaring di dadanya, mendengarkan detak jantungnya, kegelisahan yang berhari-hari ini perlahan-lahan menenang.
"Apakah tubuhmu sudah bisa berdiri untuk berjalan sekarang?"
Melihat Steven menggendongku ke kamar, aku baru tersadar.
"Aslinya memang tidak melukai otot dan tulangku, hanya perlu istirahat beberapa hari saja sudah tidak masalah." Setelah mengatakannya, Steven mengucapkan beberapa kata di telingaku, yang membuatku malu sampai aku bersembunyi di lengannya.
Melihat reaksiku, Steven tertawa terbahak-bahak.
Karena cedera Steven, kami berdua belum berhubungan intim selama beberapa hari. Kali ini, seolah-olah untuk menebus hutang pada masa itu, Steven menginginkanku berkali-kali.
Setelah melakukannya, aku kelelahan dan sama sekali tidak memiliki tenaga lagi. Kekuatan fisik yang awalnya telah pulih, menghilang di malam ini.
Sebelum tidur, aku masih berpikir, sepertinya ada sesuatu hal yang lupa dibicarakan dengan Steven, tetapi kelopak mataku sudah begitu berat sehingga akhirnya aku tertidur dan tidak mengingatnya.
Untungnya, karena aku harus pergi bekerja keesokan harinya, aku mengatur alarm dan bangun lebih awal.
Saat sarapan ketika melihat Weni, dan aku baru tiba-tiba teringat bahwa aku ingin Steven membantuku untuk menyelidiki Morgan yang baru kembali ke China tadi malam, namuk akhirnya aku justru melupakannya sama sekali.
Pada saat ini, Steven sudah pergi ke perusahaan, jadi aku hanya bisa mengirim pesan kepadanya dan memintanya untuk membantuku menyelidikinya. Kepulangan Morgan kali ini, tidak tahu apakah itu kebetulan atau memang sudah direncanakan terlebih dahulu? Jika ini memang sudah direncanakan, tidak terlalu pasif untuk di selidiki terlebih dahulu.
Setelah aku dan Weni tiba di pintu perusahaan, kami bertemu dengan Morgan lagi.
Kemunculannya menarik perhatian banyak orang.
"Weni! Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan?”
Begitu dia mengatakan ini, dia menarik cukup banyak gosip. Weni memandangnya dengan wajah tenang: "Oke, kamu ikuti aku ke kantor. "
Setelah mengatakannya, ia berjalan ke arah lift dengan sepatu hak tingginya.
Mendengar kata-kata Weni, wajah Morgan tampak bahagia, dan ia segera mengikuti.
Setelah sampai di kantor, aku mengkhawatirkan Weni, jadi aku berdiri disana dan tidak meninggalkan kantor.
"Baiklah, katakanlah!" Weni duduk di depan meja, menatap Morgan dan langsung berkata.
"Aku ditipu untuk pergi ke luar negeri oleh keluargaku waktu itu. Ketika aku pergi ke luar negeri, aku diatur sangat ketat oleh keluargaku, dan sama sekali tidak bisa menghubungimu. Ketika akhirnya aku dapat dengan susah payah menyelesaikan studi dan bisa kembali ke cina, aku justru kebetulan mendengar bahwa kamu akan menikah dengan orang lain. Sejujurnya, pada saat acara pernikahanmu aku masih diam-diam pergi melihat. "
Bekata sampai sana, wajah Morgan menjadi suram, dan matanya memancarkan pandangan kesakitan.
Aku menoleh untuk melihat Weni, dan melihat wajahnya yang tadi dingin perlahan-lahan melembut.
"Aku tidak peduli apa alasan yang membuatmu memutuskan hubungan waktu itu. Sekarang aku hanya ingin memberitahumu bahwa kita berdua sudah tidak mungkin lagi. Kedepannya jangan ganggu hidupku lagi." Weni mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara dingin.
Tapi aku bisa mendengar bahwa nada suaranya sudah tidak sekuat kemarin.
Sangat jelas, bahwa dia memiliki perasaan kepada pria ini, benar juga, cinta pertama seorang anak muda yang masih polos adalah yang paling indah, dan juga yang paling tak terlupakan.
Mendengar kata-kata ini, ekspresi wajah Morgan mulai panik.
"Weni, aku tahu kamu masih menyalahkanku. Waktu itu memang salahku, tapi tolong beri aku kesempatan lagi. Beberapa tahun ini, aku selalu memikirkanmu dan merindukanmu, dan dengan susah payah aku baru mendapatkan kesempatan, bagaimanapun kali ini aku tidak akan pergi lagi.”
"Beberapa tahun ini, bukankah kamu sudah menikah?" Weni sedikit mendongak, menatap Morgan dan bertanya.
"Setelah dua tahun kamu menikah, aku menikah dan aku memiliki seorang anak laki-laki dan perempuan, dan sekarang mereka sudah berusia 25 tahun" Morgan membuka mulutnya dan berkata.
"Apakah sudah bercerai?"
Morgan menggelengkan kepalanya. Melihat wajah Weni yang menjadi suram, ia dengan cepat melanjutkan: "Kami suami istri berdua sudah tidak saling memiliki perasaan lagi untuk waktu yang lama. Kami sudah tidak saling ikut campur urusan satu sama lain lagi. Terlebih lagi, mereka semua di luar negeri dan tidak akan mempengaruhi kita."
Mendengar ini, Weni mencibir dan menatap Morgan. Dia bertanya kepadanya kata demi kata: "Apakah di matamu, aku hanya bisa menjadi seorang simpanan yang disembunyikan?"
Aku juga tidak menduga ternyata pria ini seperti itu. Sejujurnya, aku masih bersimpati padanya karena alasan yang dia katakan. Dan hanya mengira bahwa mereka tidak berjodoh. Jika pria ini tulus, Weni besamanya juga tidak buruk. Namun tak diduga, akhirnya ternyata seperti ini.
"Weni, umur kita sudah tidak muda lagi, mengapa peduli dengan hadiah kosong itu, kita saling mencintai, lalu bersama-sama, tidak ada yang salah."
Kata-kata Morgan membuat Weni sangat marah. Dia mengangkat tangannya dan langsung melemparkan buku dari rak di atas meja ke arahnya.
Terdengar suara plak dan tepat menghantam wajahnya, dan lensa yang ada wajahnya juga ikut jatuh ke tanah.
"Kamu pergi dari sini, pergi jauh-jauh darikku."
Weni menunjuk ke arah pintu dan meraung ke arahnya.
"Weni... jika kamu tidak menyukainya aku bisa bercarai."
"Pergi"
Weni menggunakan seluruh tenaganya untuk meneriaki Morgan.
"Jangan marah lagi. Tidak pantas marah dengan orang seperti itu." Aku dengan cepat meredakan amarah Weni, sambil menghiburnya.
Weni menopang kepalanya dengan tangannya, wajahnya frustrasi, dan bertanya, "Apakah aku sudah terlalu gagal dalam menilai seseorang?"
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya