Perjalanan Selingkuh - Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai

Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai


Yang aku tidak habis pikir adalah, saat dia menemuiku, Ia berlutut, lalu dengan wajah yang sangat menyesal:"Linda, aku sangat minta maaf, aku harus mati, aku harusnya tidak main tangan sama kamu."


Saat dia berselingkuh, Ia tidak berlutut, aku keguguran karena Ling Ling, Ia juga tidak berlutut, kenapa sekarang Ia begini?


"Kita tidak perlu membicarakan siapa yang salah, ayo kita bercerai." aku menatapnya dengan tenang.


"Tidak, aku tidak ingin bercerai denganmu, aku mati pun tidak akan bercerai denganmu." David tiba-tiba berdiri, dengan tatapan yakin Ia menatapku.


Terlihat perban yang menyelimuti betisnya, ada bekas darah juga pada perbannya, membuatku teringat hari itu aku menggigitnya.


"Kamu dengan Ling Ling sebentar lagi akan memiliki anak, beberapa bulan lagi, anak kalian akan lahir, satu keluarga 3 orang sangat menyenangkan, kenapa masih menahanku?" aku mengatakannya kepada David layaknya orang asing.


Bukannya tidak benci, tetapi kebenciannya ini sudah berada sangat sangat dalam di dalam hatiku.


David menatap mataku, Ia melihat tatapanku yang sudah tidak ada rasa cinta lagi padanya. Setelah aku merenung seketika, aku langsung mengubah pikiranku kembali pada ibu dan ayahku.


David berlutut di depan ayah dan ibuku.


"Pa, Ma, aku tahu, kali ini adalah salahku sudah melukai Linda, tapi aku melakukan itu karena aku sedang sangat marah, aku dapat menjamin, kalau Linda bersedia untuk hidup bersamaku, aku akan menjaganya baik-baik." dengan yakin David mengatakannya pada orang tuaku.


Kedua orang tuaku menatapku dengan tidak enak hati.


Aku menoleh, dan berusaha untuk tegar.


"Pa, Ma, ovarium Linda ada sedikit gangguan, Ia sulit hamil, keguguran kali ini membuat saluran rahimnya sekarang tidak baik, sekarang akan lebih sulit untuk hamil. Kalau Linda bercerai denganku, mungkin akan sulit mencari kekasih---"


Mendengar perkataan David, aku sangat marah, mengambil sebuah apel di atas meja lalu melemparkannya ke arah David:"David, kalau seumur hidupku ini tidak menikah, akupun tidak akan melanjutkan hidupku ini sebagai istrimu."


David menangkap buah apel yang aku lempar, dengan senyuman Ia melihatku:"Linda, aku tidak akan mempermasalahkan kamu selingkuh, kalau kamu bersedia kembali bersamaku, kita bisa memulai kembali kehidupan kita, lagipula kekasihmu itu hingga sekarang masih belum muncul, itu artinya Ia hanya main-main denganmu."


"David, keluar!"


Mungkin karena kebencianku pada David membuat setiap menit dan setiap detik aku bersamanya bagaikan penderitaan. Kalau aku berlanjut dengannya, aku lebih pilih mati daripada harus hidup dengannya.


"Perasaan hatimu sedang buruk, aku tidak mengganggumu lagi, kamu pelan-pelan berpikir." David melihatku sambil tersenyum.


Melihat ekpresinya yang palsu itu, aku merasa sangat muak.


Sebelum pergi meninggalkanku, David berkata kepada orang tuaku:"Pa, Ma, kalian ikut aku pulang saja."


"David, ayah dan ibuku kamu tidak perlu ikut campur." Aku tidak dapat menahan diriku untuk menjawabnya.


"Linda, bagaimana kamu berbicara." Ibuku memukul kepalaku.


"Kami berdua nanti malam tinggal di hotel beberapa hari tidak apa-apa."


Saat ayahku menolak ajakan David, aku menjadi lega.


Setelah David pergi, ayahku berkata:"Masalah perceraian kamu dengan David, di kesampingkan dulu saja."


"Pa----"Aku menatapnya terkejut.


Aku sudah membebaskan David dari kantor polisi, tetapi aku tidak dapat berjanji untuk hidup terus bersamanya.


Lalu ayah ku berkata:"Pernikahan ini bukan main-main, ingin bercerai langsung bercerai, lagipula aku mendengar perkataan David ada benarnya, kamu dengan kondisi sekarang bercerai, apakah dapat menemukan pasangan hidup yang baik?"


"Pa, aku sekarang sudah tidak ada perasaan lagi dengan David, untuk apa terus bersama?" aku dengan sangat kecewa mengatakannya.


Aku sangat berharap agar orang tua ku dapat berdiri disampingku untuk mendukungku sekali saja, hanya sesuatu yang sederhana, tidak sulit untuk dilakukan bagi mereka.


"Papa tidak ada masalah kamu ingin bertekar dengan David 2 hari. Tetapi pernikahan, hal sepenting ini, papa dan mama tidak bisa tidak ikut campur."


Apa yang dikatakan ayah dan ibuku, aku sudah tidak ingin dengar lagi, lagipula aku sudah memutuskan, begitu aku sembuh aku akan langsung bercerai dengan David.


Pada saat makan malam, aku menyuruh perawat untuk mengantar ayah dan ibuku untuk beristirahat.


Setelah mereka pergi, aku menelepon Sisi, Sisi adalah seorang pengacara, aku berpikir, kalau ada dia, masalah perceraianku dengan David akan berjalan lancar.


Begitu menerima teleponku, Sisi langsung datang ke rumah sakit.


Begitu Ia menemuiku, Ia langsung mengkritikku:"Otakmu sudah kemasukan air ya? Tidak terduga kamu membebaskannya, kamu tahu, kamu sudah melewatkan kesempatan  terbaikmu."


Begitu Sisi selesai berbicara, aku tertawa:"Orang tua ku takut, kalau di bawa ke pengadilan, masalah aku berselingkuh akan membuat mereka malu."


Sisi mondar mandir di dalam kamarku, terlihat seperti ada sesuatu yang tidak lega dalam hatinya.


Pada akhirnya Ia berhenti, lalu bertanya:"Apa rencana kamu?"


"Kamu coba bantu aku untuk berhubungan dengan David dan mendiskusikan masalah perceraianku dengannya."


"Tidak masalah, masalah ini serahkan saja padaku."


"Terima kasih!"


"Kamu dipukuli David sampai seperti ini, kamu masih dengan santainya...."


Bagimana aku tidak benci, tapi aku sekarang sudah memiliki rencana, berdasarkan kondisiku sekarang, aku dapat menahanya sebentar lalu bercerai dengannya.


Tetapi ini semua tidak dapat mengembalikan semua kesakitanku, tidak hanya Ling Ling yang mengerjaiku, atau David yang sudah melukai anakku, semua kerugian ini aku akan mendapatkannya kembali.


Malam hari pukul 9 malam, Steven baru mendapatkan kesempatan untuk datang ke rumah sakit, Ia pun dapat menebak alasan mengapa aku membebaskan David.


Steven duduk di sebelah kasurku dan bertanya:"Apa yang perlu aku bantu?"


Aku mengernyitkan dahi dan tidak menjawab pertanyaannya.


"Berdasarkan apa yang sudah dilakukan David padamu, aku dapat memecatnya dan menuduhkannya dalam kekerasan dalam rumah tangga." Saat mengatakannya tatapan Steven menyinarkan seberkas cahaya.


"Kamu sebelumnya mengatakan, kamu sangat dapat membedakan masalah pribadi dengan pekerjaan?"


Aku tiba-tiba teringat saat pertama kali bertemu dengannya, Ia mengatakan kalau Ia hanya peduli dengan kemampuan pekerjaan pegawainya, dan tidak tertarik dengan kehidupan pribadinya.


Steven tersenyum kecil.


Aku memegang tangannya, dengan lembut berkata:"Tidak perlu, aku sudah memiliki rencana."


Memecat David sangat mudah, berdasarkan kemampuannya, Ia dapat mencari pekerjaan baru dengan mudah. Sedangkan rencanaku ini kalau saja berhasil, David tidak akan ingin terus melanjutkannya.


Sedangkan aku, aku tidak mungkin mengkhianati seperti Ling Ling, aku hanya akan berperan di belakang layar saja, pada akhirnya, apapun pilihannya berada di tangan David. Dia sendiri yang menentang godaan, atau melewatkan lubang itu. Jika aku gagal, mulai saat itu, tidak peduli seberapa tinggi Ia terbang, aku tidak akan lagi campur tangan.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu