Perjalanan Selingkuh - Bab 202 Dia Berani Tidak

"Tahun itu siapapun di hadapan bosku kentut saja tidak berani, berani membodoh-bodohi bos kami."

Si gila ini dengan wajah kesal berkata. Sedangkan kalimat ini, membuatku yang mendengarnya sedikit tercengang, Sunni dengan pria itu, sebenarnya ada hubungan apa?

"Tapi Sunni yang sekarang tidak sama dengan yang dulu, sekarang dia ada orang tua, juga orang yang mempunyai yayasan, lagipula, Sunni licik sekali, pepatah mengatakan, serangan peluru yang terang-terangan mudah dihindari, serangan panah yang diam-diam susah dihindari." Aku berpura-pura sedang memikirkan untuk bosnya.

Dalam hati malah sedang berpikir, teringat waktu menyelidiki Sunni, sampai tahun itu setelah dikeluarkan oleh universitas, Sunni langsung dikirim keluar negri, tinggal di luar negri selama 4 tahun.

Dalam jangka waktu 4 tahun ini sudah terjadi apa saja, malah tidak diselidiki.

"Kamu lebih baik mengkhawatirkan dirimu sendiri! Sunni si jalang itu masih tidak bisa kabur dari genggaman bos ku, bosku juga mempunyai kelemahannya, membiarkannya dia juga tidak berani bertindak sewenang-wenang."

Kelemahan?

Aku menangkap kata penting ini, tidak bisa menahan bertanya: "Kelemahan apa?"

"Untuk apa kamu mencaritau sebanyak itu? Sekarang sudah jam 5 sore, tunggu jam 9 malam, sudah mau mengantarkan kamu pergi."

Mengatakan ini, dia terdiam sebentar, lalu berkata padaku: "Mendengar apa yang kamu katakan tadi, aku berbaik hati memberitahumu, setelah naik ke kapal nanti, menurut saja, orang yang membawamu bukan orang yang mempunyai emosi yang baik, biar nanti tidak terkena kesulitan."

Perkataannya, membuat hatiku meloncat.

"Apa harus diantar pergi? Aku merasa diantar pergi, lebih baik kalian kurung seperti ini aja! Lagipula, aku ditinggalkan dengan kalian juga pasti ada keuntungan bagi kalian, kalau Sunni nanti tidak menepati janjinya, kalian masih ada kartu terakhir sepertiku!"

Aku tau, kalau di dalam negri, aku masih mungkin didapatkan atau ditolong Steven, tapi kalau dijual kepada grup perdagangan manusia, itu benar-benar tidak ada harapan lagi.

Grup perdagangan manusia, meskipun aku tidak terlalu mengerti, tapi dulu pernah melihat di film ataupun berita.

Setiap orang yang terjual ke luar negri, yang satu jauh lebih parah dari satunya, yang terpenting, hubungan saling menguntungkan begini dibelakangnya adalah sebuah organisasi yang sangat besar, pekerjaan rahasianya sangat bagus, nantinya, kalau ingin mencari dia, benar-benar lebih susah daripada naik ke langit.

Memikirkan ini, hatiku bergetar.

Tidak peduli bagaimanapun, aku hanya bisa mencari cara untuk mengulur waktu.

Kalau sampai tahap dinodai oleh orang lain, aku lebih baik bunuh diri juga tidak akan hidup dibawah penghinaan, lalu menjadi alat untuk mereka mengumpulkan kekayaan.

AKu sedang memeras otak berpikir bagaimana untuk mengulur waktu.

Handphone pria disebelahku berbunyi.

"Kamu bilang apa? Persetan......"

"Kalau kamu berani menyentuh anakku, aku akan melawan kalian."

Suasana orang ini terpancing, seluruh tubuhku terkejut sampai menyusut, sekarang keadaan tidak menguntungkan bagiku, kalau orang ini sampai gila, kalau melakukan sesuatu kepadaku, sekarang aku diikat benar-benar tidak ada tenaga untuk melawan.

Setelahnya, orang itu terdiam sebentar, kalimat itu seperti keluar daro giginya: "Baik, aku bawakan orang kesana."

Setelah mengatakannya, disini langsung memutuskan handphone.

Setelahnya, aku mendengar orang ini mulai menelepon lagi.

Setelahnya, aku mendengar orang ini berbicara dengan orang yang di telepon: "Bos, anakku ditangkap oleh Steven, mereka bilang, kalau tidak menyerahkan wanita ini, malam ini akan membuatku melihat jasad anakku."

Sambil berkata, aku mendengar suara tangisan pria ini: "Bos, aku sudah 40an tahun, hanya ada seorang anak laki-laki......"

"Bos, aku merasa perkataan wanita ini benar, kalau benar-benar ada buku bela diri kuno, Sunni mana mungkin tega memberi kepada kita, kalau barang itu dibawa keluar, meskipun seratus pembunuh juga akan didapatkan, bos......"

"Tapi bos, Steven itu berani berkata berani berbuat, aku sungguh tidak berani bertaruh."

"Pasti si Shen Laoliu si brengsek itu yang buat, persetan neneknya, menerima uang wanita ini, pasti petunjuknya diikuti oleh Steven dan mendapatkan orang, sekarang malah mengancam dengan anakku."

Aku mendengar orang ini marah, hampir akan terjadi perlawanan dengan bos itu.

Sedangkan isi perlawanan, malah membuatku senang sekali, tampaknya Steven sudah menemukan Shen Laoliu , sekarang sedang menolongku keluar.

Mendengarkan ini, hatiku menjadi tenang, aku percaya, Steven pasti akan mencari cara untuk menolongku, seperti pahlawan dunia, menolongku dari bahaya.

Memikirkan ini, perasaanku yang kalut tiba-tiba menjadi santai.

Tapi pada saat aku menjadi santai, dadaku ditendang oleh sebuah kaki.

Dadaku terasa sakit, tidak bisa menahan erangan.

Setelahnya, aku diangkat olehnya, wajahku ditampar kuat olehnya.

"Dasar jalang, Steven berani menyentuh anakku, maka aku berani menyentuh wanitanya." Mulutnya memaki dengan sangat marah.

"Kalau kamu memukulku lagi, bagaimana bertukar dengan Steven? Apakah kamu benar-benar tidak menjaga nyawa anakmu?"

Ucapku dengan dingin.

"Aku---"

Aku mendengar suaranya tangan terangkat, saat aku mempersiapkan diriku, tamparan itu masih tidak kunjung datang.

Sekarang aku dan anakmu, adalah sandera bagi satu sama lain, kamu baik kepadaku, tentunya Steven akan baik kepada anakmu, kalau kamu berani menyentuhku, sesuai dengan sifat Steven, hanya akan berkali lipar."

Aku berkata dingin kepada orang itu.

Tadi tendangan itu ditambah dengan tamparan itu, jujur saja, sampai sekarang dadaku sakit sekali, wajahku masih terasa panas.

Tadi tenaganya saat kesal tidak kecil, tidak perlu dilihat, pipi kiri harusnya sudah membengkak.

"Dia berani......."

Aku tertawa dingin: "Menurutmu dia berani tidak? Atau kamu merasa dia adalah orang baik?"

Orang ini terdiam.

Tidak lama, handphonenya berbunyi lagi.

"Anakku, bagaimana kamu?"

"Papa......tolong aku......."

Terdengar suara tangisan anak kecil dari handphone.

"Steven, kejam sekali kamu, kalau kamu hebat sini cari aku, untuk apa menyentuh anakku?" Aku mendengar suara marahnya yang kuat.

"Arahkan handphone kamera ke Safira, aku mau melihatnya."

Terdengar suara Steven dari handphone, hatiku senang sekali.

Orang itu menjadi ragu.

Aku tau, orang ini pasti takut wajah bengkakku dilihat oleh Steven.

"Kuberi waktu 3 detik, kalau tidak, aku menyuruh orang memotong jari anakmu." Suara kejam Steven terdengar dari handphone.

"Papa, papa, tolong aku."

Tangisan anak di handphone membuat orang panik juga sakit hati.

Sesuai pemahamanku, Steven harusnya tidak akan berbuat jahat kepada seorang anak, tapi, dia sangat pintar menggunakan anak untuk mengancam pria ini.

Aku bukan bunda Maria, tidak akan berdiri di pihak kemoralan tinggi menyalahkan perbuatan Steven, apalagi, dia juga melakukannya demi menolongku, aku tidak akan menyalahkan kekejaman Steven demi orang lain.

"Baik, kamera sudah kuputar, sudah lihat?"

"Kamu berani memukulnya?"

Suara marah kejam Steven dari handphone terdengar.

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu