Perjalanan Selingkuh - Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)

Saat berbicara tentang hal ini, suara Sisi terdengar berat.

Aku teringat kalau dia mengatakan Sasi meninggal karena melompat ke sungai demi menyelamatkannya.

"Semenjak hal itu terjadi, aku tidak pernah berenang lagi, aku juga tidak pernah makan ikan lagi."

Aku mengikuti langkah kaki Sisi, akhirnya kami sampai ke sebuah tempat.

Di jalan ada banyak orang yang menyapa Sisi, tempat ini adalah sebuah bungalow yang dibangun dengan sangat indah, bungalow ini sangat bersih, sedangkan di sebelahnya adalah sebuah hotel berlantai tiga, membuat tempat ini terlihat sedikit kontras.

"Rumah ini dibangun oleh ayahku, bangunannya sudah cukup tua."

Baru saja selesai berbicara, seorang wanita paruh baya keluar dari dalam penginapan kecil yang ada di sebelahnya, saat dia melihat Sisi, wanita itu menyipitkan matanya dan berpikir sejenak : "Apakah kamu Sisi?"

"Bibi ketiga."

"Kamu mau pulang ke rumah yah! Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan kunci untukmu." wanita paruh baya itu sebenarnya sedang mencuci sayuran, tetapi saat dia melihat Sisi, dia langsung menaruh sayurnya begitu saja lalu menyeka tangannya dengan menggunakan celemek yang terpasang di tubuhnya.

Setelah itu dia berbalik dan kembali ke dalam ruangan, tidak lama kemudian dia keluar sambil membawa kunci dan memberikannya kepada Sisi.

"Setiap 3 sampai 5 hari aku selalu membersihkan tempat itu! namun jika kalian mau menginap di sana, selimut di sana sudah tidak bisa digunakan lagi, bagaimana jika kalian menginap di tempat bibi saja?"

"Aku lihat dulu saja."

Sisi menerima kuncinya dan mengucapkan terima kasih, kemudian dia membuka gembok pintu depan dan mendorongnya terbuka.

Halamannya yang kecil ditutupi dengan batako, tumbuh rumput-rumput liar di antara celah kecil di antara batakonya, akan tetapi untung saja ada orang yang datang sesekali untuk merapikannya, sehingga tidak terlalu terlihat tidak terurus.

Meskipun bungalow ini sudah tua, tetapi dapat terlihat kalau dahulu bungalow ini dirapikan dengan sangat indah oleh pemiliknya.

Sisi membuka pintu dan membuka semua kain putih yang digunakan untuk menutupi perabotan rumah, terakhir Sisi termenung menatap foto hitam putih yang tergantung di tengah-tengah ruangan.

Itu adalah foto seorang wanita tua yang terlihat baik hati, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman.

"Dia adalah nenekku, orang yang sudah membesarkanku."

Aku menemani Sisi untuk mengelap seluruh perabotan sampai bersih, lalu kami juga mengepel lantai dan mengelap jendela sampai mengkilat.

Terakhir kami bahkan memetik beberapa tangkai bunga di luar dan memasukkannya ke dalam vas bunga.

"Masih sama seperti yang dulu."

Sisi mencium wangi bunga mawar lalu memasukkannya ke dalam vas bunga.

"Bulan september, saatnya mawar mekar, nenekku paling suka menanam bunga ini, indah, tidak terlihat rapuh, dan juga berwarna-warni, nenekku menanamnya di dekat pagar sana, sangat bunga-bunga ini mekar, dia akan memetik beberapa tangkai dan memasukkannya ke dalam vas bunga."

"Nenekku sangat menikmati kehidupan, selain itu, dia masih adalah keturunan keluarga kerajaan, meskipun dia tidak dilahirkan pada saat itu, namun dia dari kecil sudah menerima pengaruh dari para generasi sebelumnya, alat musik, catur, kaligrafi, lukisan, semua dipelajarinya, namun sayang sekali saat itu aku tidak mau mempelajarinya karena karakterku yang liar."

Setelah berkata sampai sini, Sisi tertawa pelan lalu terus berkata : "Sasi jauh lebih hebat dibandingkan diriku, bahkan meskipun dia hanya datang saat liburan musim panas dan musim dingin, dia juga ikut belajar banyak hal, karakternya tenang, dia adalah seorang nona besar yang sesungguhnya, kebanggaan semua orang."

"Kamu juga sangat hebat." aku menggenggam tangan Sisi.

"Orang yang pertama kali berkata seperti itu adalah nenekku."

Setelah itu Sisi menatap foto yang tergantung di atas dinding, foto seorang wanita tua yang terlihat anggun dan tenang itu.

"Dulu aku juga mengagumi Sasi, namun saat ini aku baru menyadari kalau orang yang paling membuatku iri adalah diriku yang sebelum berumur 14 tahun."

Setelah berkata seperti itu, Sisi menatap keluar jendela dengan serius.

Matahari sudah hampir tenggelam, cahaya dari matahari tenggelam itu membuat desa kecil ini bagaikan ditutupi oleh selapis kain transparan, terlihat berkabut dan sangat indah.

"Ada satu tempat yang sangat indah untuk melihat matahari terbenam, aku akan membawamu pergi ke sana."

Sisi menoleh ke arahku dan tiba-tiba menunjukkan senyumannya yang bagaikan anak kecil.

"Oke!"

Setiap orang, di saat dalam proses tumbuh dewasa pasti akan perlahan-lahan berubah seiring dengan lingkungan di sekitarnya, kemudian mereka akan menggunakan topeng untuk menutupi diri mereka yang sebenarnya.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu