Perjalanan Selingkuh - Bab 270 Tarian Menyembah

Ini sudah ribuan tahun berlalu, meskipun kita dapat tiba di tempat itu, mungkin saja hanya menyisakan puing-puing.”

Aku mengangkat kepala untuk menatap jalan pegunungan yang tidak berujung sambil mengeluh.

“Kalau tidak masuk dan melihat isinya, aku tidak bakalan sudi.”

Aku tahu, Steven yang sebagai seorang pria memang memiliki ambisi yang tinggi, lagi pula berdasarkan kemampuannya, apabila mengetahui ada cara yang dapat menginjak pada posisi kedudukan yang lebih tinggi, pada dasarnya tidak mungkin lagi apabila menyuruh dirinya menyerah begitu saja.

“Ayo ! Mereka sudah berangkat.” Steven menoleh ke arahku dan berkata.

Setelah istirahat beberapa menit, aku dan Steven terpaksa harus memanjat ke atas lagi.

Pada saat hampir tiba di puncak gunung, aku dan Steven mencari tempat semak untuk menyembunyikan diri.

Setelah itu Rufin yang menyamar sebagai pria juga melepaskan rambut palsu di atas kepalanya, kemudian menampakkan rambut panjang berwarna merah yang berada di dalam rambut palsunya.

Rufin mengeluarkan selembar peta, setelah memperhatikan belasan menit terhadap isi peta, kemudian dia berkata pada semua orang.

“Coba urus dulu rumput semak ini, seharusnya tempat ini ada batu yang tertata, di atasnya ada motif yang terukir.”

Rufin memerintahkan kepada semua orang.

Mereka semua sedang menggendong tas ransel ketika datang berkunjung, namun ternyata setelah melihat isinya, di dalamnya bahkan ada berbagai jenis peralatan.

Di dalamnya ada sekop yang dapat dilipat, setelah itu mulai ada yang membersihkan rumput di sekeliling.

Dikarenakan ada bimbingan Rufin, sehingga mereka hanya perlu membersihkan rumput sebagian kecil saja sudah dapat menemukan batu yang tertata.

Setelah membersihkan batu tersebut, Rufin membungkuk badan dan memperhatikan ukiran di permukaan batu.

Aku dan Steven berada di jarak yang agak jauh, sehingga tidak dapat melihat dengan jelas mengenai motif ukiran tersebut, Steven mengeluarkan teleskop dari tas di belakang punggungnya.

“Dapat melihat ?” Aku bertanya pada Steven dengan nada ringan.

Steven menggeleng kepala :”Tertutup oleh rumput semak, hanya dapat melihat wajah Rufin saja.”

Dikarenakan Rufin sedang berjongkok, sehingga selain wajah dirinya, barang lainnya sudah tertutup oleh rumput semak tersebut.

“Lihat bentuk mulutnya, lihat apa yang disebut dengan mulutnya ?” Aku mengusulkan kepada Steven.

Saat ini Rufin sedang membacakan petunjuk yang berada di permukaan batu.

Langkah kaki Rufin menginjak sesuai urutan dan menyentuh sekilas pada beberapa batu, langkahnya yang ringan bagaikan sedang menari, ujung telapak kakinya juga sedang menginjak pada permukaan batu.

“Dia sedang buat apa ?”

Setelah melihat gerakan Rufin, aku bertanya pada Steven dengan tampang bingung.

Steven menggeleng kepala :”Kelihatannya Rufin lebih banyak mengerti daripada kita.”

“Ayah Rufin pernah menjadi kepala suku, lagi pula saat itu buku koleksi di rumah Rufin masih belum hilang karena kekacauan, makanya data yang dapat diperoleh dirinya pasti lebih banyak dibanding kita.”

“Kamu ada merasa gerakan dia seperti sedang menari ?”

“Umurnya sekarang paling tidak sudah ada tujuh puluhan, kelihatannya masih sehat.”

Steven sangat tidak berdaya :”Nenek tua sekarang sudah banyak yang senam di tempat umum, ditambah lagi dulu Rafin seharusnya juga pernah belajar ilmu pertarungan, tubuhnya tentu saja lebih sehat daripada nenek tua biasanya.”

“Tetapi ini bukan hal yang paling penting, kamu lihat langkah tarian dirinya, seharusnya harus menghafal juga,”

Meskipun aku tidak tahu apa alasan dari permintaan Steven, namun aku tetap saja menuruti permintaannya dan memperhatikan langkah kaki Rufin, kemudian menghafal semua gerakan kakinya ke dalam otak pemikiranku.

Gerakan langkahnya tidak terlalu sulit, hal satu-satunya yang harus aku hafal adalah batu di ujung kakinya, namun zaman sekarang banyak permainan menari yang berada di taman hiburan, oleh sebab itu aku hanya perlu menghafal seperti gerakan cara bermain di taman hiburan saja.

Namun hal di luar dugaanku malahan terjadi, seiring dengan langkah Rufin pada terakhirnya, batu di pertengahan bahkan naik dengan perlahan-lahan.

Pada saat melihat adegan ini, mulutku sudah terbuka lebar, bahkan hatiku juga ikut gemetar.

Aku tidak menyangka, setelah sekian lama berlalu, mekanisme alat tersebut masih berfungsi dengan baik.

Apa maksud dari hal ini ? Tandanya mungkin saja di dalamnya benar-benar ada barang peninggalan ribuan tahun yang lalu.

Tidak peduli apa isinya, pastinya bukan barang biasanya, setidaknya dapat dikatakan sebagai barang peninggalan sejarah.

Lagi pula pada ribuan tahun yang lalu, tempat perkumpulan Yun Yin yang misterius akan diumumkan, sehingga semua orang terkesan sangat antusias.

Setelah panggung batu naik dengan perlahan-lahan, Rufin dan rombongannya juga menampakkan reaksi gembira.

“Ibu, ternyata tarian ini begitu berguna ya,” Lulu menjerit pada Rufin dengan nada gembira.

Wajah Rufin juga penuh dengan senyuman arogan :”Saat itu nenek moyang keluarga Demina adalah wanita suci di aliran Yun Yin, tarian ini disusun oleh Yun Yin untuk persembahan, namun dikarenakan tidak memerlukan ritual tersebut lagi, maka tidak ada yang berlatih tarian ini. Pada akhirnya tarian tersebut mulai ketinggalan dengan perlahan-lahan. Pada saat aku masih kecil, aku tanpa sengaja menyadari tarian tersebut, aku belajar karena merasa penasaran, namun tidak menyangka, ternyata tarian tersebut bahkan memiliki manfaat yang sebesar ini.”

“Ibu, dari mana ibu tahu kalau masuk tempat ini memerlukan tarian ini ?” Nada bicara Lulu penuh dengan kesenangan.

“Aku sudah bukan anak muda biasa lagi, sejak awalnya aku sudah menyadari kalau langkah tarian tersebut disusun berdasarkan 5 elemen 8 gerakan dan 9 irama, setiap langkah tarian tersebut sangat penting, lagi pula langkah tarian tersebut kebetulan cocok dengan ukiran yang ada, namun ternyata memang bermanfaat pula.”

Reaksi wajah Rufin sangat semangat, kedua matanya yang berbinar-binar sedang menatap panggung batu di hadapannya.

Setelah itu dia mengeluarkan beberapa barang dari tas belakang punggungnya, masing-masing ada jimat dan dua liontin yang berukuran berbeda.

Rufin meletakkan barang di tangannya ke pertengahan batu, kemudian pilar batu juga turun dengan perlahan-lahan.

Pada akhirnya bahkan membukakan sebuah perjalanan menuju ke bawah tanah.

“Kenapa di bawah tanah ?” Sunni bertanya dengan nada kaget.

“Ini di puncak gunung, pintu masuk mesti menuju ke arah bawah, namun tidak menandakan kalau tempatnya ada di bawah tanah, bodoh.” Rufin melirik ke arah Sunni dengan tampang tidak senang, tatapan matanya membawa jejak emosi.

Kelihatannya Rufin tidak menyukai Sunni yang sebagai cucunya.

Setelah itu, Rufin berkata pada seorang pria yang berdiri di belakangnya :”Kamu jalan di depan.”

Pria tersebut mengangguk dan masuk terlebih dahulu, sementara orang di belakangnya juga masuk secara bergiliran, Rufin berjalan di pertengahan, orang yang masuk terakhir adalah seorang pria yang ahli bertarung.

Setelah orang terakhirnya berjalan masuk, pintunya masih belum sempat tertutup.

Steven langsung menarik tanganku dan berlarian cepat ke arah pintu.

Pada saat pintunya hampir tertutup, dia menarik tanganku dan meloncat ke dalam.

Di dalam gua malahan tidak terkesan hitam gulita seperti yang aku bayangkan, lebarnya ada empat atau lima meter, tingginya juga ada dua atau tiga meter, meskipun cahayanya cenderung gelap, namun masih dapat melihat dengan jelas.

Aku mengangkat kepala dan melirik ke arah atas.

Ternyata di atasnya bahkan menatah berbagai mutiara bercahaya, meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, namun sekitar jarak satu meter akan menatah sebuah mutiara, sementara cahaya yang ada di dalam seharusnya juga berasal dari berbagai mutiara tersebut.

Meskipun masih belum mencapai tempat tujuan, namun hanya dengan berbagai barang di pintu masuk saja sudah cukup menggiurkan.

Mengenai perjalanan kali ini, harapan dan semangat di dalam hatiku juga semakin besar.

Aku tiba-tiba berpikir tentang sebuah pernyataan, apabila hati masih belum tersentuh, hanya dikarenakan godaan yang belum cukup menggiurkan, apabila di hadapan godaan yang cukup menggiurkan, manusia dewa juga bakalan tersentuh.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu