Perjalanan Selingkuh - Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan

Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan


"Linda, kamu hebat sekali ya."


"Coba kamu ngomong sekali lagi yang lebih keras!"


Dengan tatapan marah David berkata, "Siapa yang kirim sms?"


"Teman." Aku dengan nada datar menjawabnya dan langsung mengambil ponselku untuk membaca sms yang dikirim Steven.


"Ini nomorku, disimpan ya, kamu ada waktu gak? aku mau mengajakmu makan."Begitu membaca smsnya, jantungku berdetak kencang. Mungkin perlakuan laki-laki terhadap wanita yang menarik di sekelilingnya berbeda-beda. Setidaknya perlakuan Steven kepadaku sudah tidak sedingin sebelumnya.


Aku memegang ponselku, dengan perasaan bingung sambil berjalan pergi.


Aku memandangi keluargaku di ruang makan, lalu memutuskan untuk pergi. Demi ini, aku berdandan cantik, menggunakan kalung indah di leherku.


"Temanku mengajak aku pergi keluar."


"Teman macam apa? Semalam ini mengajakmu keluar?" ibu mertuaku menyahut.


"Sekarang masih belum malam! di kota sebesar Jakarta, kehidupan malam baru saja dimulai." sambil berbicara, aku mengenakan sepatu hak tinggiku.


David memperhatikanku dengan seksama hingga pada kalung yang kukenakan. "kalung ini kalung yang saat pacaran kita beli kan! sekarang kamu sudah rela menggunakannya?"


"Aku melihat Ling Ling memakai kalung sangat cantik, jadi aku juga ingin memakainya." dengan senyuman aku menjawabnya. David langsung terlihat tidak nyaman.


Tanpa rasa bersalah, David tidak menanyakan kemana aku pergi seolah-olah tidak peduli, sehingga aku berhasil pergi dari rumah.


Saat aku turun ke bawah, aku melihat mobil Steven di sana, tubuhnya yang tinggi dan tampan yang sedang menyandar pada mobil.


"Kok kamu bisa disini?"


"Sejak aku mengirim sms ke kamu, baru saja sekitar 2 menit yang lalu.Begitu sampai, aku langsung mengirimkan kamu sms." katanya sambil membuka pintu mobil.


Dia terlihat sangat percaya diri kalau aku pasti akan turun, terasa seperti hidupku sedang di kontrol orang lain, menurutku ini tidak terlalu baik, laki-laki yang seperti ini terlalu berbahaya.


"Ayo makan ke Private Restaurant LaoYuan."


Restoran itu, adalah tempat siang tadi aku makan dan bertemu dengan Steven, begitu mendengar nama ini, otakku langsung teringat hal-hal yang aku lakukan bersama Steven di toilet. 


Wajahku terasa panas dan memerah.


Apa yang dia katakan, terlihat bukan sedang bertanya pendapatku, tapi seperti memberitahuku.


Setibanya di restoran, aku serasa tidak nyaman, seperti akan bertemu dengan orang yang kukenal, atau mungkin akan terjadi sesuatu. Seperti melakukan sesuatu kejahatan, dan aku merasa terganggu dengan ini.


"Malam ini ikut saya ke hotel."


"Tidak bisa, ayah dan ibu mertuaku di rumah, sementara waktu kita tidak boleh terlalu sering bertemu." aku menggelengkan kepalaku.


Begitu mendengarnya, Steven langsung meletakkan sumpitnya, tersenyum dingin menatapku:"karena ini semua adalah kehendak kamu, dengan begitu, aturan mainnya aku yang akan tentukan."


Pada saat-saat seperti ini, aku merasa aku telah melakukan kesalahan besar, aku berpikir kita tidak saling berhutang, hanya melakukan seks saja. Akan tetapi pada kenyataan ini sudah tidak adil.


"Bukankah kamu mau balas dendam kepada mereka? Hal seperti ini saja kamu sudah tidak bisa?"


"Aku tahu dia hanya sedang memprovokasi aku, tapi rupanya dia sangat hebat dalam mengambil hati orang. Seorang ibu rumah tangga yang polos sepertiku ini tidak mampu berpaling dari kepalan tangannya.


Akupun tidak tahu, aku dengan perasaan yang campur aduk pergi ke hotel dengannya, sama seperti tempat kemarin, tapi situasi yang berbeda.


Steven yang dalam keadaan tidak mabuk ini, menjadi lebih terbuka, namun terhadap suatu aspek memiliki keinginan yang lebih tinggi.


Saat mandi, dia bersikeras mengajakku untuk mandi bersamanya, aku bahkan belum melepas bajuku, dia langsung mengarahkan shower ke arahku, bajuku basah semua.


Karena yang aku kenakan berbahan Chiffon, kalau basah akan terlihat tembus pandang, tubuhku yang indah ini terlihat jelas.


"Bajuku basah, gimana aku pulang?" aku berbisik kesal padanya.


"Linda, di saat seperti ini kamu masih memikirkan hal-hal itu?"  lalu langsung memeluk dan menciumku.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu