Perjalanan Selingkuh - Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku

Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku

Setelah itu aku berbalik dan ingin pergi dari sana.

Steven meraih lenganku lalu memaksaku untuk berdiri dengan benar, setelah itu dia memaksa untuk memakaikan bajuku.

"Ayo jalan!"

"Lepaskan aku." aku memberontak.

Steven mengerutkan alis, terlihat sedikit tidak sabar, dia langsung membungkuk dan menggendongku secara paksa.

"Steven, dasar bajingan, lepaskan aku."

Sikapnya yang sewenang-wenang membuatku semakin marah dan memberontak semakin keras.

Steven berhenti, dia memandangku dengan tersenyum, tapi juga bukan seperti senyuman : "Jika kau berharap aku melepaskan seluruh pakaianmu lalu melemparmu di sini, maka silahkan, teruslah memberontak."

Perkataannya membuatku sangat kaget, aku tidak berani lagi untuk bergerak.

Baiklah, anggap saja dia menang.

Setelah dia melihatku tidak bergerak, Steven tersenyum puas.

Saat dia keluar dari bar dan memasukkanku ke dalam mobil, aku masih belum mengerti apa yang sebenarnya dia inginkan.

"Steven, untuk apa kau membawaku keluar?"

Aku menoleh dan menatap langsung ke arahnya.

"Anak itu sudah tidak ada." nada bicara Steven terdengar berat.

Aku sangat terkejut, setelah terdiam beberapa lama, kemudian barulah aku menjawabnya : "Ba…bagaimana mungkin bisa?"

Aku sangat berharap Steven sedang bercanda denganku.

Anak itu, aku pernah melihatnya, saat di rumah sakit bukankah dia masih baik-baik saja? Ini masih belum satu bulan, kenapa bisa tiba-tiba sudah tidak ada?

Selain itu, untuk apa Steven mencariku di saat seperti ini? Apakah dia mau membuat perhitungan denganku?

"Aku tahu kau sangat sedih, tapi kau harus berpikir jernih, aku benar-benar bukan orang yang mencelakainya." aku dengan hati-hati sedikit menjauh dari Steven.

Takutnya dia menggila dan melakukan sesuatu terhadapku.

Aku bukannya takut terhadap Steven, aku benar-benar takut, jelas-jelas aku tidak melakukan apapun, tetapi malah dihukum dan diperlakukan sebagai seorang pembunuh, jika begitu aku merasa sangat tidak adil!

Tiba-tiba Steven mengulurkan tangannya kearahku, aku sangat takut sehingga aku segera menutup mataku.

Sial, jangan-jangan Steven sangat marah sehingga ingin mencelakaiku dan menguburku bersama dengan anaknya!

Setelah aku menunggu sangat lama dan tidak merasakan pergerakan apapun dari Steven, aku membuka mataku pelan-pelan dan melihatnya.

Aku melihatnya sedikit membungkuk untuk membantuku mengenakan sabuk pengaman.

Seketika itu, aku tidak mengerti apa maksudnya melakukan hal itu, awalnya aku masih bisa marah-marah terhadap Steven, sengaja membuatnya marah, tetapi sekarang, aku tidak berani berbuat begitu lagi terhadapnya, biar bagaimanapun dia baru saja merasakan sakit karena kehilangan bayinya.

Steven langsung menyalakan mobil lalu melesat pergi dari sana dengan sangat cepat.

Aku sangat takut sehingga segera mencengkram pegangan di atas kepalaku, jantungku secara ingin copot.

Sepertinya Steven sangat marah, apakah dia sengaja ingin binasa bersama "pembunuh" anaknya ini?

Pikiranku tanpa dapat dikontrol mulai berpikir yang tidak-tidak, setelah sudah sampai di tempat tujuan, aku sudah tidak bisa berpikir apapun lagi, aku hanya ingin turun dari mobil dan muntah.

Aku memegang tempat sampah dan memuntahkan semuanya.

Dasar Steven gila, dia benar-benar seperti sedang melakukan balap mobil! aku masih muda, masih belum ingin cepat mati!

Bahkan aku belum selesai membalaskan dendamku kepada David dan Ling Ling, jika aku mati, mataku tidak akan bisa menutup.

Setelah aku selesai memuntahkan semuanya, Steven menarik tanganku dan berjalan masuk ke dalam, aku baru menyadari, ini ternyata adalah hotel.

"Kakiku lemas." aku menatap Steven dengan cemas, benar-benar tidak ingin masuk ke dalam.

Aku merasa aku setidaknya harus punya sedikit harga diri, tidak boleh setiap kali dia sedang sedih dan memanggilku lalu aku langsung mau menemaninya tidur begitu saja!

"Linda, nyalimu sekecil ini?" Steven menatapku dengan tatapan mengejek.

"Kau jangan sengaja membuatku marah sehingga aku mau menurutimu, kita berdua sudah selesai, hubungan kita sudah berakhir, aku tidak mau menemanimu bermain lagi." setelah berkata seperti itu, aku berbalik dan ingin pergi dari sana. Meskipun aku mengasihaninya, aku tetap tidak ingin terus-menerus menjalani hubungan yang seperti ini dengannya.

Sudah hampir satu bulan, Steven tidak pernah mencariku, tidak pernah mengirimkan satu pesanpun, tidak pernah menghubungiku, aku sudah merasakan sakit selama satu bulan.

Dengan susah payah, di saat aku memutuskan melupakan dia, dia muncul kembali, tetapi sangat disayangkan, aku sudah tidak mau menemaninya bermain lagi, aku tidak mampu bermain permainan ini.

"Linda."

Tiba-tiba Steven memelukku dari belakang lalu langsung menggendongku masuk ke dalam hotel.

"Linda, anakku sudah tidak ada, kau yang sebagai pelaku utama yang membuatku kehilangan ini harus menggantikan satu untukku!" nada bicara Steven terdengar dingin dan berbahaya.

Hatiku gemetar, aku memberontak dengan keras : "Steven, dasar kau bajingan, lepaskan aku."

Dia memanggulku di bahunya dan memegang pinggangku, karena membelakangi Steven, aku tidak bisa melihat wajahnya, aku hanya bisa memberontak dengan mengayunkan kedua kakiku.

Kenapa aku harus menggantikan satu untuknya? Bukan aku yang mencelakai anak wanita itu.

Jika aku menggantikan satu untuk wanita itu, siapa yang akan menggantikan satu untukku?

Sepanjang jalan Steven memanggulku sampai ke kamar yang dulu sering kami gunakan, lalu dia langsung melemparku ke atas ranjang, sedetik kemudian, tubuhnya langsung menekanku ke atas tempat tidur.

Aku sudah pernah melakukannya dengan Steven berkali-kali, tetapi ini pertama kalinya aku merasa sangat terhina.

Dia meniduriku hanya untuk menggantikan seorang anak untuk wanita lain.

Dia menindih tubuhku dan mengangkat kedua tanganku yang memberontak ke atas kepalaku, nada suaranya terdengar rumit : "Linda, rahim Kinara harus diangkat karena pendarahan."

Aku segera tidak memberontak lagi.

Tidak kuduga, ternyata Kinara kehilangan rahimnya.

Demi mengusirku, ternyata dia sudah mencelakai dirinya sendiri, seharusnya aku merasa sangat bahagia, tetapi hatiku malah tidak mampu bahagia sama sekali.

Dia berbuat seperti itu, mungkin karena terlalu mencintai Steven.

Pelaku utamanya tidak lain adalah pria ini.

Aku melihat pria yang sedang membenamkan kepalanya di depan dadaku ini, aku menekuk lututku dan langsung menendang selangkangan Steven.

Steven merasa sangat sakit, dia akhirnya melepaskanku, wajahnya berubah pucat karena sakit.

Dia meringkuk dan berkata : "Linda, kau kejam sekali."

"Meskipun aku tidak menyukai Kinara, tetapi demi dirimu dia bahkan mencelakai dirinya sendiri untuk menjebakku, lebih baik kau menjauh sejauh-jauhnya dariku!"

Setelah itu, aku merangkak turun dari ranjang ingin pergi dari sana.

Tetapi baru saja pergi, aku sudah ditarik kembali oleh Steven ke atas ranjang.

Setelahnya, dia membalikkan tubuhku dan mengunci kedua tanganku di balik punggungku serta menekanku ke atas ranjang

"Linda, ada beberapa hal yang tidak ingin aku beritahukan padamu, tetapi kau jangan sok tahu."

Dia berbisik pelan, suaranya sangat lirih, jika aku tidak mendengarkanya dengan seksama, pasti tidak terdengar olehku.

Aku bingung apa maksudnya berbicara seperti itu, setelah itu aku tiba-tiba menyadari kalau bajuku sudah dibuka olehnya.

"Linda, lahirkan seorang anak bagiku!"

"Bukannya kau tidak mau?" aku menatap dan menyindirnya.

Saat itu setiap kali dia pasti akan memintaku untuk minum pil pencegah kehamilan, sikapnya sangat jelas dan tegas.

"Kau sekarang sudah bercerai." sambil berbicara, dia langsung memasuki tubuhku.

Aku hanya bisa menerima diperlakukan seperti itu olehnya.

Aku tidak pernah merasa begitu sakit seperti saat ini, dulu saat aku bersama dengan Steven, aku sangat bahagia, tetapi saat ini aku malah dipenuhi dengan kesedihan.

Saat ini dia menganggapku sebagai alat untuk menghasilkan anak baginya.

Tetapi dia tidak tahu, bukan hanya salah satu ovariumku cacat, bahkan setelah aku keguguran kedua anakku, saluran indung telurku tersumbat, jika aku ingin memiliki anak, akan berkali-kali lipat lebih sulit dibandingkan orang biasa, mungkin saja jika aku ingin menjadi ibu, cara satu-satunya adalah dengan melakukan bayi tabung.

Kali ini, aku hanya dapat diam dan menerima semua perlakukannya terhadapku.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu