Perjalanan Selingkuh - Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
Malam ini, aku hampir semalaman berulang kali disiksa oleh Steven, awalnya aku masih mempunyai tenaga untuk melawan, akhirnya aku tidak mempunyai tenaga sedikitpun, kakiku terasa lemas dan pegal, bahkan tenaga untuk berdiri saja tidak ada.
Aku langsung tertidur begitu saja, bahkan saat Steven menggendongku ke kamar mandi dan memandikanku, akupun tidak mampu membuka mataku karena aku terlalu lelah.
Sebelum tidur, sepertinya Steven berbicara sesuatu di telingaku, tetapi aku terlalu mengantuk, sehingga tidak mendengarnya dengan jelas.
Saat aku bangun keesokan harinya, Steven sudah tidak ada di sana, tidak ada pil pencegah kehamilan yang dulu harus diminum, juga tidak meninggalkan pesan apapun, aku merasa sedikit tidak terbiasa.
Aku tidak berpikir untuk membeli pil sendiri dan meminumnya, lagipula aku tidak akan bisa hamil, untuk apa repot-repot meminumnya.
Aku memakai bajuku, setelah selesai berkemas, aku baru keluar dari hotel.
Mal dibuka agak siang, jadi saat sebelum mal dibuka, aku akhirnya masih belum terlambat.
Tetapi setelah aku sampai di sana, manager berkata dengan serius kepadaku : "Maaf, kau sudah tidak bisa bekerja di sini."
"Kenapa?" aku melihatnya dengan tatapan tidak mengerti.
Selama ini aku bekerja dengan sangat giat, aku bertanya di dalam hati apakah ada kesalahan yang aku lakukan, kenapa aku harus pergi?
"Maaf, dikarenakan beberapa alasan, kau tidak bisa menjadi pegawai tetap, gajimu bulan ini kami akan memberikan sedikit lebih banyak untukmu."
Setelah itu, kepala toko menyerahkan sebuah amplop yang berisi uang kepadaku.
Beberapa alasan? Sebenarnya alasan apa? Aku bertanya kepada kepala toko, tetapi kepala toko malah melihatku dengan tatapan yang tidak kumengerti dan mengisyaratkan sesuatu kepadaku : "Kau sudah menyinggung seseorang akhir-akhir ini yah!"
Setelah mendengar perkataannya, aku sangat marah sampai-sampai seluruh tubuhku bergetar, aku tidak tahu siapa sebenarnya yang tidak suka padaku sehingga dia menghalangi jalanku.
Aku membawa gaji yang baru kuterima dan berjalan dengan tidak sadar.
Saat ini ponselku tiba-tiba berbunyi, dari sana terdengar suara Steven : "Kapan masuk kerja?"
"Apa kau yang menyuruh kepala toko untuk memecatku?" aku bertanya dengan tenang kepadanya.
Aku tidak marah-marah lagi, setelah merasakan sakit dan terluka, akhirnya aku sudah semakin dewasa.
Dari seorang ibu rumah tangga yang baru saja melangkah memasuki masyarakat, dan di sini aku tersandung berkali-kali, akhirnya aku sudah belajar untuk mempersenjatai diriku sendiri.
Aku tidak menyukai kehidupan yang seperti ini, tetapi aku harus membuat diriku beradaptasi dengannya, bunga yang ada di rumah kaca memang bahagia, tetapi tidak tahan menghadapi terpaan angin dan hujan.
"Iya!" Steven hanya menjawabnya dengan datar.
"Saat ini kau di rumah saja memulihkan kesehatanmu, sambil menunggu kau hamil."
Setelah mendengar perkataan Steven, aku langsung mematikan sambungan telepon.
Aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Steven? Apakah benar-benar murni hanya untuk memintaku menggantikan dia seorang anak?
Ini pertama kalinya aku merasakan kalau ternyata aku tidak mengenalnya, bukan, mungkin bisa dibilang aku dari dulu tidak pernah mengenalnya.
Pemikiran dia terlalu rumit, dia sangat ahli di dunia bisnis, jika dia mulai menggunakan otaknya, dia benar-benar mampu untuk membunuh lawannya, salah satu contohnya adalah perusahaan Justin, sedangkan otak yang sepertiku ini, mana mungkin bisa menebak jalan pikirannya.
Aku berjalan dengan pelan dan tanpa tujuan, kadang-kadang memperhatikan sekeliling apakah ada toko yang membutuhkan karyawan.
"Linda"
Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depanku, lalu aku mendengar Jason sedang memanggil namaku.
Aku menoleh dan melihatnya : "Kenapa kau masih ada di sini?"
Aku ingat kalau kantor pusat perusahaan Justin ada di Jakarta, meskipun dia berada di sini untuk bekerja sama dengan PT. Vienna, tetapi juga tidak seharusnya berada di sini begitu lama!
"Justin membuka satu perusahaan cabang di sini, aku adalah presdir di perusahaan cabang ini." Jason berkata sambil tersenyum kepadaku.
"Oh!"
Aku tidak tertarik kepada perusahaan Justin, aku ingin melanjutkan berjalan.
Jason segera membuka pintu dan berteriak kepadaku : "Kau mau pergi ke mana? Aku akan mengantarmu."
Dia menatapku dengan gugup dan juga berharap.
Aku menganggukkan kepalaku, dia terlihat sedikit tertegun, sepertinya dia tidak menyangka kalau aku ternyata benar-benar menyetujuinya.
"Emm itu, akhir-akhir ini kau dan Steven bagaimana?" Jason ragu-ragu sebentar lalu menoleh dan bertanya kepadaku.
"Aku sudah mengerti, ada beberapa orang dan beberapa hal yang jika dilepaskan malah akan semakin baik." aku berbicara dengan datar, mataku memandang ke kejauhan lewat jendela kaca mobil.
Di jalan ada banyak pasangan yang sedang berjalan-jalan, tangan mereka kebanyakan memegang bunga mawar, selain itu di jalan juga banyak pedagang bunga mawar yang bermunculan.
Aku baru menyadari kalau hari ini adalah tanggal 14 Februari, hari Valentine.
Melihat wajah para pasangan itu menunjukkan senyuman yang manis dan bahagia, hatiku merasa sedikit iri.
Tiba-tiba Jason menghentikan mobilnya, lalu menoleh dan melihat ke luar jendela, dia mengambil uang 200 ribu dan memberikannya kepada gadis kecil yang menjual bunga di pinggir jalan : "Kemari, aku mau membeli seikat bunga mawar."
"Tuan, anda ingin berapa batang?"
"Pilih yang angkanya bagus."
"Kalau begitu 11 batang saja! Menandakan seumur hidup, 1 batangnya 20 ribu, totalnya 200 ribu, aku memberikan bonus 1 batang." gadis kecil itu tersenyum dengan sangat manis lalu dengan tangkas membungkus bunga mawar itu dan menyerahkannya kepada Jason.
Jason menerimanya dan memberikannya kepadaku yang terkejut : "Untukmu."
Seumur hidupku, ini pertama kalinya aku diberikan bunga mawar oleh seseorang, dan orang itu ternyata adalah Jason.
Aku sangat canggung, tidak tahu bagaimana cara menolaknya, perkataan selanjutnya juga sangat canggung, karena bagaimanapun juga maknanya sepertinya adalah melambangkan cinta.
"Anggap saja aku ingin kau bahagia, bukankah semua wanita menyukai bunga?" Dia melihatku tidak menerimanya, nadanya terdengar heran.
Aku teringat kalau Jason tinggal di luar negeri selama 10 tahun, mungkin menurutnya memberikan bunga hanyalah sebuah kebiasaan saja.
Aku tidak segitu narsisnya sampai mengira Jason menyukaiku, biar bagaimanapun, kita bertemu lagi setelah berpisah selama 15 tahun, interaksi di antara kami berdua tidak banyak.
"Terima kasih!" aku menerima mawarnya dan mencium baunya, aroma bunga yang samar-samar tercium olehku, memang membuat suasana hatiku lebih baik.
Jason mengantarku ke lobby apartemen.
Saat aku baru saja membuka pintu mobil, aku langsung melihat Steven.
Dia bersandar di atas mobil, tangannya memegang sebatang mawar, lalu dia menoleh dan melihatku.
Jason juga kebetulan turun dari mobil, tanganku juga sama, memegang seikat bunga mawar.
Wajah Steven terlihat sedikit tidak enak dilihat, dia membuang bunga mawar yang berada di tangannya ke tanah dan menginjaknya dengan menggunakan sepatunya yang mengkilap, kelopak mawar yang cerah itu dihancurkan menjadi lumpur, terlihat sangat menyedihkan.
Kalau dulu, aku pasti akan segera maju dan menjelaskan kepada Steven dengan cemas, tetapi setelah aku teringat hal-hal yang pernah dikatakannya kepadaku, hatiku menjadi dingin.
Aku berjalan masuk ke dalam apartemen, saat melewati sampingnya pun, aku tidak berhenti sama sekali.
Tanganku dicengkram sekali lagi oleh Steven
Aku menoleh dan menatapnya dengan dingin : "Lepas!"
Steven menyipitkan matanya, suaranya tidak besar tetapi mengandung emosi yang sangat besar : "Linda, sekarang nyalimu besar ya?"
Dulu aku selalu menurutinya, pemberontakan yang tiba-tiba ini mungkin membuatnya tidak terbiasa, sekarang dia malah semakin mencengkram tanganku.
Aku teringat akan perkataan Sisi, laki-laki semua seperti itu, mereka semua bajingan, saat kau sangat patuh kepadanya, dia malah merasa kau tidak berharga, saat kau selalu menentangnya, dia malah sangat tertarik kepadamu.
Ini seperti perbedaan antara hidangan rebus dan tumisan yang memakai cabai, hidangan yang kedua meskipun sangat pedas sampai mengeluarkan air mata, tetapi membuat orang merasa ketagihan.
"Steven, aku sudah tidak tertarik padamu." Aku memandang Steven dan berkata seperti ini dengan datar kepadanya.
Aku benar-benar bukannya sedang bermain tarik ulur dengannya, tetapi setelah 1 bulan tidak bertemu dengan Steven, aku baru bisa berpikir semakin jernih.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiUntouchable Love
Devil BuddyLoving Handsome
Glen ValoraKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMr Huo’s Sweetpie
EllyaThe Gravity between Us
Vella PinkyThe Revival of the King
ShintaPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya