Perjalanan Selingkuh - Bab 85 Terpergok Weni Demina
Aku juga mengerti pertanyaan Sisi, tapi juga tahu Kakek keluarga Demina juga tidak berhati jahat terhadapku.
Malam itu aku mimpi sebuah mimpi.
Malah bermimpi diangkat tinggi-tinggi ke atas kepala oleh Kakek keluarga Demina, dan tertawa dengan bunyi yang nyaring sepeti lonceng perak.
Adegan terakhir pun sampai kembali ke Kakek keluarga Demina memakaikan ke leherku lagi sebuah giok keselamatan yang lebih besar lagi daripada yang sebelumnya.
Setelah aku terbangun, aku hanya mengingat dua adengan ini, tapi sangat kabur, aku hanya mengira bahwa aku terlalu rindu dengan Kakek keluarga Demina, makanya bisa bermimpi seperti ini, agak tidak masuk akal, tapi dalam mimpi itu sangat lah bahagia.
Setelah aku mencuci muka dan mandi, buru-buru menelpon Steven: “Gimana urusannya?”
“Aku sudah janjian dengan Fuji, pria itu bisa membantuku membawamu masuk ke dalam.”
“Fuji?”
“Anak laki-laki dari adik perempuan Kakek keluarga Demina, beberapa waktu lalu dia tinggal di luar negeri, dua hari ini baru balik.”
Aku menganggukkan kepala: “Kalau begitu baiklah, aku sekarang pergi ke sana.”
Aku janjian dengan Steven untuk bertemu di airport, tapi sampai saat boarding Steven pun tidak kunjung datang, aku melihat Adit jalan ke arahku, mengatakan padaku: “Presdir Steven sekarang tidak ada waktu, aku yang akan mengantarmu.”
Mungkin bukannya tidak ada waktu, namun sudah dihalangi oleh Sunni!
Aku tersenyum pahit: “Baik!”
Kemudian mengikuti Adit masuk ke pintu boarding.
Di Jakarta setelah keluar dari airport pun ada orang yang menjemput, seorang yang berumur kurang lebih 30 an memberhentikan mobil di depanku, melepaskan kaca mata hitam bertanya padaku: “Kamu Linda?”
Meski bertanya tapi nada suaranya sangat lah pasti.
Aku menganggukkan kepala.
“Ternyata memang mirip sekali dengan Safira, aku sekarang percaya dengan perkataanmu.”
Setelah berkata, dia membalikkan kepala: “Mari naik mobil!”
“Tuan Fuji, tolong jaga baik-baik Nona Linda.” Adit berkata pada Fuji.
Fuji melihat Adit sejenak: “Asisten Steven, pria yang akhir-akhir ini jalan dekat dengan nona Sisi, aku tahu!”
Perkataan Fuji, membuat raut muka Adit suram.
Pria itu dengan erat merapatkan bibir, sorotan matanya agak terpukul, aku terhadap perselisihan antara pria itu dan Sisi sangat tidak paham, tapi kelihatannya saat ini, hati Adit seakan juga tidak enak.
Adit membantuku membuka pintu mobil, berkata kepadaku: “Jaga diri sendiri yang baik, jangan biarkan Sisi mengkhawatirkanmu.”
Aku mengangguk-anggukkan kepala: “Aku tahu.”
Aku tidak tahu harus bagaimana memperbaiki permasalahan antara Adit dan Sisi, terhadap masalah perasaanku sendiri saja aku kacau balau, jadi jangan bilang lagi tentang memberi saran orang lain.
Fuji menginjak pedal gas, mobil berputar balik, jalan ke jalan.
“Kamu kenapa mesti harus menjenguk Pamanku?” Fuji bertanya padaku melihatku dari kaca belakang.
Aku tidak tahu harus bagaimana mengatakannya? Mengatakan bahwa khawatir? Takutnya dari 10 orang 9 orang pun tidak percaya, kedekatan yang bersumber dari lubuk hati terhadap Kakek keluarga Demina, aku sendiri pun tidak bisa mengutarakannya.
“Aku tidak ada sedikit pun bermaksud tidak baik, kamu tenang saja, aku benar-benar hanya ingin bertemu sekali saja dengan beliau.” Aku takut Fuji salah paham, buru-buru berjanji padanya.
“Selama ada aku, kamu juga tidak akan ada kesempatan, tapi, kalau kamu berpikiran mau menunggu Pamanku sadar untuk membantumu mengklarifikasi, sementara ini tidak akan mungkin.”
Sambil berkata Fuji sambil menambah kecepatan pedal gasnya.
“Kalau aku tahu giok keselamatan ini begitu penting, aku sungguh tidak akan menerimanya.” Berkata sampai di sini, tidak bisa dihindari aku pun bisa menyesali.
Aku juga tidak mengerti, mengapa aku saat itu tidak menolak.
Karena kedekatan yang alami terhadap Kakek keluarga Demina, sampai-sampai membuatku tidak bisa berkata untuk menolaknya, adegan itu agak sedikit kukenal baik dan juga hangat.
Tapi kata-kata semacam ini, siapa yang bisa percaya, takutnya semua orang merasa aku mengharapkan giok keselamatan yang berharga ini baru berlagak bisa menerima kakek!
“Mungkin raut wajahmu membuat Paman salah mengenali ?” Fuji menghelakan nafas berkata.
“Salah mengenali? Apa mungkin mengenaliku menjadi Safira? Tidak mungkin! Aku juga mengatakan namaku.”
“Aku juga tidak jelas, semua ini masih harus menunggu beliau sadarkan diri baru lah bisa tahu.” Fuji menggelengkan kepala.
“Baik lah, sudah sampai.”
Fuji mengendari mobilnya masuk ke dalam sebuah rumah sakit, menghentikan mobil berkata padaku.
Aku segera membuka pintu turun dari mobil, Fuji menoleh ke arahku berkata: “Ayo! Kakakku kebetulan sekarang tidak ada, kamu hanya ada waktu 10 menit.”
“Kalau begitu baik lah, kamu pimpin jalan.”
Aku hampir sepenuhnya berlari kecil mengikuti Fuji dari belakangnya, akhirnya mengikutinya sampai ke sebuah ruang rawat.
Aku baru saja berjalan masuk ke dalam, terlihat orang tua yang terbaring dengan selang pernafasan, air mata pun tak bisa tertahankan berlinang ke bawah.
Aku duduk di atas ranjang pasien, mengangkat tangan Kakek keluarga Demina, dengan suara ringan berkata: “Kakek, kamu harus cepat sembuh…..”
Fuji dengan ekspresi wajah yang penuh keanehan melihatiku.
“Air matamu ini benar-benar langsung terjatuh seperti ini.”
“Aku hanya merasa sangat dekat dengan Kakek, membuatku teringat akan kakekku sendiri.”
Sebenarnya maksudku adalah sama seperti kakekku sendiri saja, tapi juga tahu bahwa kalimat ini tidak pantas, jadi mengganti kalimat di belakang.
“Apa boleh memberiku sedikit waktu, aku ingin secara pribadi berbincang dengan Beliau.” Aku berkata melihat ke arah Fuji.
Fuji menggelengkan kepala: “Itu tidak bisa, membawamu ke sini itu hanya menghormati Steven, membiarkanmu sendirian dengan Beliau tentu saja tidak bisa.”
Aku tahu permintaanku agak sedikit melewati batas, dalam hatiku ingin berkata banyak, banyak sekali yang mau dikatakan, tapi Fuji di sini, aku malah sepatah pun tidak bisa mengatakannya keluar.
Bicara sampai akhir, aku dan Kakek keluarga Demina hanya pernah bertemu sekali saja, tingkah lakuku yang tidak biasa ini sudah membuat orang merasa aneh.
“Kakek kamu harus cepat sembuh.”
“Kamu bisa menyanyi lagu ‘Menangkap Serangga Terbang’ tidak?” Fuji tiba-tiba bertanya padaku.
“Hah?” Aku ada sedikit tidak mengerti jadi melihat ke arah pria itu.
“Kalau kamu bisa menyayikannya, kamu nyanyikan berapa kali, Safira kecil sering menyanyikan lagu ini ke Kakek, mungkin saja lagu ini bisa membangunkan kesadarannya.” Fuji mengatakan kepadaku.
Aku buru-buru menganggukkan kepala: “Aku bisa, aku nyanyi sekarang.”
Aku menutup mataku, mengingat syair lagunya, dengan perlahan menyanyikannya.
Langit gelap datang terkulai
Bintang gemerlap berdampingan
Serangga berterbangan-terbangan
Siapa yang sedang kau rindukan
Bintang di langit mencucurkan air mata
Bunga mawar di tanah pun layu
Angin dingin berhembusan
Hanya ingin dirimu menemani
Serangga berterbangan, bunga bertiduran
Sepasang dan berpasangan baru lah indah
Tidak takut langit menggelap
Hanya takut hati melebur
Tidak peduli lelah atau tidak
Juga tidak peduli timur selatan barat utara
Tidak tahu apakah karena terlalu serius bernyayi, tau aku sendiri seperti sudah menjadi Safira masa itu, dalam benakku sendiri seakan terlintas muncul gambaran seorang anak perempuan yang menari dan bernyanyi menggelilingi Kakek keluarga Demina.
“Bergerak, bergerak..” Fuji dengan semangat menunjuk Kakek keluarga Demina di ranjang mengatakan pada diriku.
Mendengar suara Fuji, aku buru-buru melihat kakek, tapi yang membuatku kecewa adalah dia tidak juga membuka matanya.
“Aku kelihatan tangan paman bergerak.”
“Benarkah?” Aku dengan ekspresi wajah yang penuh kejutan melihat bertanya kepada pria itu.
“Tadi baru saja bergerak, kamu lanjut, mungkin saja sebentar lagi terbangun.”
Aku menganggukkan kepala, lanjut bernyanyi lagi.
Akhirnya baru saja bernyanyi setengah pun dihentikan oleh seseorang.
Pintu didorong terbuka oleh seseorang, Weni Demina dengan ekspresi muka penuh amarah melihatku: “Siapa yang membawamu kemari?”
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeDark Love
Angel VeronicaSuami Misterius
LauraThe Revival of the King
ShintaPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya