Perjalanan Selingkuh - Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
Bartender berkata iya lalu dia mulai meracik minumannya, cara dia meracik minuman bagaikan sedang bermain akrobat, botol anggur bagaikan sedang menari di tangannya, membuat orang yang melihatnya terpana.
Terakhir, dia menuang minuman yang sudah diraciknya ke dalam gelas transparan.
Warna minuman itu terlihat seperti warna awan merah, setelah beberapa saat, bagian yang paling atas berubah menjadi merah, bagian tengahnya adalah oranye dan warna bagian bawahnya paling muda.
"Cobalah!" bartender melihatku sekilas lalu mengulurkan tangannya dan membuat gerakan mempersilahkan minum dengan tangannya.
Aku menganggukkan kepalaku lalu mengambil gelas itu dan mencobanya.
Manis, di dalam mulut terasa manis, tanpa sadar membuat suasana hati sesorang menjadi senang, setelah mencoba tegukan pertama, aku terus meminumnya lagi, saat sudah minum sampai ke bagian tengah, rasa manis itu pelan-pelan menghilang, malahan mulai berubah menjadi asam, saat diminum lagi, selain rasa asam, juga terasa sedikit pahit.
Aku duduk dengan tatapan menerawang di sana, dari tegukan pertama sampai sekarang, bagaikan perasaanku terhadap Steven, dari manis sampai asam, lalu menjadi pahit.
Air mataku tiba-tiba mengalir keluar, tidak bisa minum lagi.
"Habiskan! Jika kau tidak minum sampai akhir, kau tidak akan tahu akhirnya."
Setelah mendengarnya, aku minum lagi, aku menyadari rasa pahitnya pelan-pelan menghilang, akhirnya ternyata berubah menjadi rasa air putih.
Air putih
"Minuman ini dinamakan 'Pelupa Perasaan' dikarenakan rasa minuman ini seperti seseorang yang pernah mengalami patah hati, akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, segala rasa manis dan pahit hilang seluruhnya, kembali tenang seperti keadaan yang semula, seiring berjalannya waktu, luka dan perasaan sedalam apapun, suatu saat nanti pasti akan terkikis habis."
Sambil berbicara, bartender itu mengambil gelas kaca yang lain lalu menuang minuman lain yang sudah selesai diraciknya ke dalamnya, warna mawar biru yang menggoda, seperti kesan yang diberikan oleh Ling Ling kepada orang lain, siluman penggoda.
Bartender mendorong gelas itu kehadapan Sisi : "Dua gelas ini anggap saja aku mentraktir kalian minum, semoga kalian berdua semakin lama semakin muda dan cantik."
Selesai bicara, bartender itu berbalik dan pergi.
"Minuman di sini benar-benar lumayan." aku tidak menyangka meminum satu gelas alkohol saja ternyata memiliki begitu banyak cerita.
"Orang tadi itu adalah pemilik tempat ini, kau dapat meminum 'Pelupa Perasaan' yang diracik olehnya sendiri, kau benar-benar beruntung." Sisi menatapku dengan tatapan iri.
Aku kira orang itu adalah bartender, ternyata dia adalah pemilik tempat ini, pantas saja terlihat berwibawa.
"Di sini ada banyak lelaki yang baik, tidak perlu memberikan hatimu hanya kepada Steven saja, ayo kita turun ke lantai dansa."
Setelah itu, Sisi mengulurkan tangannya dan menarikku.
Aku ditarik paksa oleh Sisi untuk masuk ke lantai dansa, disekelilingku penuh dengan orang yang sedang meliukkan pinggulnya dan menari dengan panas, semuanya terlihat seksi dan menggoda.
Sedangkan Sisi seperti seorang siluman penggoda, meliukkan pinggulnya seperti seekor ular, tatapan matanya sangat menggoda, gerakannya sangat menawan.
"Ayo menari! Selesai menari, suasana hatimu akan langsung membaik." Sisi mengedipkan matanya kepadaku.
Aku agak sedikit canggung, aku bisa menari, tetapi itu adalah tarian balet yang waktu kecil kupelajari sebentar dari seorang guru, akhirnya setelah diketahui oleh ayah dan ibu, mereka memaksaku untuk berhenti, hanya saja guru balet itu merasa sangat sayang sekali, dia berkata aku mempunyai bakat untuk belajar menari.
"Ayo menari! Lagipula di sini tidak ada yang mengenalimu selain aku, jangan terlalu canggung!"
Dengan dorongan dari Sisi, aku akhirnya mulai menggerakkan badanku, awalnya aku masih merasa sangat malu, tapi dengan bantuan Sisi, gerakanku akhirnya pelan-pelan mulai berani.
Sisi juga mulai mengajakku dance battle, pelan-pelan, di sekelilingku terlihat kosong.
Aku dapat mendengar sorakan dan teriakan banyak orang, juga terdengar suara siulan.
Aku menari dengan bebas, gerakanku semakin lama semakin mahir, pinggangku dari dulu memang sangat lentur dan kecil, meskipun awalnya gerakanku terlihat canggung, tetapi akhirnya semakin baik.
Saat aku sedang menari dengan bersemangat, pinggangku tiba-tiba dipeluk oleh seseorang.
"Apa yang kau lakukan?"
Aku langsung mendorong orang itu, tetapi tidak peduli sekeras apapun aku mendorongnya, tetap tidak bisa melepaskan diriku darinya.
"Linda" suara ini sangat familiar, membuat tubuhku membeku seketika.
Aku tidak menyangka aku akan bertemu Steven kembali, terlebih di tempat seperti ini.
Suaranya mengandung emosi yang ditahan, dia menarik tanganku lalu langsung berjalan ke luar.
"Apa yang kau lakukan? Apa hakmu untuk menarikku pergi? Aku masih mau menari!" untuk pertama kalinya aku marah terhadap Steven.
Apa yang sedang dia lakukan? Apa haknya berbuat seperti itu terhadapku? Jika dia ingin bertemu dia akan mencariku, jika tidak ingin bertemu, maka akan menendangku pergi, apa dia menganggapku ayam kampus yang kapanpun bersedia jika dipanggil olehnya?
Jika memikirkan hal ini, aku benar-benar merasa tidak terima, nada bicaraku kepadanya menjadi sangat kasar.
"Apa kau tidak sadar? Menarikan tarian seperti itu di atas panggung, apa kau tidak melihat pria-pria itu menatapmu dengan tatapan yang ingin menelanjangimu?" Steven memandangku dengan tatapan mata yang berbahaya, suaranya terdengar marah.
Aku bengong menatapnya.
Akhirnya tiba-tiba aku tertawa : "Aku menarikan tarian yang seperti apa, apa hubungannya denganmu? Aku tidak pernah mendengar seorang bos mengatur karyawannya sampai seperti ini, eh, salah, aku sudah mengundurkan diri, kita sudah tidak ada hubungan apapun."
Setelah itu, aku berbalik untuk berjalan ke atas panggung.
Saat ini aku hanya ingin menentang Steven, dia tidak ingin aku menari, aku justru ingin menari untuk ditunjukkan kepadanya.
Aku dengan cepat kembali masuk ke lantai dansa, tarian kali ini semakin panas dan seksi, bahkan tatapan matapun terlihat menggoda.
Aku bisa melihat Steven yang berada di bawah panggung menatapku dengan tatapan yang sangat marah, melihat ekspresinya yang seperti itu, suasana hatiku sepertinya berubah menjadi lebih baik.
Saat menari, aku langsung melepaskan jaketku dan melemparkannya ke bawah panggung, para lelaki itu mulai saling memperebutkan jaketku.
Saat Steven melihat adegan ini, wajahnya berubah semakin tidak enak dilihat, dia maju ke depan dan langsung mengambil baju itu, setelah itu dia melempar segepok uang kearah lelaki itu.
"Pergi dari sini."
Orang itu kaget melihat tatapan mata Steven, tetapi dia bersikeras berhadapan dengan Steven : "Kau merasa hebat, hah? Berani melempar uang kepadaku?"
Setelah itu dia mau mengayunkan tinjunya kepada Steven, orang lain juga ikut mengelilingi Steven, mereka sangat jelas adalah satu kelompok.
Hatiku sangat cemas, keinginan untuk membuat Steven marah seperti tadi sudah menghilang, aku segera berlari kesana dan membuka kerumuman, lalu langsung menghadang di depan Steven, aku berteriak kepada mereka : "Kalian tidak boleh menyentuhnya."
Mereka semua melihatku dengan ekspresi heran.
Sisi datang dari samping dan berbisik kepadaku : "Mereka tidak memukul Steven."
Tadi aku panik jadi tidak melihat keadaan di sini, hatiku hanya mengkhawatirkan Steven.
Sekarang aku baru melihat, orang yang pertama kali berusaha memukul Steven sedang memegang lengannya dan terlihat kesakitan.
Aku menoleh dan melihat Steven, bajunya sedikit berantakan, tetapi wajahnya hampir tidak terluka sama sekali.
Sebaliknya keadaan ketiga orang yang tadi berusaha memukulnya malah tidak baik.
"Pergi" Steven berkata dengan dingin kepada orang-orang itu.
Mereka kali ini tidak membantah, segera masuk ke dalam kerumunan orang lalu pergi.
Ada orang yang sedang membicarakan hal yang terjadi tadi.
"Pria ini sangat tampan, sangat hebat, hanya dengan satu tangan dan beberapa tendangan, dia bisa mengalahkan mereka semua, keren sekali."
"Iya benar, terlebih lagi dia sangat tampan, aku bahkan belum melihat jelas gerakannya, ternyata sudah selesai, sekarang aku sangat menyesal kenapa tadi aku tidak merekamnya."
Aku baru tahu, Steven sama sekali tidak butuh pertolonganku, aku benar-benar seperti orang bodoh, sia-sia aku mencemaskannya.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseHis Second Chance
Derick HoWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Superhero
JessiIstri kontrakku
RasudinMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyePerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya