Perjalanan Selingkuh - Bab 96 Aku Mau Cerai

Jurus ini, langsung merusak reputasiku.

Ayah dan Ibu Jason melihatku dingin bak salju es, terakhir melihat ke arah Jason: “Jason, kalau kamu berani mau wanita seperti ini, kamu juga tidak perlu mengakui kami lagi, siapa yang tahu anak yang dikandungnya anak haram siapa.”

Aku pikir aku cukup tegar, tapi ketika sangat dikucilkan orang saat ini, sungguh membuat jiwaku kacau.

Terakhir aku ditarik turun oleh Sisi, dia melindungiku, jalan melewati segerombolan orang, pergi meninggalkan tempat yang mempermalukan diriku ini.

Setelah pergi meninggalkan tempat ini, aku diatur tinggal di dalam hotel oleh Sisi.

Sepanjang jalan, aku pun jadi kosong, dalam benakku semua adalah suara-suara resepsi pernikahan, suara makian, suara ejekan, dan juga sorotan mata orang tua Jason yang melihatku dengan jijik.

Terakhir berhenti pada waktu dimana ayah ibuku memutuskan hubungan mereka denganku di depan orang banyak.

Aku tidak menyangka, ternyata hari ini aku bisa dikucilkan orang banyak dan terjerumus ke dalam kesendirian.

“Linda” Sisi yang sedih melihatku memelukku.

“Kamu jangan bersedih, kamu masih ada aku!” Sisi memelukku, suara membawa nada menangis.

Sekujur tubuhku gemetar, pelukkan hangat dari Sisi pun juga tidak bisa menghangatkan tubuhku, aku tidak mengerti, mengapa aku bisa sampai tahap seperti ini.

Aku berpikir, apa saat aku menjulurkan tangan ke Steven waktu itu lah sudah salah.

Mataku berlinang air mata, mengangkat pandangan mataku ke arah Sisi: “Semua ini adalah kesalahanku, aku lah yang duluan menggoda Steven.”

Mendengar perkataanku tubuh Sisi terkagum menjadi kaku.

Kemudia dia mengusap air mata, berdiri dan berkata padaku: “Hal ini tidak seharusnya kamu menanggungnya sendiri, aku pergi cari Steven.”

Aku buru-buru menarik menghentikannya: “Jangan! Nama baikku sudah jadi jelek, jangan mencelakai dia lagi.”

Sisi membelokkan badan melihatku, dengan suara yang menekan berkata: “Sudah sampai saat seperti ini kamu masih saja mau melindungi pria itu?”

“Hari ini Steven tidak datang menghadiri resepsi, Weni dari awal sudah merencanakan dengan baik semua ini.” Aku mengangkat pandangan mataku melihat Sisi, dengan nada suara yang datar berkata.

“Aku jadi tidak mengerti, apa Weni menyalahkan semuanya ke kamu atas meninggalnya Kakek keluarga Demina?”

Aku tersenyum pahit: “Weni adalah orang yang luar biasa keras kepala, tidak mudah untuk mengubahnya apa yang sudah diputuskan olehnya.”

Dia adalah seorang yang hidupnya kaya-raya, semua hal dilakukan sesukanya saja, dia menyayangi Safira, dia pun menganggap wanita itu menjadi barang berharga, siapapun tidak boleh menyentuhnya, keluarga adalah batasannya, siapa yang menyentuh batasannya akan mendapatkan pembalasan keras.

Siapa yang dilindungi di bawah sayapnya adalah orang yang bahagia tanpa tandingan, tapi begitu juga sebaliknya.

Sebenarnya, dengan tempat Kakek keluarga Demina di hatiku, aku benar tidak ingin hubunganku dengan Weni sampai seperti ini, tapi karena posisiku dan Sunni, kita pun ditakdirkan bak air dan api yang tidak bisa menyatu.

“Aku mau sendirian sebentar, kamu pulang dulu saja! Hari ini kamu dengan tergesa-gesa membawaku pergi, Paman dan Bibi pasti sangat khawatir akan dirimu.” Aku menghadap Sisi berkata.

“Tidak bisa, saat ini aku pasti tidak boleh pergi, kamu tenang saja, sebentar lagi aku telepon orang tuaku.”

Tapi usai Sisi berkata, handphone-nya pun berdering.

Sisi menerima telepon, tidak berapa lama lagi raut wajahnya pun jadi tidak enak dilhat, wajahnya serba salah melihatku.

“Ayah ibuku menelepon.” Dia menunjuk handphone-nya.

“Tidak apa-apa, kamu pergi dulu saja! Aku benar-benar tidak apa-apa, lagian sudah banyak yang aku alami, hal kecil seperti ini masih belum bisa menumbangkan diriku.” Aku sengaja berpura-pura santai berkata padanya.

Kemudian dengan paksa mendorong keluar Sisi.

Setelah Sisi pergi, aku baru lah berjongkok dan tangisan keluar.

Hidupku, satu langkah salah, seterusnya salah.

Aku mengurung diriku sendiri satu hari satu malam, setelah terbangun pada hari kedua dengan mata yang bengkak, kemudian melihat banyak telepon tak terjawab di handphone.

Aku membalas telepon Sisi terlebih dahulu

Baru saja mengangkat telepon Sisi langsung berkata padaku: “Linda, kamu sekarang tetap tenang dulu, kalau aku bilang kamu sama sekali tidak boleh gelisah.”

“Apa terjadi suatu hal?” Dalam hatiku naik lagi sebuah perasaan yang tidak baik.

“Video pernikahanmu kemarin disebar oleh orang ke website-website besar, sekarang sudah menjadi berita utama.”

Aku tidak mendengarkan lagi perkataan Sisi selanjutnya, aku memutuskan telepon, buru-buru mencari berita hari ini.

Yang bisa aku lihat hampir semua adalah berita tentang diriku, dekorasi resepsi yang begitu indah, terakhir diakhiri dengan begitu banyak ejekan.

Seperti sebuah adegan sinetron yang berbalik saja, menarik sampai sudah ada ratusan juta orang yang melihat, dan aku hampir seketika menjadi seperti seekor tikus di jalanan yang dihina orang.

Komentar di bawah paling banyak adalah wanita jalang yang berencana jahat, jelas sekali menipu orang untuk dinikahi, masih ada yang bilang aku berselingkuh dalam pernikahan, sekali lihat pun tahu bukan wanita baik-baik.

Perkataan yang tidak enak apapun ada, aku sampai-sampai dijuluki sebagai wanita penuh gairah yang hiperseks, seketika, semua makian menyerang ke arahku.

Aku tidak menyangkal masalah ini bisa kacau sampai seperti ini.

Aku pun jadi merasa bodoh seketika.

Aku sampai tidak berani melangkahkan kaki keluar dari pintu kamar ini, tidak berani melangkah keluar ke dunia ini.

Aku terpikir tentang Jason yang terseret masuk karena aku, tidak sedikit orang malah mengira bahwa di dalam masa pernikahanku aku sudah berhubungan dengan Jason, banyak sekali air keruh yang tersiram ke Jason.

Pria itu adalah orang yang paling tak bersalah dalam masalah kali ini, aku tidak boleh membiarkannya ikutan susah juga.

Setelah beberapa saat, aku baru lah mengambil teleponku menelepon ke Sisi: “Sisi, bantu aku buat satu surat cerai.”

“Ada apa? Jason mau memutuskan hubungan dengan kamu?”

“Bukan, aku yang mau memutuskan hubungan dengannya, dalam masalah ini dia lah yang paling tidak bersalah, kamu seharusnya tahu.” Aku tersenyum pahit.

Aku sekarang benar-benar merasa diriku sendiri adalah pembawa sial, bersama siapa pun, dia yang bakal kena masalah.

Setelah lama sekali, Sisi baru berkata: “Baik, aku sebentar lagi ke sana.”

Siang harinya, Sisi membawa nasi bungkus dan juga sebuah surat cerai kemari.

Di antara diriku dan Jason tidak ada perebutan harta, surat cerainya juga sangat simple, aku tidak ada niat untuk makan, langsung mengambil pena menanda-tangani namaku sendiri di atasnya.

“Surat cerai ini, kamu harus ingat bawa dan kasih ke Jason.” Aku memberikan surat yang sudah ditanda-tangani ke Sisi.

“Tenang, aku bisa kasih dia, kamu makan dulu!”

Sisi membuka nasi bungkus ke hadapanku.

Tapi aku saat ini nafsu makan sedikit pun tidak ada, aku menggelengkan kepala; “Tidak perlu, aku tidak nafsu makan.”

“Selanjutnya kamu berencana apa?” Sisi dengan wajah khawatir melihatku.

Aku menggelengkan kepala, tidak ada petunjuk sedikit pun, jujur kalo boleh bilang, aku sekarang pun tidak tahu aku sendiri mau melakukan apa, yang paling aku ingin kerjakan sekarang ini adalah mencari sebuah tempurung kura-kura dan menyembunyikan diriku sendiri ke dalamnya, kemudian membatasi diriku dari dunia luar sana.

Sisi dengan pandangan mata yang rumit melihat ke arahku, membuka mulut berkata: “Moli memintaku untuk mengingatkanmu, keluarga Himura masih berhutang satu janji denganmu.”

“Linda, gunakan janji ini bagaimana kalau minta keluarga Himura menyelesaikan hal ini?” Sisi dengan wajah mengharap melihatku.

“Keluarga Himura dan Demina ada hubungan saudara, belum tentu demi aku akan menentang Weni.” Aku dengan nada suara berat berkata.

Terakhir, aku menoleh melihat kearah Sisi: “Kalau keluarga Steven mau mengabulkan janji mereka, biarkan mereka bantu aku satu hal.”

“Bantu apa?”

“Aku tidak ingin masalah ini berefek ke ayah ibuku, apa yang aku lakukan tidak ada hubungannya dengan mereka, semoga keluarga Himura bisa membujuk Weni jangan mempersulit keluargaku.” Aku melihat ke bawah sambil berkata.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu