Perjalanan Selingkuh - Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
Suara yang lemah dan kecil seperti suara nyamuk dan lalat berbunyi di dalam kamar pasien yang sunyi.
“Steven…” Aku menoleh, meraba telapak tangan Steven, menggenggam dalam tangan, senang sekali sampai menangis: “Kamu sudah bangun, bagus sekali, aku akhirnya sadar juga.”
Berkata, aku mengangkat tangan pria itu, mengelus-elus ke atas wajahku. Menerima suhu dari telapak tangan pria itu, air mata yang mengalir ke pipi terjatuh.
Pria itu demi menghapus air mataku, suara lemah lembut: “Jangan menangis….”
“Aku tuang air untuk kamu.”
Aku kedengaran suara pria itu agak serak, mau menuangkan air untuk pria itu, tapi aku tidak kelihatan, ditambah suasana hati terlalu gegabah, setelah meraba-raba berulang kali, gelas terjatuh ke atas lantai semuanya olehku, mengeluarkan sederetan bunyi gelas yang pecah.
Aku tidak menyangka setelah diriku jadi orang buta sampai hal sekecil ini saja juga tidak bisa dilakukan dengan baik, dalma hati agak bersedih.
“Safira, matamu?” Steven dengan suara terkejut, di samping telingaku berbunyi.
Aku berusaha mengumpulkan sebuah senyuman keluar: “Tidak masalah, sementara kehilangan penglihatan saja.”
Berkata, aku berusaha menutupi dan memanggil bibi Limun: “Mana bibi Limun? Cepat kemari sebentar, Steven sudah sadar.”
Aku tidak ingin terlalu banyak mendiskusikan topik mataku buta, lebih tidak ingin membuat Steven mengkhawatirkan aku.
Bibi Limun di dalam kamar kecil di luar kamar pasien, kedengaran suara aku memanggil, segera berlari kemari.
“Nona Demina, apa pak Steven sudah sadar?”
Aku mengangguk: “Kamu sini bantu dia tuang air, lalu pergi cari dokter ke sini.”
“Baik baik!”
“Pak Steven sudah sadar, aku segera lapor ke pak tua Himura.” Bibi Limun menuangkan air sambil berkata padaku.
“Sekarang sudah terlalu malam, besok pagi baru beritahu saja! Jangan ganggu paman istirahat lagi.”
“Adalagi, berikan gelas ke aku, kamu pergi cari dokter ke sini.”
“Nona Demina, apa kamu ok?” Dia dengan nada suara yang tak yakin.
“Tidak masalah, kamu pergi saja!”
Aku meraba-raba, mengambil gelas dari tangan wanita itu, lalu mengambil sedotan sebelah sana dan memberikan ke Steven.
Karena memberikan berdasarkan perasaan, tidak masuk ke mulut Steven, sebaliknya hampir masuk ke dalam lubang hidung pria itu.
Steven batuk beberapa kali, agak sedikit kesulitan, lalu mengambil dengan tangan, langsung menyumpalkan sedotan ke dalam mulut.
Setelah mendengar pria itu minum beberapa teguk, aku baru tanya pria itu: “Tubuhmu mana lagi yang tidak enak?”
“Aku tidak apa-apa!” Suara pria itu meski berusaha bergaya normal, tapi aku masih kedengaran suara berusaha menahan.
“Perkataan kamu dua hari ini di samping telingaku, aku kedengaran semuanya.” Steven tiba-tiba berkata padaku.
“Apa itu berguna?” Aku tidak bisa menahan rasa penasaran bertanya ke pria itu.
“Rasanya sama seperti bermimpi ditekan oleh hantu, bisa samar-samar kedengaran, tapi tidak bisa mengeluarkan reaksi, dalam hatiku juga sangat cemas.”
Berkata sampai di sini, pria itu mengangkat tangan dan mengelus wajahku, terakhir jari tangan berhenti di mataku.
“Mata sudah kehilangan penglihatan, masih tidak istirahat dengan baik, bawah matamu juga sudah ada lingkaran hitam.” Nada suara pria itu mengandung perasaan sayang yang kental.
“Tidak apa-apa, asal kamu sadar saja bagus.”
“Bodoh!”
Steven mengelus mataku, dengan suara yang rendah dan berat: “Kalau kau sudah tidak bisa mellihat, aku akan memberikan mataku ke kamu.”
“Tidak mau, asal kamu mau jadi mataku saja sudah bagus.” Aku menggeleng.
“Lagipula, ini bukannya mata sudah rusak, tapi otak terluka, sudah melukai saraf penglihatan saja, tidak ada hubungan dengan mata.” AKu tersenyum berkata ke Steven.
Aku tidak ingin menunjukan perasaan terlalu susah dan sedih, juga tidak ingin membuat Steven mengkhawatirkan aku.
“Maaf, tidak melindungi kamu dengan baik.” Suara Steven mengandung sedih yang mendalam.
“Tidak, kamu sudah melindungiku dengan sangat baik.”
Aku tidak bisa menahan dan sepasang tangan menggenggam tangan Steven, berkata padanya.
Tidak beberapa saat, dokter dan perawat tergesa-gesa kemari.
Setelah memeriksa Steven, berkata padaku: “Pemulihan pasien terbilang bagus, sekarang sudah tidak ada masalah lagi, waktu selebihnya hanya perlu merawat luka dengan baik sudah cukup.”
“Terima kasih dok, sudah merepotkan kalian.”
Mendengar perkataan dokter, aku senang bukan main sampai menangis, kekhawatiran dan ketakutan beberapa hari ini akhirnya semuanya hilang juga.
Terakhir setelah mengantar dokter pergi, dalam hatiku lama sekali juga belum reda.
“Membuatmu sedih saja.”
Setelah dokter pergi, aku baring di atas ranjang pasien, berbaris dengan Steven, dengan ringan mendekat ke pria itu, namun juga tidak berani bersandar di tubuh pria itu.
Tapi meskipun demikian, juga membuat hatiku tenang bukan main, meski tetap saja tidak kelihatan pria itu, tapi setidaknya kedengaran suaranya, juga tidak perlu tengah bangun terbangun karena ketakutan, melihat apakah telapak tangannya masih hangat.
“Sudah bagus asal kamu sadar.”
Perasaan sedih yang ditekan beberapa waktu ini, membuat aku memeluk Steven dan tak bisa menahan menangis keluar dengan suara yang kecil.
“Apakah mereka membuatmu kesal?” Steven menggunakan satu tangannya untuk merangkuku, bertanya padaku.
Aku ingin sekali seperti dulu, memberitahu pria itu masalah yang tak bisa aku selesaikan, tunggu dia memberikan aku gagasan, tapi sekarang tidak bisa, sekarang kesehatan pria itu tidak bagus, aku tidak boleh membuat dia khawatir.
“Kamu tenang, aku akan menyelesaiakan masalah dengan baik.”
“Kamu sekarang mata tidak kelihatan, gimana menyelesaikan?” Steven berkata, menggoret sebentar hidungku, berkata padaku: “Percayalah dengan pria milikmu, aku akan bantu kamu selesaikan.”
Nada suaranya juga begitu percaya diri, seakan masalah sudah di tangannya, semuanya bisa diselesaikan.
Dan kemampuan pria itu, juga membuat orang akui tanpa ragu.
Kemampuanku yang sedikit ini di hadapan Steven terlihat tidak cukup, dengan beberapa kata bisa dipancing untuk mengeluarkan perkataan
Tanpa disadari, lalu mengatakan keluar ke Steven masalah yang terjadi beberapa waktu ini.
Kedengaran perkataanku, Steven tidak hanya tidak marah, sebaliknya mengeluarkan senyum ringan: “Mereka juga hanya bisa menggunakan cara yang hina.”
Lalu, pria itu berkata padaku: “Besok, kamu teruskan menelpon orangtua asuhmu, dan setuju memberikan mereka 20 miliar, tapi, pembicaraan telponnya perlu direkam.”
“Baik.”
“Tentu saja, rekaman ini untuk serap, kalau sudah memberikan mereka 20 miliar, mereka masih tidak mengklarifikasikan di internet, kita baru keluarkan, aku tahu, berbuat seperti ini, hatimu sulit menerimanya, tapi ini hanya untuk berjaga-jaga, kalau mereka sungguh bertindak karena diprofokasi orang, 20 miliar kamu ini juga tidak bisa menyelesaikan masalah.”
Steven menganalisa sedikit demi sedikit untukku, masalah yang sangat rumit bagiku, dengan beberapa kata sudah bisa diselesaikan oleh pria itu.
“Urusan Sunni sana lebih mudah diselesaikan lagi, kamu biarkan saja dulu masalah itu berkembang, tunggu setelah sidang, asal hubungan Sunni dan ayahmu terbongkar keluar, saat itu, masalah langsung bisa berputar balik dan membaik, ada orang, yang disanjung semakin tinggi, terhempas semakin hebat sekali, beberapa waktu ini, kamu boleh juga menambah minyak supaya apinya lebih berkobar lagi, langsung menyanjung Sunni.”
“Mengingat Sunni mau memerankan orang yang baik hati yang cantik, kalau begitu biarkan dia memerankan, tunggu setelah semua orang menganggap dia jadi gadis cantik yang baik hati dan tidak berbahaya, baru mengambil keluar sederetan bukti, di belakang orang yang kelihatannya baik hati dan tidak berbahaya ini adlaah sekuntum bunga yang jahat sampai merasuki hati, perbedaan semacam ini, lebih bisa membuat orang benci, terjatuh dari langit sampai ke neraka, hanya berjarak tipis.” Aku terseyum berkata ke Steven.
Steven mengangguk puas, setuju berkata: “Bagus, seperti ini saja.”
“Mereka sekarang hanya bisa berlompat-lompat tidak berapa hari lagi, biarkan mereka melompat dulu.” Berkata sampai di sini, Steven mengelus kepalaku, dengan suara ringan berkata.
“Kamu tenang, yang kita terima sekarang ini, aku akan membuat mereka bayar semuanya 100 kali lipat.” Steven menjamin berkata di samping telingaku dengan suara yang ringan.
Novel Terkait
Adieu
Shi QiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAkibat Pernikahan Dini
CintiaStep by Step
LeksPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaWahai Hati
JavAliusPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya