Perjalanan Selingkuh - Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi

Suara yang lemah dan kecil seperti suara nyamuk dan lalat berbunyi di dalam kamar pasien yang sunyi.

“Steven…” Aku menoleh, meraba telapak tangan Steven, menggenggam dalam tangan, senang sekali sampai menangis: “Kamu sudah bangun, bagus sekali, aku akhirnya sadar juga.”

Berkata, aku mengangkat tangan pria itu, mengelus-elus ke atas wajahku. Menerima suhu dari telapak tangan pria itu, air mata yang mengalir ke pipi terjatuh.

Pria itu demi menghapus air mataku, suara lemah lembut: “Jangan menangis….”

“Aku tuang air untuk kamu.”

Aku kedengaran suara pria itu agak serak, mau menuangkan air untuk pria itu, tapi aku tidak kelihatan, ditambah suasana hati terlalu gegabah, setelah meraba-raba berulang kali, gelas terjatuh ke atas lantai semuanya olehku, mengeluarkan sederetan bunyi gelas yang pecah.

Aku tidak menyangka setelah diriku jadi orang buta sampai hal sekecil ini saja juga tidak bisa dilakukan dengan baik, dalma hati agak bersedih.

“Safira, matamu?” Steven dengan suara terkejut, di samping telingaku berbunyi.

Aku berusaha mengumpulkan sebuah senyuman keluar: “Tidak masalah, sementara kehilangan penglihatan saja.”

Berkata, aku berusaha menutupi dan memanggil bibi Limun: “Mana bibi Limun? Cepat kemari sebentar, Steven sudah sadar.”

Aku tidak ingin terlalu banyak mendiskusikan topik mataku buta, lebih tidak ingin membuat Steven mengkhawatirkan aku.

Bibi Limun di dalam kamar kecil di luar kamar pasien, kedengaran suara aku memanggil, segera berlari kemari.

“Nona Demina, apa pak Steven sudah sadar?”

Aku mengangguk: “Kamu sini bantu dia tuang air, lalu pergi cari dokter ke sini.”

“Baik baik!”

“Pak Steven sudah sadar, aku segera lapor ke pak tua Himura.” Bibi Limun menuangkan air sambil berkata padaku.

“Sekarang sudah terlalu malam, besok pagi baru beritahu saja! Jangan ganggu paman istirahat lagi.”

“Adalagi, berikan gelas ke aku, kamu pergi cari dokter ke sini.”

“Nona Demina, apa kamu ok?” Dia dengan nada suara yang tak yakin.

“Tidak masalah, kamu pergi saja!”

Aku meraba-raba, mengambil gelas dari tangan wanita itu, lalu mengambil sedotan sebelah sana dan memberikan ke Steven.

Karena memberikan berdasarkan perasaan, tidak masuk ke mulut Steven, sebaliknya hampir masuk ke dalam lubang hidung pria itu.

Steven batuk beberapa kali, agak sedikit kesulitan, lalu mengambil dengan tangan, langsung menyumpalkan sedotan ke dalam mulut.

Setelah mendengar pria itu minum beberapa teguk, aku baru tanya pria itu: “Tubuhmu mana lagi yang tidak enak?”

“Aku tidak apa-apa!” Suara pria itu meski berusaha bergaya normal, tapi aku masih kedengaran suara berusaha menahan.

“Perkataan kamu dua hari ini di samping telingaku, aku kedengaran semuanya.” Steven tiba-tiba berkata padaku.

“Apa itu berguna?” Aku tidak bisa menahan rasa penasaran bertanya ke pria itu.

“Rasanya sama seperti bermimpi ditekan oleh hantu, bisa samar-samar kedengaran, tapi tidak bisa mengeluarkan reaksi, dalam hatiku juga sangat cemas.”

Berkata sampai di sini, pria itu mengangkat tangan dan mengelus wajahku, terakhir jari tangan berhenti di mataku.

“Mata sudah kehilangan penglihatan, masih tidak istirahat dengan baik, bawah matamu juga sudah ada lingkaran hitam.” Nada suara pria itu mengandung perasaan sayang yang kental.

“Tidak apa-apa, asal kamu sadar saja bagus.”

“Bodoh!”

Steven mengelus mataku, dengan suara yang rendah dan berat: “Kalau kau sudah tidak bisa mellihat, aku akan memberikan mataku ke kamu.”

“Tidak mau, asal kamu mau jadi mataku saja sudah bagus.” Aku menggeleng.

“Lagipula, ini bukannya mata sudah rusak, tapi otak terluka, sudah melukai saraf penglihatan saja, tidak ada hubungan dengan mata.” AKu tersenyum berkata ke Steven.

Aku tidak ingin menunjukan perasaan terlalu susah dan sedih, juga tidak ingin membuat Steven mengkhawatirkan aku.

“Maaf, tidak melindungi kamu dengan baik.” Suara Steven mengandung sedih yang mendalam.

“Tidak, kamu sudah melindungiku dengan sangat baik.”

Aku tidak bisa menahan dan sepasang tangan menggenggam tangan Steven, berkata padanya.

Tidak beberapa saat, dokter dan perawat tergesa-gesa kemari.

Setelah memeriksa Steven, berkata padaku: “Pemulihan pasien terbilang bagus, sekarang sudah tidak ada masalah lagi, waktu selebihnya hanya perlu merawat luka dengan baik sudah cukup.”

“Terima kasih dok, sudah merepotkan kalian.”

Mendengar perkataan dokter, aku senang bukan main sampai menangis, kekhawatiran dan ketakutan beberapa hari ini akhirnya semuanya hilang juga.

Terakhir setelah mengantar dokter pergi, dalam hatiku lama sekali juga belum reda.

“Membuatmu sedih saja.”

Setelah dokter pergi, aku baring di atas ranjang pasien, berbaris dengan Steven, dengan ringan mendekat ke pria itu, namun juga tidak berani bersandar di tubuh pria itu.

Tapi meskipun demikian, juga membuat hatiku tenang bukan main, meski tetap saja tidak kelihatan pria itu, tapi setidaknya kedengaran suaranya, juga tidak perlu tengah bangun terbangun karena ketakutan, melihat apakah telapak tangannya masih hangat.

“Sudah bagus asal kamu sadar.”

Perasaan sedih yang ditekan beberapa waktu ini, membuat aku memeluk Steven dan tak bisa menahan menangis keluar dengan suara yang kecil.

“Apakah mereka membuatmu kesal?” Steven menggunakan satu tangannya untuk merangkuku, bertanya padaku.

Aku ingin sekali seperti dulu, memberitahu pria itu masalah yang tak bisa aku selesaikan, tunggu dia memberikan aku gagasan, tapi sekarang tidak bisa, sekarang kesehatan pria itu tidak bagus, aku tidak boleh membuat dia khawatir.

“Kamu tenang, aku akan menyelesaiakan masalah dengan baik.”

“Kamu sekarang mata tidak kelihatan, gimana menyelesaikan?” Steven berkata, menggoret sebentar hidungku, berkata padaku: “Percayalah dengan pria milikmu, aku akan bantu kamu selesaikan.”

Nada suaranya juga begitu percaya diri, seakan masalah sudah di tangannya, semuanya bisa diselesaikan.

Dan kemampuan pria itu, juga membuat orang akui tanpa ragu.

Kemampuanku yang sedikit ini di hadapan Steven terlihat tidak cukup, dengan beberapa kata bisa dipancing untuk mengeluarkan perkataan

Tanpa disadari, lalu mengatakan keluar ke Steven masalah yang terjadi beberapa waktu ini.

Kedengaran perkataanku, Steven tidak hanya tidak marah, sebaliknya mengeluarkan senyum ringan: “Mereka juga hanya bisa menggunakan cara yang hina.”

Lalu, pria itu berkata padaku: “Besok, kamu teruskan menelpon orangtua asuhmu, dan setuju memberikan mereka 20 miliar, tapi, pembicaraan telponnya perlu direkam.”

“Baik.”

“Tentu saja, rekaman ini untuk serap, kalau sudah memberikan mereka 20 miliar, mereka masih tidak mengklarifikasikan di internet, kita baru keluarkan, aku tahu, berbuat seperti ini, hatimu sulit menerimanya, tapi ini hanya untuk berjaga-jaga, kalau mereka sungguh bertindak karena diprofokasi orang, 20 miliar kamu ini juga tidak bisa menyelesaikan masalah.”

Steven menganalisa sedikit demi sedikit untukku, masalah yang sangat rumit bagiku, dengan beberapa kata sudah bisa diselesaikan oleh pria itu.

“Urusan Sunni sana lebih mudah diselesaikan lagi, kamu biarkan saja dulu masalah itu berkembang, tunggu setelah sidang, asal hubungan Sunni dan ayahmu terbongkar keluar, saat itu, masalah langsung bisa berputar balik dan membaik, ada orang, yang disanjung semakin tinggi, terhempas semakin hebat sekali, beberapa waktu ini, kamu boleh juga menambah minyak supaya apinya lebih berkobar lagi, langsung menyanjung Sunni.”

“Mengingat Sunni mau memerankan orang yang baik hati yang cantik, kalau begitu biarkan dia memerankan, tunggu setelah semua orang menganggap dia jadi gadis cantik yang baik hati dan tidak berbahaya, baru mengambil keluar sederetan bukti, di belakang orang yang kelihatannya baik hati dan tidak berbahaya ini adlaah sekuntum bunga yang jahat sampai merasuki hati, perbedaan semacam ini, lebih bisa membuat orang benci, terjatuh dari langit sampai ke neraka, hanya berjarak tipis.” Aku terseyum berkata ke Steven.

Steven mengangguk puas, setuju berkata: “Bagus, seperti ini saja.”

“Mereka sekarang hanya bisa berlompat-lompat tidak berapa hari lagi, biarkan mereka melompat dulu.” Berkata sampai di sini, Steven mengelus kepalaku, dengan suara ringan berkata.

“Kamu tenang, yang kita terima sekarang ini, aku akan membuat mereka bayar semuanya 100 kali lipat.” Steven menjamin berkata di samping telingaku dengan suara yang ringan.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu