Perjalanan Selingkuh - Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti

Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti

Aku tidak menyangka ternyata dia bisa mengetahui namaku, aku tertegun sebentar di sana.

Dia dengan perut yang besar berjalan pelan-pelan ke arahku.

Dia terlihat penuh dengan tekad, membuatku terpaksa mundur pelan-pelan.

"Linda." dia melihatku dari atas ke bawah dengan menggunakan pandangan menghina, nada bicaranya terdengar mengejek : "Awalnya aku mengira kau sangat cantik dan seksi! Kelihatannya aku terlalu memandang tinggi dirimu."

"Apa yang ingin anda katakan?" aku melihatnya dengan datar, tetapi hatiku mulai merasa gugup.

Dengan indra keenam seorang wanita, aku merasa dia sepertinya sudah mengetahui tentang aku dengan Steven.

Sedangkan aku yang seorang selingkuhan ini pada saat berdiri di depannya tanpa disadari terlihat menjadi lebih pendek, bahkan aku merasa bersalah.

Wanita itu melihatku dengan pandangan menghina, senyumannya mengandung sindiran : "Sangat mudah, tinggalkan perusahaan, tinggalkan Steven."

Meninggalkan perusahaan? Meninggalkan Steven?

Tubuhku tanpa sadar mundur selangkah, hal yang dia bilang mudah itu, bagiku malah adalah hal yang sangat sulit.

Begitu aku berpikir harus meninggalkan dirinya, aku akan merasa sangat sakit sampai-sampai tidak bisa bernapas.

Setelah beberapa saat, aku baru mendapatkan suaraku kembali dan menjawabnya dengan serak : "Maaf, aku tidak mengerti maksud anda."

"Linda, kita bukan orang bodoh, aku mengetahui dengan sangat jelas mengenai hubunganmu dengan Steven, sebelumnya aku tidak mempedulikannya itu karena aku tahu dimatanya, kau hanyalah seorang pengganti." wanita itu maju selangkah dan berbicara di dekat telingaku.

Seorang pengganti?

Kata-kata itu bagaikan sebuah palu yang menghancurkan hatiku.

Senyum di wajahku pasti terlihat sangat jelek, seperti sedang menangis : "Aku tidak mengerti maksud anda."

Wanita itu berdiri tegak, mengibaskan rambut panjang yang ada di telinganya, matanya mengandung penghinaan : "Kau lihat aku, apakah kau tidak merasa wajahku mirip seseorang?"

Saat ini aku baru melihat wanita yang didepanku dengan teliti.

Semakin dilihat aku semakin merasa takut.

Matanya sangat mirip dengan denganku, dulu aku tidak terlalu memperhatikannya, jadi tidak menyadarinya, tetapi sekarang setelah melihat wajahnya dengan seksama, aku baru menyadarinya.

Aku sangat terkejut lalu mundur beberapa langkah, menggelengkan kepala dengan tidak percaya : "Bukan, bukan."

"Kau masih saja menipu dirimu sendiri, aku beritahu kau yang sebenarnya! Saat itu karena aku marah maka aku pergi ke luar negeri, setelah itu barulah Steven bertemu denganmu yang merupakan barang palsu ini, sekarang aku yang asli sudah kembali, jadi kau boleh pergi."

Dia berdiri di sana, menaikkan dagunya dan melihatku dengan angkuh, tatapannya penuh dengan rasa superior.

"Bukan seperti itu, bukan."

Aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa meninggalkan kantor dengan panik.

Bahkan saat bertabrakan dengan orang yang di depanku dan kopi yang dipegangnya tumpah mengenai bajunya saja aku tidak menyadarinya sama sekali.

Aku seperti mayat hidup yang kehilangan jiwanya, hanya suara itu saja yang terus bergema di kepalaku, kau hanyalah seorang pengganti, pengganti.

"Linda, kau kenapa?"

Sebelum pingsan, aku mendengar ada orang yang memanggilku dengan khawatir, aku ingin membuka mataku, tetapi tidak peduli seberapa keras aku berusaha tetap saja tidak mau terbuka, tubuhku terasa lemah lalu jatuh ke dalam pelukan orang itu.

Pada saat aku sadar kembali, aku sudah berada di rumah sakit kembali, pergelangan tanganku diinfus, hanya saja sangat disayangkan Steven tidak ada di sampingku.

Aku benar-benar berjodoh dengan rumah sakit, aku tertawa dengan getir.

Saat aku sedang berpikir, pintu kamar rawat terbuka, Adit masuk ke dalam.

"Apa kau yang mengantarku kemari?" aku mengangkat kepalaku dan melihatnya.

"Direktur Steven yang mengantarmu kemari." Adit menghela napasnya lalu mencari kursi dan duduk.

"Dokter bilang kesehatanmu memang belum benar-benar pulih, lalu 2 hari ini terlalu lelah bekerja juga tidak beristirahat dengan baik, makanya kau bisa seperti ini."

Setelah itu Adit berkata lagi : "Aku sudah pernah bilang padamu, asalkan kau mengerjakan pekerjaanmu dengan baik, itu sudah cukup, yang lainnya pelan-pelan saja, tetapi apa yang kau lakukan? Sangat bernafsu untuk segera mempelajari semua hal, selain itu kemarin malam kau juga tidak tidur! Lingkaran matamu sangat hitam seperti mata panda."

Aku mengangguk santai.

Tetapi hatiku tetap saja memikirkan wanita itu.

Aku membuka dan menutup mulutku, pada akhirnya tetap bertanya kepada Adit : "Siapa wanita itu? Ada hubungan apa dengan direktur Steven?"

Meskipun aku sudah bisa menebaknya dalam hatiku, tetapi aku masih ingin mendengarnya dari Adit untuk memastikannya lagi.

"Kau tidak usah bertanya tentang dirinya, jika direktur Steven bersedia memberitahumu, maka dia akan memberitahumu." Adit memandangku dengan tatapan yang sulit ditebak.

Aku tersenyum dengan pahit, perkataan yang seperti ini lagi, Steven juga berkata seperti ini kepadaku, tidak usah memikirkan masa lalu, tidak usah bertanya masa depan, jangan mencari tahu tentang kehidupan pribadinya.

Mungkin aku adalah seorang kekasih yang paling tidak memenuhi syarat, peraturan-peraturan ini hampir kulanggar semuanya.

Tetapi sekarang ini yang paling ingin aku ketahui adalah apakah aku adalah pengganti wanita itu. Jika aku berpikir tentang hal ini, hatiku sangat sakit sekali.

Jika benar seperti itu, maka antara aku dan Steven, sebenarnya siapa yang mempermainkan siapa?

Pada awalnya aku mengira aku yang mengatur permainan, lalu aku menarik Steven untuk tenggelam bersamaku, tetapi sekarang aku mulai merasa ragu.

Aku teringat kepada orang misterius yang pertama kali meneleponku, jika bukan karena orang itu, mungkin aku akan terus hidup di dalam kebohongan indah yang diciptakan oleh David.

Mungkin aku masih akan tetap menjadi ibu rumah tangga yang bodoh itu.

Aku tahu, mungkin kecurigaan terhadap Steven ini sangat tidak adil untuknya, tetapi perkataan wanita itu seperti sudah tertanam di hatiku, pengganti, pengganti, semakin dipikirkan maka aku semakin berpikir yang tidak-tidak.

Akhirnya Adit melihatku dan berkata : "Sebaiknya kau beristirahat dengan baik dulu selama beberapa waktu, kau tidak usah memikirkan masalah pekerjaan."

Aku mengangguk dengan linglung, saat ini perasaanku campur aduk, tidak cocok menghadapi Steven dalam kondisi seperti ini, satu-satunya hal yang bisa kulakukan hanyalah menghindar.

Saat Adit pergi, dia mencari suster untuk memintanya menjagaku dengan baik, aku hanya sedang diinfus, jadi aku memintanya tidak perlu khawatir, pergi saja.

Selesai diinfus, aku menarik lepas jarumnya lalu pergi meninggalkan rumah sakit.

Aku berjalan tanpa tujuan, akhirnya tanpa terasa sampai ke sebuah lapangan yang luas.

Ada sekelompok anak-anak bermain dan mengelilingi air mancur, juga ada orang yang memberi makan merpati putih dengan menggunakan roti yang ada di tangannya.

Di sore yang cerah ini, suasananya nyaman dan hangat, tetapi hatiku malah merasa gersang.

Saat aku sedang tenggelam dalam kesedihan tanpa batas ini, sebuah suara gaduh terdengar di telingaku.

Bukan karena hal lain, tetapi karena aku sangat mengenal suara ini.

"Ini adalah uang yang dihasilkan oleh putraku, apa hakmu untuk membawanya pulang dan diberikan kepada keluargamu?" suara Lisi sangat tajam dan terdengar aksen daerahnya, begitu dia berteriak, suaranya menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.

"Ibu, biar bagaimanapun dia adalah kakak kandungku! Bagaimana mungkin aku tega melihat tangannya dipotong oleh orang!" suara Ling Ling yang sedih bagaikan bunga putih kecil yang teraniaya.

"Cih, saat kau setiap bulan memberikan uang 20 juta untuk menghidupi keluargamu, aku menahan diri karena mengingat anak yang ada di perutmu itu, tetapi kali ini kau memberikan kepada mereka 200 juta? Keluargamu itu benar-benar tidak ada habisnya." suara Lisi sangat besar, ditambah dia mempunyai alasan yang masuk akal, suaranya semakin tidak berhenti.

"Tetapi itu adalah keluargaku!" Ling Ling membela dirinya dengan suara yang kecil.

"Demi membayar hutang keluargamu, putraku David bahkan sudah menjual rumah, kau masih mau menghisap darahnya, memakan dagingnya, kenapa kau begitu kejam?"

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu