Perjalanan Selingkuh - Bab 279 Wanita Asing
Disaat yang menentukan, Weni menyalakan mobil, kemudian langsung menabrak sisi samping mobil itu.
Mobil itu terhempas sampai beberapa meter jauhnya baru berhenti.
Weni membuka pintu mobil, lalu berkata padaku : “Safira, cepat naik.”
Mendengar apa yang dia ucapkan, aku sudah membuka pintu mobil dan duduk disamping pengemudi.
Orang yang ada dibelakang ingin mengejar, Weni memundurkan mobil, dan orang itu langsung menghindar.
Mobil langsung menikung menuju pintu keluar.
Orang yang bertarung denganku sebelumnya langsung menerkam kaca mobil dan langsung naik ke atap mobil dengan lincah.
“Safira pegangan yang kuat.” Setelah Weni berkata padaku, dia langsung menancap gas, mobil bergerak ke kanan ke kiri bagaikan seekor ular yang menggeliat.
“Lihat bagaimana aku menghempaskan orang ini.”
“Ma, lihat jalan, hati-hati.”
Sungguh tidak menyangka Weni yang biasa terlihat cerdas dan begitu taat aturan juga punya sisi seperti ini.
Kemampuan mengemudinya sangat bagus, dia mengendarai dengan cepat dan stabil.
Melihatku begitu terkejut, dia tersenyum dengan bangga : “Ketika umur 18 sempat sangat brutal, aku tergila-gila dengan balap mobil, kalau bukan karena akhirnya terpaksa menjadi penerus perusahaan keluarga, mungkin aku tidak akan menjadi wanita karir yang hebat, melainkan sudah menjadi pembalap.”
Aku sungguh tidak menyangka Weni memiliki sisi yang tidak pernah terbayangkan oleh siapapun.
Benar! Siapa yang tidak pernah punya masa lalu yang naïf, hanya saja setelah masuk dunia bisnis, dan tanpa terasa dirinya dirubah oleh dunia ini perlahan.
Sama seperti Linda yang dulu, setelah meninggal terlahir kembali menjadi Safira ketika itu.
Dibawah kemampuan menyetir Weni, mobil baru sampai setengah jalan, orang itu sudah terpelanting turun.
Melihat ini hatiku baru merasa tenang.
Tidak menyangka kejadian hari ini begitu mengejutkan, terlihat jelas setelah Rufin gagal mendapatkan kunci rahasia dari Steven, dia langsung mengarahkan sasaran kearah sini.
Sesampainya di rumah, hatiku baru merasa tenang.
Weni juga terlihat masih begitu tegang, lalu dia berkata padaku : “Untuk sementara aku akan membawa pekerjaan pulang setelah jam pulang kerja, untuk sementara tidak lembur dulu.”
Pelayan membawakan bubur sarang burung wallet untukku dan Weni untuk menenangkan rasa kaget kami.
Hatiku terus memikirkan Steven, dia masih belum pulang, tidak tahu dia bertemu bahaya tidak disana.
Semakin membayangkannya semakin takut, sehingga aku segera mengambil ponsel dan meneleponnya.
Setelah telepon berdering beberapa kali langsung terangkat, terdengar suara seorang wanita yang asing.
“Siapa kamu?”
Reaksi pertamaku aku tidak merasa curiga sama sekali, yang kukhawatirkan apakah dia dalam bahaya atau tidak.
“Kamu mencari Presdir Himura?” wanita dibalik sana bertanya.
“Dimana dia? Apa yang kamu lakukan padanya?” aku melontarkan beberapa pertanyaan berturut-turut dengan wajah panic.
Wanita itu mendengar pertanyaanku, hanya terkekeh lirih, berkata dengan suara yang genit : “Apalagi yang bisa kulakukan padanya? Bukankah seharusnya dia yang melakukan sesuatu padaku!”
“Apa maksudmu?”
“Kenapa? Tidak mengerti juga? Kita semua sudah dewasa, apakah kamu tidak paham mendengar ini semua?” wanita menutup mulutnya sambil terkekeh manja.
“Kamu pikir aku akan percaya?”
Aku selalu percaya pada perasaan Steven padaku, bagaimana mungkin trik murahan seperti ini bisa mengadu domba hubungan kami.
“Berikan ponsel padanya.”
Aku langsung memerintakan dengan nada dingin.
“Dia sedang mandi, namun aku bisa mengirimkanmu beberapa foto, dengan begitu bisa membuktikan kalau aku tidak membohongimu.”
Setelah mengatakannya, dia langsung memutus sambungan telepon.
Tidak sampai satu menit, dari sana terkirim beberapa lembar foto.
Ada foto Steven yang seperti sedang berciuman dengan seorang wanita, ada juga foto mereka berdua sedang berbaring di atas ranjang.
Semuanya ada empat sampai lima lembar.
Namun aku merasa posisi pengambilan foto terlalu jelas, pasti Steven mendapatkan ancaman.
Memikirkan ini, aku semakin panic.
Aku segera menelepon sekali lagi.
Setelah berdering beberapa kali, langsung ada yang mengangkat telepon.
“Hmm?”
Meskipun hanya satu kata yang singkat, namun terdengar jelas kalau itu adalah suara Steven .
“Steven, kamu baik-baik saja?” aku bertanya dengan nada khawatir.
“aku baik-baik saja, Safira, malam ini aku tidak pulang, kamu istirahatlah lebih awal.”
Setelah mengatakannya, dia langsung mematikan telepon.
Hatiku langsung terasa begitu terkejut, kenapa dia tidak menjelaskan tadi?
Asalkan dia menjelaskan, aku pasti akan percaya.
Satu sisi aku merasa ini pasti jebakan seseorang, namun disisi lain, bayangan foto-foto it uterus terngiang-ngiang di pikiranku.
Namun pada akhirnya kepercayaanku pada Steven yang lebih mendominasiku.
kami sudah mengalami begitu banyak hal, aku tidak punya alasan untuk tidak percaya padanya.
Memikirkan ini, aku memeluk bantal Steven dan terlelap.
Keesokan paginya, setelah bangun, aku terbiasa memegang posisi ranjang disampingku.
Kosong, dingin, selimut milik Steven masih terlipat rapi disana, terlihat jelas pemiliknya sama sekali tidak pulang semalam.
Ini merupakan pertama kalinya Steven menginap diluar selain dinas keluar.
Hatiku mendadak merasa hampa, sedikit kecewa, awalnya ingin menunggunya pulang untuk meceritakan hal berbahaya yang dialami di parkiran kantor, namun sampai sekarang masih belum memiliki kesempatan untuk menceritakannya.
Setelah mencuci muka dan gosok gigi, semuanya berjalan seperti biasa dan sewajarnya, namun hati ini tetap tidak bisa merasa senang.
Ketika sarapan, Weni melihat lingkar mataku yang menghitam sambil bertanya : “Semalam tidak tidur nyenyak? Apakah karena terkejut oleh kejadian kemarin?”
Aku segera menggeleng : “Aku sudah bukan anak-anak, bagaimana mungkin terkejut oleh hal seperti itu.”
Weni mendengar apa yang kukatakan, berkata : “Didalam hati seorang ibu, kamu selamanya adalah anak kecil.”
Setelah mengatakannya, dia membawakan segelas jamu hitam untukku : “Cepat, ini adalah obat yang kuminta dari Kakek 叶untuk meredam rasa terkejutmu.”
Mendengar apa yang Weni katakan, aku kehilangan kata-kata, meskipun kejadian kemarin menyeramkan, tapi tidak lebay sampai tahap terkejut.
Namun niat baik tidak bisa kutolak, aku menekan hidung dan menenggak habis jamu hitam dan pahit itu.
“Dimana Steven ? Kenapa tidak melihatnya turun?”
Weni melihat kearah lantai atas.
“Dia lembur semalam, tidak pulang.”
Mendengar apa yang kukatakan, Weni mengangguk : “Belakangan ini Keluarga Himura juga cukup kacau, semua pekerjaan di kantor dilimpahkan padanya, kamu harus mengerti.”
Aku mengangguk : “Aku akan mengingatnya.”
Weni mendengar apa yang kukatakan, ada senyum hangat yang mengembang di wajahnya.
Lalu dia seperti teringat sesuatu, dan berkata padaku : “Aku pergi ke tempat pamanmu dan memilih beberapa bodyguard, berikutnya mereka akan ikut kita berangkat dan pulang kantor.”
Setelah mengatakannya, dia menepuk tangan, lalu terlihat barisan pria tegap dan gagah berjas rapi berbaris di kedua sisi.
Total ada 8 orang bodyguard, masing-masing memiliki tinggi lebih dari 1,8 meter, tubuh tegap dan kekar, ada beberapa diantaranya yang terlihat seperti bule.
Namun semua terlihat cukup tampan, lumayan memanjakan mata.
“Mulai sekarang biarkan mereka ikut?”
Aku melihat kedelapan orang yang bertubuh bak super model, rasanya sungguh bersalah pada hati nurani, lagipula keluar seperti ini, apakah tidak terlalu menjadi pusat perhatian, yakin tidak akan membuat para wanita histeris melihat ketampanan mereka?
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensInnocent Kid
FellaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya