Perjalanan Selingkuh - Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)

Setibanya di rumah sakit, ayah sudah terbangun. Ia duduk dan bersandar di ujung tempat tidur, terlihat kondisi tubuhnya yang masih cukup lemah. Terlihat ibu yang sedang menyuapi nya semangkuk bubur.

Melihat ayah yang sudah sadarkan diri, hatiku terasa lebih lega.

“Pa, sudah bangun! Aku dan mama sangat mengkhawatirkanmu!” Sambil berjalan dan duduk di samping ranjangnya.

Ayah berbalik, sambil mengunyah sesendok bubur yang diberikan ibu, terlihat kehadiran Jason yang langsung menarik tanganku: “Kamu masih ada muka untuk kembali?”

Tiba-tiba, aku tidak dapat mengatakan apapun yang ku khawatirkan, aku pikir ayah hanya marah beberapa waktu kepadaku, bagaimanapun juga pernikahan kemarin benar-benar membuat ayah down dan malu, tapi aku tidak menyangka setelah terjadi hal ini pada ayah, ayah tetap tidak ingin melihatku.

Ibuku menyadari wajah ayah yang terlihat marah, dan langsung berkata: “papa kamu baru aja sadarkan diri, masih belum pulih benar.”

Walaupun ayah tidak senang melihatku, tetapi aku melihat ayah yang sudah sadar dan pulih aku sangat bahagia. Meskipun ayah tidak senang padaku, Ia tetaplah ayahku, aku tidak ingin ada hal-hal buruk terjadi padanya.

Di matanya, aku adalah anak perempuan yang tidak memiliki belas kasih dan durhaka, yang membuatnya tidak memiliki muka lagi di hadapan orang-orang banyak, yang membuat hati nya hancur, apalagi ayah adalah orang yang sangat memiliki harga diri. Tetapi bagaimanapun juga, Ia pun juga demi kebaikanku.

“Pa, ada yang tidak nyaman gak? Mau aku panggilan dokter untuk periksa?” Aku hanya dapat memperhatikannya disaat Ia memarahiku.

“Apa yang terjadi dengan kalian berdua?” Ia melihat ku dan Jason dengan wajah yang serius.

Aku tidak memperdulikan ekspresi ayah, aku memegang tangannya, dan dengan manja aku berkata: “ Pa.....!”

Ayah langsung melepas tanganku, lalu dengan wajah cemberut berkata: “Kamu masih tahu ada papa? Kamu melihat papa sadar masih ingin ingin mebuatku marah? Ingin membuatku mati ya? Pertama atasan kamu, lalu Jason, papa pikir kamu sudah sadar, tidak menyangka kamu menjadikan pernikahan sebagai hal bercandaan, sekarang muncul berdua dengan Jason, kamu tuh sebenarnya ingin apa sih? Masih belum cukup mempermalukanku?!”

Aku terkejut, kehadiranku dengan Jason, tanpa bertanya ayah langsung menuduhku yang tidak-tidak, aku benar-benar anak kandung ayah, aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa.

Aku ingin mengatakan semua unek-unek dalam hatiku, tetapi aku tidak dapat berkata-kata, bagaimanapun juga tidak ada gunanya.

Lalu Jason dengan tulus berkata: “Pa, masalah kemarin adalah salahku, aku tidak menjaga Linda dengan baik, membuat Linda dan kalian papa mama malu, tapi aku dan Linda sudah menikah, sekarang tinggal bersama, kami pasti akan hidup baik-baik, papa tenang saja.”

Aku mendengar perkataan Jason yang tidak sesuai dengan fakta, saat aku tidak sabar ingin menjelaskan yang sebenarnya, Jason berbalik dan langsung tersenyum lembut padaku: “Lin, papa kan baru siuman, jangan membuatnya terlalu khawatir.”

Penjelasannya tertahan dalam mulutku, benar juga sih, biarkan saja perkataan Jason, kalau aku mengatakan hal yang sebenarnya ayah pasti akan sangat marah, aku tidak boleh melakukannya, tapi akupun juga tidak ingin membuat ayah dan ibu terus salah paham.

Aku menatap Jason, tiba-tiba aku tidak bertenaga, aku snagat rindu Steven.

Ayah dengan wajah yang curiga, ingin mengetahui kebenaran masalahnya: “benar?”

Aku menunduk, menghindari tatapan ayah, dan terdiam, di telingaku terdengar perkataan Jason yang lembut.

Ayah menghela nafas, lalu berkata: “kalau begitu, kamu dengan siapa itu, Steven tidak mengganggu kan?”