Perjalanan Selingkuh - Bab 272 Halusinasi

Dinding di dalam gua bahkan masih mengukir berbagai jenis motif.

Meskipun di atas dinding telah berlapis dengan debu yang tebal, motif di atas dinding juga mengandung unsur kesenian, dikarenakan pengaruh kelembapan, sehingga ada berbagai lumut yang bertumbuh di permukaan dinding, namun masih dapat kelihatan jelas bahwa pemilik gua tersebut adalah orang yang mengerti unsur seni, sehingga gua yang sederhana ini bahkan dapat terkesan elegan.

Namun saat ini aku tidak ada waktu untuk menghayati pemandangan tersebut, seluruh pemikiranku hanya fokus untuk mencari Steven.

Akan tetapi tidak lama kemudian aku langsung menyadari sesuatu, sebelum aku dan Steven datang kemari, tubuh kami masing-masing memasang interkom yang berbentuk kancing.

Apabila terjadi sesuatu, seharusnya Steven juga akan menghubungiku dengan melalui interkom.

Setelah aku berbicara sekilas terhadap interkom, interkom tersebut malahan tidak ada reaksi apapun, jelasnya di tempat ini interkom tersebut sudah tidak bisa berfungsi lagi.

Aku mengeluarkan ponsel di tubuhku, ternyata sama sekali tidak ada jaringan.

Sepertinya semua barang elektronik tidak berfungsi lagi apabila berada di tempat ini.

Apabila memikirkan hal ini, rasa cemas di hatiku semakin besar.

Aku tidak konsentrasi dalam memeriksa gua tersebut lagi, saat ini aku hanya ingin menemukan Steven.

Namun aku malahan terkurung di dalam tempat ini, area pergerakan aku hanya menyisakan rumah yang terbuat dari batu dan jembatan pada barusan, meskipun aku berjalan ke tempat lainnya, seolah-olah tetap saja hanya berkeliling di tempat ini saja.

Pada akhirnya aku tidak berdaya dan hanya bisa kembali ke rumah batu ini, kemudian aku mulai mengetuk dan memukul dinding batu, aku berharap tempat tersebut ada mekanisme yang dapat membuka jalan.

Hasil kerjaku tidak sia-sia, pada saat aku menggerakkan sebuah tempat dupa yang berada di atas meja, salah satu sisi dinding bergerak dengan perlahan-lahan dan menampakkan koridor di belakangnya.

Aku sangat terkejut dan juga senang, kemudian langsung melangkah masuk ke dalam.

Setelah berjalan hingga jarak ratusan meter, di hadapanku muncul lagi rumah batu lainnya, pada saat aku membuka pintu, di dalamnya ada sinar cahaya warna emas, karena di dalamnya bahkan sudah penuh dengan tumpukan emas.

Namun sekarang aku tidak tertarik terhadap semua ini, di dalam pemikiranku hanya ingin menemukan Steven, aku berharap dapat menemukan dirinya pada perjalanan di depan lagi.

Aku terus berlari dan melihat lagi rumah batu ketiga.

Setelah membuka pintu, aku melihat permata dan aksesori yang memenuhi seluruh ruangan, hiasan tersebut sangat menarik perhatian, asalkan sebagai seorang wanita, pastinya akan tergiur oleh hiasan di dalam.

Apabila pada biasanya, aku mungkin saja akan menghentikan langkah dan memperhatikan permata dan mutiara di dalam, namun saat ini aku tetap saja meninggalkan rumah batu tersebut dengan tanpa rasa ragu, pada akhirnya aku tiba di rumah batu satunya lagi.

Namun setelah aku membuka pintunya, aku melihat berbagai tipe pria tampan yang memenuhi ruangan, aku hampir mati tersedak oleh pemandangan tersebut.

Aku selalu merasakan kejanggalan pada kejadian ini, namun otakku malahan sangat bimbang dan pusing, sehingga tidak dapat merenungkan kejadian ini dengan baik.

Untung saja ada sebuah pemikiran yang menanam di dalam otakku, yaitu harus menemukan Steven.

Setelah aku berlarian keluar dari kamar yang penuh dengan berbagai pria tampan, aku merasa seolah-olah ada yang sedang menjerit namaku.

Suara ini sepertinya berada di samping telingaku, namun sepertinya berada di ujung langit, sehingga kesannya sangat tidak nyata.

“Safira …… Safira …..”

Siapa yang memanggil aku ? Jangan-jangan ini halusinasi ?

Bukan, untuk apa aku datang ke sini ? Mengapa aku berada di tempat ini ?

Otak pemikiranku sangat kacau, aku selalu merasa ada berbagai kejadian yang terlupa begitu saja.

“Safira …..”

Suara tersebut semakin terkesan panik dan kuat, seolah-olah orang tersebut tidak akan menyerah apabila tidak mendapatkan balasanku.

“Safira ….”

Aku merasa pemikiranku semakin pusing dan gelap secara tiba-tiba, setelah membuka mata lagi, aku melihat Steven yang sedang menatap aku dengan tatapan cemas.

Pada detik ini aku baru sadar kembali, tujuanku adalah menemukan Steven.

“Steven, kamu ke mana ? Mengapa aku tidak bisa menemukanmu?”

Aku mengeluh dengan nada tangisan dan langsung menyerbu ke dalam pelukan Steven.

Steven menghiburku dengan nada ringan :”Aku tidak ke mana, kita barusan hanya tertidur, makanya terjadi halusinasi.”

“Halusinasi ?” Aku menatap Steven dengan tampang bingung.

Steven mengangguk dan berdiri, kemudian memetik sebuah bunga warna merah yang menggoda dari dinding batu di samping.

“Ini apa ? Cantik sekali ya ?” Aku menatap berbagai bunga yang indah ini dengan penuh semangat.

“Kita barusan terjadi halusinasi, seharusnya berhubungan dengan dia.” Steven menyerahkan bunga kepadaku dan berkata.

“Apa ?” Setelah mendengar kata-kata ini, aku langsung terkejut dan melempar bunga tersebut ke lantai, reaksi aku bagaikan telah melihat binatang yang buas.

Bagaimanapun semua kejadian yang terjadi di dalam halusinasi barusan tetap saja membuat hatiku sangat sengsara.

“Bunga ini adalah barang yang berguna.” Steven membungkuk badan dan memungut bunga barusan.

“Aroma bunga ini dapat membuat orang terjerumus di dalam halusinasi, namun daun dari bunga ini, dapat menyadarkan pemikiran hanya dengan memakannya.”

Aku baru sadar kembali setelah mendengar kata-kata Steven, setelah sadar pada barusan, mulutku sepertinya masih ada aroma yang wangi.

Daun tersebut memiliki rasa sejuk bagaikan daun mint yang dapat menyadarkan pemikiran.

“Kamu tahu dari mana ?” Aku menatap Steven dengan ekspresi kaget,

Steven tersenyum :”Beberapa waktu ini aku terus mempelajari kejadian aliran Yun Yin, sehingga sudah membaca hal ini dari buku koleksi di dalam tempat suci aliran Yun Yin.”

Setelah itu dia mulai memperkenalkan kepadaku :”Bunga ini disebut sebagai bunga “Imaginary Butterfly” oleh orang aliran Yun Yin.”

“Imaginary Butterfly ?” Aku tidak menyangka kalau bunga tersebut bahkan memiliki nama yang begitu elegan.

“Kamu lihat, bentuk kelopak bunga ini bagaikan kupu-kupu yang sedang terbang.” Steven menunjuk kelopak bunga kepadaku.

Saat ini aku baru menyadari, ternyata bentuk bunga tersebut memang seperti kupu-kupu yang sedang menggerakkan sayap.

Pantas saja bisa mendapatkan nama yang begitu indah.

Bentuk bunga tersebut juga sangat cantik, akan tetapi bunga yang semakin cantik malahan semakin menjerumuskan kesadaran.

“Kalau begitu kamu barusan ada terjebak ?” Aku menoleh kepala dan bertanya pada Steven dengan wajah penasaran.

Steven mengangguk :”Aku hanya pernah membaca dari buku, makanya tidak terlalu waspada.”

“Kalau begitu bagaimana kamu sadar kembali ?” Aku bertanya lagi dengan tampang penasaran.

“Mengandalkan tekad, di antara ini memerlukan tekad yang sangat kuat, karena aroma bunga ini dapat memperlihatkan hal yang paling kita takut, yaitu orang yang paling penting di lubuk hati kita.” Steven sambil menjelaskan sambil menatapku dengan tatapan penuh kasih sayang.

Setelah mendengar kata-kata Steven, aku membayangkan lagi adegan yang berada di dalam halusinasi.

Rupanya aku paling takut kalau kehilangan Steven, Steven adalah orang yang terpenting di lubuk hatiku.

“Kamu melihat apa di dalam halusinasi barusan ?” Aku sangat penasaran dan langsung bertanya pada Steven.

Steven mengulur jari dan mengelus ujung hidungku, kemudian berkata dengan tampang memanjakan :”Tidak mau kasih tahu kamu, ini rahasia.”

Hatiku semakin penasaran ketika mendengar jawaban Steven.

“Ayo ! Kita lihat saja selanjutnya akan menemukan halangan apa !”

Setelah itu Steven langsung menarik tanganku dan beranjak ke depan.

Aku menoleh kepala untuk melihat jalan di belakang, dalam hatiku mulai terasa lega.

Kami tidak menemukan rumah batu dan jembatan yang berada di halusinasi barusan, jalan koridor di depan mata juga semakin menuju ke bawah, setelah keluar dari pintu, kamu langsung tiba di bawah gua.

Keadaan di tempat ini cenderung suram, cahaya matahari di atas langit telah tertutup erat.

Rumput di tempat ini bahkan sudah memiliki ketinggian yang setara dengan tinggi badan orang dewasa, apabila melangkah masuk ke dalam, kepala orang dewasa bahkan hampir tertutup oleh perumputan tersebut.

Aku melihat perjalanan seperti ini dan bertanya pada Steven dengan nada ringan :”Kenapa tidak melihat Lulu mereka ya ?”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu