Perjalanan Selingkuh - Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh

Aku dan Steven mengobrol cukup lama di ruang belajar.

Dan dari dia juga aku mengetahui lebih banyak informasi tentang keluarga Wu Kuno, informasi ini sebagian besar diceritakan ibu Steven kepadanya.

Tapi dia tidak pernah menceritakan keluarganya sendiri, hanya tahu ibunya bermarga Wen, Sali Wen.

“Setelah kematian ibuku, aku mulai menyelidiki keluarga Wu Kuno, totalnya ada empat keluarga besar, keluarga Rusli berada di urutan ketiga, ibuku adalah putri bungsu dari keluarga Wen, Sali Wen.

Seiring dengan penjelasan Steven, dunia ini perlahan-lahan membukakan hal-hal yang tidak diketahui oleh khalayak ramai.

Apa yang dia katakan lebih rinci daripada apa yang dikatakan ibuku, apa yang diceritakan ibuku kebanyakan adalah masa lalu, dan apa yang diceritakan Steven sekarang adalah keadaan keluarga Wu Kuno.

Setelah menceritakannya, dia menyesap teh, berkata kepadaku: “Kamu tidak perlu mempedulikan ini semua, keluarga Wu Kuno sebenarnya hanya memiliki dua benda pusaka, dan tidak ada yang spesial, hanya lebih antik, dari keseluruhan aset tidak lebih bagus dari keluarga Demina, itulah sebabnya ayahku berani selingkuh di luar.”

“Bela diri itu masih kalah dengan senjata api dan amunisi, kekuatan pribadi tetap tidak bisa melawan senjata.” ucap Steven menyipitkan mata.

“Apakah hatimu tidak pernah tergerak? Apakah kamu tidak pernah berpikir menginginkannya, lalu berlatih menjadi master bela diri yang tiada tara?”ucapku menyipitkan mata memandang Steven.

Steven terdiam sambil menyentil dahiku: “Sudah berapa banyak film yang kamu tonton?”

“Bukankah seperti itu? Sejujurnya, dengan kemunculan keluarga Wu Kuno, sudah mengubah sudut pandanganku, yang artinya, ada ilmu bela diri yang hebat seperti Wing Chun, aku pasti akan mempercayainya.”

Selesai mengatakannya, aku tidak bisa menahan tawa.

Wing Chun, keluarga IP Man, sosok yang paling aku sukai, kalau Steven juga……

Memikirkan hal ini, wajah Steven muncul di benakku, memakai pakaian wanita, tangannya memegang jarum sulaman.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?”

Terdengar suara penasaran Steven, aku segera menggelengkan kepala: “Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa.”

Gambaran yang ada dibenakku tentu saja tidak boleh dikatakan kepada Steven, kalau tidak, pasti akan tamat riwayatku, mengingat sewaktu kecil, Steven sangat membenci orang lain mengatakan dia mirip perempuan.

Beberapa tahun ini, seharusnya tidak berubah.

“Aku pernah berlatih Muay Thai, dan itu benar-benar rumit. Murid-murid Wu kuno level tiga tidak bisa mengalahkanku.”

Berbicara tentang ini, wajah Steven penuh dengan percaya diri.

Aku merasa, Steven yang begini seperti burung merak yang mengepakkan ekornya, terlalu narsis, dan berbicara dengan nada yang sedikit sombong.

Tapi tidak peduli Steven seperti apa, aku tetap menyukainya.

Setelah bosan berada di ruang belajar, aku mendorong Steven turun untuk makan.

“Hati-hati.”

Setelah turun tangga, ibuku sudah duduk di meja makan, ketika melihatku turun bersama dengan Steven, wajahnya tersenyum bahagia.

Lalu melambaikan tangan memintaku turun.

“Safira, Steven, cepat makan, setelah makan masih harus pergi ke sekolah.”

Mendengar ucapan ibuku, ekspresi wajahku seperti tersambar petir.

Bukankah sudah sadar? Kambuh lagi?

Aku segera menelepon Fuji, setelah menelepon dia baru mengetahui, kondisi ibuku masih belum stabil, terkadang dia sadar, terkadang linglung.

Namun karena dalam pengaruh penggunaan obat, waktu sadar dia semakin lama, kalau begini terus, mungkin dalam waktu dekat ingatannya akan segera pulih.

Memikirkan hal ini, hatiku merasa lega, meskipun hatiku gelisah sekarang, bahkan merasa waktu setengah tahun sangat lama, tapi bisa sembuh seperti ini juga sudah lumayan baik.

“Safira, makan yang banyak, kamu masih dalam masa pertumbuhan, makan yang banyak agar tidak kekurangan kalsium.”

Masa pertumbuhan? Aku mendengarnya sampai tidak bisa berkata apa-apa.

Namun kasih sayang ini sangat menyentuh hatiku, dalam ingatanku, sejak diadopsi orang tua angkat di usia 10 tahun, aku jarang melihat mereka tersenyum, yang ada hanya dikritik.

Dulu aku berpikir sifat ibu yang kolot, mungkin membuat mereka marah tidak senang.

Tapi sekarang aku menyadari, kehadiranku dapat membuat mereka mentransfer kesedihan mereka, tapi juga dapat membuat mereka bahagia, terlebih mereka melihatku, akan memikirkan putri mereka yang hilang.

“Safira, makan yang banyak, kamu lihat sekarang kamu sangat kurus.”

Ketika sedang melamun, piring yang ada di depanku sudah penuh dengan beberapa sayap ayam dan iga.

Aku berpikir, mungkin keadaan ibuku sekarang adalah saat dimana aku merasa paling bahagia, dia memperbaiki semuanya sebelum kepergianku, sepertinya rumah ini sehangat dan setenang sepuluh tahun yang lalu.

Setelah selesai makan, aku tidak lupa harus berlatih di tempat An Qi setiap hari.

Steven yang mendengar ucapanku, menahanku: “Tidak perlu pergi berlatih ke sana, kalau kamu ingin belajar, aku bisa mendatangkan guru untukmu.”

“Kecepatan dan kelenturan tubuh An Qi kebetulan cocok denganku.”

Begitu aku mengatakannya, ekspresi wajah Steven berubah menjadi kusam.

Aku baru menyadari diriku melakukan kesalahan, memuji orang lain di depannya.

“ An Qi itu seorang perempuan, jadi lebih nyaman.”pada akhirnya aku hanya bisa menggunakan alasan seperti ini.

“ An Qi sendiri seorang biseksual, untuk sementara jauhi dirinya.”ucap Steven berbisik di samping telingaku.

Mendengar ucapan Steven, ekspresi di wajahku berubah menjadi kusam ibarat di sambar petir.

Tidak disangka Steven juga bisa membicarakan orang lain dari belakang, namun melihat sepasang matanya yang penuh dengan amarah, aku baru sadar, dia tidak percaya kepada An Qi !

Tapi An Qi memang sangat cantik, tubuhnya tinggi semampai, dan tidak kekar, baik dalam busana pria maupun wanita, dia tetap terlihat ganteng dan cantik, gayanya sangat natural.

“Seleraku tidak begitu aneh, lagipula sekarang aku sudah bertunangan denganmu.”

Pembicaraan ini sedikit canggung, setelah mengatakannya, aku menundukkan kepala dan lanjut makan.

“Tapi berlatih di rumah lebih nyaman, dan lebih aman.”

“Tapi sekarang lukamu belum sembuh.”

“Kalau kamu ingin berlatih, di sisiku juga ada orang, dan seorang pelatih wanita, peringkatnya mirip dengan An Qi.”ucap Steven memandangku tersenyum santai.

Dari awal hingga akhir, dia tidak pernah bertanya mengapa aku memilih untuk berlatih ini.

Karena rahasia ini, membuatku merasa bersalah kepada Steven, jadi aku tidak ingin membiarkan Steven membantuku berlatih.

Tapi aku tahu, setelah mengalami kejadian ini, Steven semakin mengkhawtirkan diriku, dan baru mengajukan persyaratan seperti ini, kalau aku menolaknya lagi, itu tidak akan terlihat baik.

Aku memandang Steven, menggelengkan kepala: “Aku akan mendiskusikannya dengan paman.”

“Kamu tenang saja, masalah ini sudah aku diskusikan dengan Fuji.”ucap Steven menyipitkan mata.

Alasan aku, tidak bisa di terima dan di tolak, mereka berdua sudah pernah membahasnya, dan kali ini hanya untuk memberitahuku saja!

“Ok!”

Aku menarik nafas dalam-dalam, memandang Steven cukup lama, dan terpaksa tersenyum menyetujuinya.

“Aku berbuat ini demi kebaikanmu.”

Selesai mengatakannya, Steven menghela nafas, menengadah memandangku dan berkata: “Ibumu seharusnya pernah membicarakan masalah medali emas denganmu, kan?”

Aku tidak menyangka Steven akan mengungkit masalah ini, hatiku tertegun, sumpit yang ada di tanganku hampir saja terjatuh ke lantai.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu