Perjalanan Selingkuh - Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda

Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda


Tak lama kemudian, terdengar suara ibu mertuaku:"Lin, kamu dimana?"

"Perutku sedang tidak enak, kalian tidak perlu tunggu aku." aku langsung menutup mulut Steven lalu berteriak menjawab ibu mertuaku.


Ibu mertuaku dengan nada kecewa, "Saya pikir kamu mual-mual karena hamil."

Setelahnya, suara jejak kaki perlahan-lahan menjauh.

"Steven, lepaskan aku, ini toilet perempuan." aku berbisik  padanya.


Tiba-tiba Steven membuatku diam, dia menciumku.

Steven mengangkat rokku. Mungkin ini adalah pertimbangan yang terlalu cepat, gerakan yang sangat sederhana, tanpa pemanasan.


Aku merasakan sakit hingga meneteskan air mata.

Tapi, bagaimanapun ini adalah pilihanku, sangat tidak mudah aku mengajaknya sampai tahap ini, mana mungkin aku dengan mudahnya membiarkan dia pergi? Walaupun ini sulit untukku, tapi aku akan berusaha mempertahankannya.


Setelah yang kami lakukan selesai, Steven mengambil dompetnya dan memberikanku sedikit uang, "Ini buatmu, sekalian beli obat kontrasepsi."


Aku tidak ingin mengambil uangnya, aku tidak mau terlihat seperti murahan.

"Hanya uang jajan, bukan aku membayarmu."

Steven sambil tersenyum meletakkan uang tersebut kedalam tanganku.


Lalu mengenakan celananya dan langsung keluar dari toilet.


Kakiku terasa sakit, aku langsung mengenakan rokku dan duduk di atas toilet, Aku terbengong kebingungan.

Tubuhku terasa bahagia seketika, akan tetapi tak lama kemudian hatiku terasa kosong, sama seperti perasaan hatiku saat ini.


Perasaan sedih ini tidak bertahan lama, aku bergegas membersihkan tubuhku, lalu keluar dari toilet.

Ibu dan ayah mertuaku sudah selesai makan , lauk masih tersisa banyak, mereka ingin membungkus lauk yang tersisa, aku pun tidak bisa melarangnya. Aku memanggil pelayan untuk membantu mereka.


Setelah mengajak ibu dan ayah mertuaku pulang, aku pun tertidur kelelahan.

Dari kemarin malam sampai hari ini, aku sungguh kelelahan, dengan sangat cepat aku tertidur pulas.

Dalam mimpiku, aku bersama dengan Steven tidur bersama, tubuhnya yang kuat membuatku kesulitan bernafas.


Tiba-tiba mimpiku terasa seperti nyata, saat aku membuka mata, David sedang menekan tubuhku, dan perlahan-lahan melepas kancing bajuku. Aku sangat kaget dan langsung mendorongnya, "Apa yang kamu lakukan?!"


"Kamu kenapa membentakku seperti itu? Papa Mama ku ada di rumah, kecilkan sedikit suaramu." wajah David kesal.


"Jangan sentuh aku."Aku menatapnya dingin.


"Kamu itu istriku, kamu gak bolehin aku sentuh kamu, aku harus sentuh siapa lagi?" David menatapku dengan seram.


"sentuh saja selingkuhanmu itu." Aku membalikkan badanku


"Ling Ling itu sedang hamil. Sekarang bukan waktu yang tepat."


"Terus aku gimana? kemarin aku juga baru keguguran."


"Bukannya sudah bersih? Lagipula, memangnya kamu tidak mau?"David mendekatkan tubuhnya padaku.


Hatiku terasa sakit. Terasa seperti sedang diperkosa oleh orang yang aku benci, tidak peduli bagaimana aku menolaknya, David tidak melawan sedikitpun,dan ... tidak sengaja aku menendangnya.


Kalau dulu, aku akan merasa bersalah. Tapi, sekarang, aku benci karena aku tidak mengenakan sepatu, tendanganku ini kurang sakit untuknya.


David kehilangan muka. Bagi David aku adalah wanita yang lembut, status di keluarga pun jauh lebih tinggi daripada aku. Saat ini semuanya berubah, dia tidak bisa kembali ke saat-saat itu lagi.


"Linda, sekarang suasana hatimu sedang tidak baik. Aku tidak mau berdebat, tunggu suasana hatimu membaik, kita diskusikan lagi masalah ini." suaranya mendadak lembut padaku.


Aku sudah malas bicara dengannya, bicara dengannya tidak menyelesaikan masalah. Terlebih ibu dan ayah mertuaku ada di rumah, aku tidak mau memberikan kesan buruk pada mereka.


Malam ini aku tidak dapat tidur, aku bangun, dan berjalan keluar kamar.


Ibu mertuaku memanaskan sisa sayur restoran tadi, dan memuat semangkukk bubur, melihat aku keluar dari kamar. Ia terlihat tidak senang, "Kamu tidak hamil, untuk apa selarut ini belum tidur?"


Hamil.....kata ini dalam sehari saja entah berapa kali sudah kudengar. Layaknya pedang yang menusuk dan merobek dadaku, meneteskan darah.


"Aku tidak enak badan."


"Kamu seharian ini tidak pergi kerja, di rumah pun tidak melakukan apa-apa, tapi banyak sekali keluhannya." ibu mertuaku berbisik dari meja makan.


Terdengar suara ayah mertuaku batuk, dan berkata pada ibu mertuaku: "Sudah, kamu tidak usah banyak bicara!"


Awalnya perutku yang lapar ini, tiba-tiba kehilangan selera makan.


Saat aku terdiam sejenak, tiba-tiba ponselku berdering, David mengambilnya, dan aku pun dengan shock merampas ponselku kembali.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu