Perjalanan Selingkuh - Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
“Ini aku dan ayahmu sengaja dari restoran bawa pulang, kamu cepat makan.”
Aku tidak terpikir ayah ibu yang biasanya hemat ternyata bisa rela membeli dan membawa pulang makanan dari restoran.
Memakan sarapan ini sangat lah menyenangkan hati, sesi ini seketika juga membuat sakit hatiku dipukul ayahku menghilang.
Aku pikir, ayah ibuku sebenarnya masih mencintaiku, amarah sebelumnya juga karena aku menutupi masalah aku putus dengan Steven.
“Kamu makan banyakan, hari ini ayahmu hanya terlalu emosi saja, sekarang sudah reda, dia juga menyesali, ini juga, spesial membelikanmu semeja makanan.”
Ayahku menghelakan nafas dingin, ibuku tersenyum berkata kepadaku: “Ayahmu itu hanya mulut saja yang keras, sebenarnya di dalam hati dari awal juga sudah mengasihanimu, kamu jangan menyalahkan ayahmu.”
Aku buru-buru menggelengkan kepala: “Ma, aku tahu kalian baik terhadapku, aku tidak menyalahkan.”
Aku adalah putri tunggal di keluargaku, ibuku selalu mengatakan bahwa dulu kecil demi diriku, masih dengan sengaja menggugurkan seorang anak, dan itu adalah seorang janin, seorang anak laki-laki yang sudah terbentuk dengan baik.
Mereka meletakkan semua kasih sayang dan pengharapan di diriku, makanya sulit dihindari jika mereka ketat terhadapku.
Meski aku tidak terlalu ada bayangan tentang hal ini, tapi aku juga pernah mendengar teman kantor ibuku menyebutnya, tentu saja tidak ada yang perlu dicurigai.
Aku hanya merasa ayah ibuku selalu tidak mengerti aku, tidak mengerti sifatku, tidak mengerti permikiran di dalam hatiku, tapi ini semua, mungkin juga karena saat aku kecil dibesarkan di desa.
Tahun itu aku berumur 10 tahun, ayah ibuku baru lah mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli sebuah rumah, baru lah aku dijemput kemari untuk tinggal bersama.
Setelah selesai makan, aku pergi ke kamar mandi mencuci pakaian gantiku, saat menggulungkan lengan baju, baru menemukan giok keselamatan di tanganku hilang.
Yang aku ingat adalah aku melepaskannya saat mandi, seingatku diletakkan di atas mesin cuci baju.
Tapi aku malah tidak melihatnya di atas mesin cuci, terakhir setelah mencari berkali-kali di ujung-ujung sudut-sudut juga tidak menemukan.
Dalam hatiku langsung ada sedikit kacau, meski aku membohongi ayah ibuku, itu adalah sebuah giok palsu, tapi aku tahu itu adalah giok asli, malah harganya tidak murah.
Berpikir sampai di sini, aku membuka pintu kamar mandi bertanya ke ayah ibuku: “Pa ma, apa kalian melihat giok bulat keselamatan yang aku lepaskan dan letakan di atas mesin cuci?”
“Kamu sendiri yang meletakkannya, kita mana tahu?” Ibuku menjawab tanpa menoleh.
“Diletakkan bersama dengan bajuku.”
“Barang sekecil itu, siapa yang bisa memperhatikan, hilang yah hilang saja, juga tidak berharga.” Ibuku menjawab sepatah kata kepadaku.
Aku ingin sekali mengatakan, itu bukan yang palsu, tapi aku tahu, walaupun aku mengatakan juga tidak bisa diselamatkan lagi.
Kamar mandi juga tidak besar, bisa dibilang aku sudah menggeledah seisi kamar mandi, juga sudah menyapu sekeliling samping-samping dan ujung-ujung, tapi masih juga tidak menemukan barang itu rasanya seperti hilang seketika begitu saja.
Ibuku melihatku membereskan kamar mandi dengan bersih dan rapi mengangguk-angguk: “Masih tahu membereskan rumah, masih lumayan.”
Nyeri di pundakku sangat lah sakit, sampai tidak bisa menegakkan punggung, kalau bukan demi mencari barang, aku tidak bakal menahan sakit membereskan tempat ini dengan rapi!
“Mungkin saja terjatuh ke dalam kloset dan tersiram air!” Ibuku dengan cuek membalas.
“Mana bisa, barang sebesar itu, kalau pun benar terjatuh masuk ke dalam, juga bisa kelihatan, lagian, mana mungkin bisa jatuh ke dalam, tutupnya tertutup begitu.”
Aku cemas hingga kepalaku berkeringat semua, hatiku sangat sedih sekali.
Yang aku sayangkan bukan hanya harganya, tapi lebih karena aku sangat menyukai giok kesalamatan ini, dia memberikanku semacam perasaan yang sangat akrab dan sangat ramah.
Dan kakek itu juga membuatku merasa sangat hangat. Aku jongkok di atas lantai tidak bisa menahan diri dan menangis.
Ibuku sangat marah melihatku: “Bukannya kehilangan barang berapa puluh ribu rupiah saja kan? Mengapa kamu menangis? Orang yang tidak tahu bisa beranggapan kamu menangis untuk kematian kami, buat sial saja….”
Aku tidak terpikir ibuku bisa berkata seperti ini, mengusap kering air mata, hatiku sakitnya bukan kepalang.
“Mau menangis, barang berapa puluh ribu hilang ya hilang saja, juga apa pantas kamu menangis sampai sedih seperti ini? Aku lihat kalau aku dan ayahmu ada apa-apa, kamu juga belum tentu bisa sedih sampai seperti ini.” Ibuku ngomel-ngomel marah.
“Ma, barang itu adalah hadiah yang diberikan orang lain kepadaku, tidak peduli berharga tidak, itu adalah sebuah kebaikan orang.” Aku mengusap segumpal air mata, dengan mata yang memerah, berkata kepada ibuku.
“Kalau begitu ayo katakan, siapa yang memberimu?” Sorotan mata ibuku yang memaksa orang melihatku.
“Seorang teman.”
Mendengar perkataanku ibuku menghelakan nafas sejenak, membalikkan badan pergi, jelas terasa aku merahasiakannya, ibunya tidak senang.
Karena kehilangan giok keselamatan, aku bolak-balik semalaman tetap tidak bisa tidur dengan baik.
Dalam mimpi, aku selalu bisa merasakan di dalam tanganku membawa sebuah giok keselamatan kemudian terjatuh masuk ke dalam air, terasa semacam tenggelam di dalam air, sedih sampai aku langsung terbangun dari mimpi buruk.
Aku secara reflek menjulurkan tangan memegang giok keselamatan di lengan tangan, namun hanya ada kekosongan di tanganku.
Hatiku terkejut terus-menerus berdetak keras, terakhir hanya bisa bergadang setengah malaman, sampai langit baru saja terang, kemudian dengan lingkaran hitam di lingkaran mata pun bangun.
Bekas luka di punggung masih saja sakit, aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit mengoles sedikit obat, tidak boleh pergi ke rumah sakit terdekat, ayahku angkuh, biasanya saat memukulku tidak berharap diketahui oleh tetangga, kalau pun mau mengoles obat juga bisa mencari tempat yang agak jauh untuk menghindari rumor menyebar keluar.
Tapi untungnya, aku juga tidak terlalu sering dipukul, selama aku tidak melakukan hal yang terlalu memalukan dirinya, dia hanya bisa menghukum bersujud atau menghukumku berdiri.
Di dalam rumah sakit, saat dokter mengoleskan aku obat, masih berbelit-belit bertanya kepadaku benar tidak sudah mengalami kekerasaan dalam rumah tangga.
Masih tanya padaku mau tidak lapor polisi.
Setelah aku menggelengkan kepala menolak, seluruh muka dokter seakan seperti mengira aku dipukul besi atau aluminimum, melihatku: “Di rumah sakit kami setiap beberapa waktu bisa menerima tidak sedikit pasien yang terkena kekerasan dalam rumah tangga, semakin diam pasien-pasien ini, sekali lagi dipukul semakin parah, salah satu yang paling parah, akhir-akhir ini baru saja ditusuk di lengan.”
Aku tidak terpikir kekerasan rumah tangga sekarang ini separah ini, juga jadi terkejut.
“Memarmu ini setidaknya masih 3 hari lagi baru bisa mengempes, kalau bekas luka, juga tunggu seminggu lagi.”
Dokter ini adalah dokter perempuan, usianya juga kurang lebih sama dengan ibuku, kelihatannya sangat lemah lembut, saat mengoleskan aku obat, melihat bekas luka di tubuhku juga menyesali sekali.
Aku tidak enak hati mengatakan bahwa luka ini dipukul oleh ayahku, hanya bisa dengan gagap berterima kasih atas kebaikannya.
Tapi tidak menyangka sikapku seperti ini membuatnya lebih merasa kasihan lagi.
Mungkin hanya untuk membuatku melihat dengan benar-benar jelas kehebatan kekerasan rumah tangga, dan juga hal semacam ini tidak boleh ditoleransi, dia masih membawaku ke kamar pasien.
Hanya dibatasi dengan samar-samar memperlihatkan kepadaku korban di dalam rumah sakit.
“Satu tahun yang lalu, saat dia baru datang, sama seperti kamu, hanya luka ringan semacam ini, tapi hasil dari kesabaran adalah luka sekarang yang semakin parah.”
“Aku sudah tahu, terima kasih!”
KDRT, sungguh adalah sebuah kata yang seharusnya diperhatikan oleh orang, aku teringat dulu Moli setelah menanggung dengan sabar KDRT, teringat Ami karena KDRT pun menjadi penakut, dan di dunia ini, di ujung yang tidak kita ketahui, masih ada ratusan ribu wanita dan anak kecil yang menerima KDRT.
Aku simpati terhadap mereka, mengasihani mereka, tapi juga tidak tahu diriku sendiri bisa melakukan apa untuk mereka.
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieHusband Deeply Love
NaomiMy Lifetime
DevinaLoving Handsome
Glen ValoraBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya