Perjalanan Selingkuh - Bab 107 Paman Fuji…..(1)

“Bagaimana kamu bisa ada disini?” setelah puas tertawa, Sisi bertanya sambil menatap kearah Fuji.

Wajah Fuji terlihat tidak senang.

“ Menurutmu kenapa aku bisa ada disini, tentu saja karena kamu sudah memuntahiku.” Wajah Fuji terlihat menyeramkan, namun terlihat sangat memaklumi Sisi.

Fuji berkata sambil mengambil seprei kasur menutupi tubuhnya.

“Apakah ini trend baju terbaru dari Paman Fuji? Terlihat seperti orang Arab.” Sisi berkata santai santai sambil tertawa menutupi mulutnya.

Aku menatap Fuji yang wajahnya terlihat tidak senang, menarik Sisi mundur :“Kamu kembalilah tidur, aku akan mengusir dia.”

Bagaimanapun Fuji adalah seorang pria, jika berada disini tidak terlalu baik, aku merasa harus mengusirnya keluar.

“Tapi aku sekarang tidak memakai baju, begini saja, kalian berdua tidur satu kamar, sisa kamar yang satu lagi untukku.” Fuji mengangkat bahu berkata dengan tampang tidak berdaya.

Ketika aku sedang berpikir bagaimana menolaknya, Sisi membuka pintu, satu set pakaian pria beserta pakaian dalam mendarat di wajah Fuji.

“Pakai bajumu dan pergi……”

Fuji menerima bajunya, melihat kearah kamar Sisi, tertawa pelan, nada bicaranya terdengar sangat memanjakannya, “Sifatmu masih sama pedasnya seperti cabe rawit.”

Setelah mengatakannya, ia berjalan kearah kamar mandi.

“Pakaiannya agak sempit.” Fuji berkata sambil menggerakkan tubuhnya, menatap pakaian di tubuhnya dengan wajah tidak suka, “Seleranya sungguh rendah.”

Pakaian pria ini pasti baju yang ditinggalkan Adit dulu, aku mengingat ucapan Sisi tadi, dulu Adit pernah mengikuti kencan buta dibelakang Sisi, mengingat ini aku merasa sedih.

terhadap Fuji yang mengenakan pakaian Adit juga tidak terlalu baik, “Setelah memakai baju langsung pergi sana!”

Fuji diusir paksa olehku, menunggu dirinya pergi, aku langsung menutup pintu, lalu menuang segelas air membawa kekamar Sisi.

“Bangun, minum sedikit air.”

Sisi bangun dengan lemas, setelah mengambil gelas air ditanganku dan meminumnya dengan cepat, ia langsung memelukku dan menangis.

“Linda, aku sangat sedih…. Bisa-bisanya ia pergi ikut kencan buta dibelakangku……”

Sisi menangis tersedu-sedu dipelukanku, membuat hatiku sangat sedih dan tidak tega.

Bisa membuat gadis seperti Sisi menangis sampai seperti ini, pasti posisi Adit dihatinya sangat penting.

Aku menghela nafas sambil menepuk pelan punggungnya untuk menenangkannya.

Urusan percintaan kami berdua tidak terlalu lancar, ditengah malam, kami hanya bisa saling menghibur dan melengkapi.

Malam ini, aku menemani Sisi dan tidur bersamanya, keesokan harinya ketika aku terbangun, aku melihat Sisi sudah kembali bersemangat seperti biasanya, seolah dirinya yang kemarin hanya mimpi.

“Linda, kemarin kamu ke Jakarta menemui Weni?” Sisi duduk disampingku bertanya padaku.

Aku mengangguk, ekspresinya menjadi agak serius, “Orang dibalik ini semua adalah Sunni.”

“Kelihatannya apa yang kita tebak benar.” Sisi membicarakan Sunni sambil meggertakkan giginya.

“Tidak ingin membicarakan ini.” Aku mengangkat kepala bertanya pada Sisi : “Apakah dokter sudah mengatakan kapan Helen Nemir bisa melakukan transplantasi?”

“Aku sudah menanyakannya, kondisi fisiknya sekarang paling tidak harus ditingkatkan paling tidak satu mingguan.” Sisi berkata sambil mangambil setumpuk barang untukku : “Tuh! Ini semua kiriman dari dokter dan Farad.”

“Ini?”

“Semuanya suplemen, jujur saja, kamu ini sekarang adalah kambing yang siap potong, tunggu sampai agak gemukan baru bisa dipotong.”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu