Perjalanan Selingkuh - Bab 59 Dia Adalah Pacarku

Bab 59 Dia Adalah Pacarku

"Apa yang kau katakan? Umurmu baru berapa, tetapi kau sudah tidak mau menikah lagi." ibuku menatapku dengan pandangan mencela.

"Putra kepala sekolah kami dulu baru saja bercerai tahun ini, dia juga cukup mapan, ibumu dan ayah sudah setuju, besok luangkan waktumu, kau pergi untuk bertemu dengannya." Ayahku langsung memberikan perintahnya.

Aku sangat ingin menolaknya, tetapi setelah berpikir kalau hubungan kami baru saja membaik, maka aku langsung menelannya kembali.

Lagipula hanya bertemu saja, asalkan aku tidak setuju, mereka tidak mungkin memaksaku untuk menikah dengannya!

Keesokan harinya, ibuku memaksa untuk mendandaniku, tetapi tentu saja hasil dandanan ibuku tidak sama dengan anak muda sekarang, tetapi aku tidak menolaknya, malah aku membiarkan dia untuk mendandaniku, aku berani menjamin, dengan gaya dandananku yang seperti tahun 90an untuk bertemu orang itu, bisa kutebak pasti dia langsung kabur saat melihatku.

Setelah aku sampai di restoran, orang itu mungkin belum sampai, jadi aku mencari satu tempat duduk lalu duduk di sana.

Saat aku sedang menunduk sambil memainkan ponselku, seorang pria paruh baya duduk di depanku.

"Halo, apakah anda adalah nona Linda?"

Aku melihatnya, astaga, orang ini setidaknya berumur lebih dari 40 tahun!

Aku tersenyum canggung : "Apakah anda adalah putra paman Heri?"

Pria itu menganggukkan kepalanya : "Nama saya adalah Hengky, umur saya 45 tahun, sudah pernah bercerai, saat ini saya sudah mempunyai seorang putri beumur 13 tahun, saya adalah seorang guru bahasa."

"Nama saya Linda."

Aku menjawabnya dengan canggung, tetapi aku sudah tidak berniat untuk mengobrol lebih lanjut lagi.

Sedangkan mungkin dikarenakan dia adalah seorang guru, orang yang diseberangnya berkata dengan serius dan terus terang : "Sebenarnya, nona Linda jauh lebih cantik dibandingkan yang saya bayangkan, saya sangat puas terhadap anda, tetapi saya berharap setelah kita menikah nanti…."

"Tunggu sebentar, apakah kita tidak terlalu cepat jika membicarakan hal ini?" aku segera memotong perkataannya.

Dia menatapku dan tersenyum sambil berkata : "Tidak terlalu cepat, kita sudah dewasa, tujuan kita bertemu adalah untuk ke tahap pernikahan, asalkan syaratnya sesuai, kedua belah pihak setuju, kapanpun bisa pergi ke catatan sipil untuk menikah."

Dari ucapannya aku merasa dia benar-benar menganggap pernikahan sebagai hubungan kerja sama, suami istri adalah partner yang hidup bersama-sama.

Aku mungkin suatu hari nanti akan menikah, tetapi pasti dikarenakan cinta, bukan dikarenakan alasan-alasan seperti itu.

Saat aku sedang berpikir bagaimana cara menolaknya, tiba-tiba ada orang yang duduk di sampingku.

"Maaf, apa yang sedang anda bicarakan dengan pacar saya?"

Suara yang kukenal membuatku menoleh untuk melihatnya, kenapa Steven bisa ada di sini?

"Pacarmu?" setelah pria paruh baya itu mendengar perkataan Steven, wajahnya berubah menjadi sangat tidak enak dilihat.

Dia melihat Steven, lalu melihat lagi ke arahku, berkata dengan marah kepadaku : "Kau sudah mempunyai pacar, tetapi kenapa masih datang untuk kencan buta dengan saya, kau sengaja ingin mempermainkanku?"

"Bukan" aku ingin menjelaskannya, tetapi dia sudah pergi dengan sangat marah.

Aku menoleh dan melihat tersangka utamanya, aku bertanya dengan dingin : "Apa yang direktur Steven lakukan di sini?"

Steven mendengus dan berkata : "Jika aku masih tidak datang kemari, apakah kau akan segera menikah dengan orang lain?"

Setelah mendengar perkataan Steven, aku sangat marah : "Aku menikah dengan siapa, apa hubungannya denganmu?"

Aku merasa Steven benar-benar sangat keji, dia tidak mampu memberikan status bagiku, kenapa masih mau memaksa untuk memilikiku dan tidak mau melepaskanku?

"Tentu saja ada hubungannya denganku, ibu anakku mau kabur dengan orang lain, mana mungkin aku tidak datang?"

Mata Steven yang hitam bagikan tinta menatapku dengan erat, matanya mengandung makna mendalam yang tidak dapat kumengerti, saat bertatapan dengannya, aku merasa bingung, hatiku juga dengan bodohnya mulai berdetak kencang.

"Jika kau sudah menyelesaikan semua hal yang harus diurus di sini, maka ikut aku pulang!"

Steven menarikku pergi tanpa membiarkanku membantah.

"Lepaskan aku, Steven, lepaskan aku."

Aku memberontak, yang paling tidak aku sukai dari Steven adalah hal ini, dia sangat sewenang-wenang, di hadapannya, aku semakin lama semakin tidak ada kebebasan.

Steven memasukkanku ke dalam mobilnya, lalu langsung menyalakan mobilnya.

"Bukankah kau dari dulu selalu menyukaiku? Bukankah kau selalu ingin status dariku?" dia menyetir mobil sambil melihat ke depan, berkata seperti ini dengan datar.

Aku tertegun dan tidak tahu harus berkata apa, aku mengira seumur hidupku ini aku tidak akan pernah bisa mendengar Steven mengucapkan hal ini kepadaku.

Jika dulu, aku pasti akan menyetujuinya dengan sangat senang.

Tetapi sekarang aku merasa takut, aku mundur, karena aku selalu merasa kalau segala sesuatunya sedikit tidak normal.

"Bagaimana dengan Kinara?" beberapa saat kemudian, aku baru menemukan suaraku kembali dan bertanya kepadanya.

"Aku akan memberitahukan kepadamu secara detail mengenai dirinya, sekarang yang paling penting adalah, aku membawamu pulang lalu kau memberitahu ayah dan ibumu kalau kau akan pulang ke Shanghai bersamaku."

Setelah berkata seperti itu, Steven menambah kecepatan mobilnya.

Tidak lama kemudian, kami sudah sampai di bawah tempat tinggalku.

Aku merasa bimbang, haruskah aku membawa Steven naik ke atas, yang paling penting adalah pikiranku saat ini sangat kacau balau.

Sebenarnya, hatiku masih sangat berharap kepada Steven, ucapannya seperti madu yang diletakkan di depanku, sangat menggodaku, tetapi karena aku takut itu adalah racun, jadi aku masih terus bimbang apakah aku harus mengambil dan memakannya.

Tetapi aku tidak bisa berpikir terlalu lama karena ibuku sudah meneleponku.

Begitu aku menjawab teleponnya, ibuku langsung memarahiku, dia bilang aku sengaja sembarangan mencari seorang pria untuk membuat Hengky marah dan pergi, dia juga berkata kalau dia tidak pernah tahu kalau aku mempunyai pacar, pasti aku sengaja mencari pria itu untuk membuat masalah.

Setelah ibuku selesai melampiaskan kemarahannya, aku baru berkata kepadanya : "Bukan sengaja membuat masalah, tetapi benar-benar sudah punya."

Sekarang aku sudah kepalang tanggung, aku tidak mungkin bicara tentang Steven sembarangan, dia memang sengaja datang untuk membuat masalah, jadi saat ini aku hanya bisa memaksa diriku untuk mengatakan aku sudah punya pacar.

Setelah Steven mendengar ucapanku, dia tersenyum.

"Ayo jalan!"

Steven membuka pintu mobil dan mengeluarkan beberapa bungkusan dari dalamnya, serta menatap dan berkata kepadaku.

Sejenak, aku tidak bisa bereaksi dan akhirnya mengikutinya dengan linglung.

Wibawa Steven sangat besar, jika berada di sampingnya, sangat mudah untuk di dominasi olehnya, aku juga tidak terkecuali.

Setelah mengetuk dan membuka pintu, ayah dan ibuku melihat Steven, mereka sedikit tertegun, Steven juga tidak bersikap seperti orang asing, dia langsung masuk ke dalam rumah.

"Halo om, tante!" dia menyapa ayah dan ibuku dengan santai.

Ibuku mengerutkan alisnya dan menunjuk Steven sambil berkata : "Aku ingat anda adalah bos Linda!"

Akhirnya ayahku menunjukkan ekspresi mengerti, setelah itu dia menatapku dengan tegas.

"Pa, itu, Steven membawakan hadiah untuk kalian."

Aku segera menyerahkan hadiah yang dibawa Steven kepada mereka.

Ibuku membuka kotak hadiahnya, di dalamnya ternyata adalah sepasang gelang giok, ini adalah giok yang sangat mahal, aku ingat pernah melihatnya sekali di pusat perbelanjaan, harga satu buahnya adalah di atas 200 juta.

Saat aku melihat ibuku memegang gelang itu, hatiku bergetar, aku takut dia tidak hati-hati dan memecahkannya, di saat yang bersamaan aku memelototi Steven secara diam-diam, kesal karena dia sembarangan memberikan barang semahal itu.

Sebenarnya aku hanya ingin menarik Steven kemari dan berakting dengannya, mengatakan dia adalah pacarku lalu menolak keinginan ibuku yang menyuruhku untuk pergi kencan buta.

Tetapi barang ratusan juta ini diberikan kepada mereka, aku merasa bersalah!

"Gelang ini sangat cantik." ibuku memegang gelang itu dan memakainya di pergelangan tangannya, terlihat sangat menyukainya.

Ayahku membuka kotak hadiahnya dan di dalamnya ternyata adalah sebuah jam tangan.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu