Perjalanan Selingkuh - Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya

Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya

Namun merek arloji itu juga membuat aku gemetar. Jika tidak salah membacanya, itu adalah jam tangan merek Rolex edisi terbatas keluaran terbaru. Itu harganya juga ratusan ribu dolar.

Ayahku tidak tahu, tetapi dia puas kelihatannya.

Mau tidak mau harus mengakui, merek arloji itu memang indah dan sempurna, ayahku menelitinya dengan cermat, tidak melihat sesuatu yang tidak memuaskan, langsung memakainya di tangan saat itu juga.

Pada akhirnya, orang tuaku yang berhasil disanjung dan diambil hatinya menampilkan wajah yang puas , tidak seburuk sebelumnya.

Tapi kemudian ada interogasi dari orang tuaku. Aku benar-benar gugup, takut Steven akan mengatakan bahwa aku bersamanya.

Tapi aku khawatir dengan sia-sia. Steven memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup ternyata. Selama dia ingin menyenangkan hati seseorang, orang itu tidak akan tahan.

Akhirnya, orang tuaku berhasil dibujuk untuk tidak khawatir dan mengijinkan aku untuk mengikuti Steven pergi.

Sampai aku naik ke mobil Steven, aku masih bingung. aku tidak mengerti. Terakhir kali setelah tidak ketemu Steven selama sebulan lebih, dia datang menemuiku hanya untuk meminta aku melahirkan anak untuknya. Kali ini aku juga tidak melihatnya selama sebulan. Apa yang dia lakukan disini sekarang?

Aku benar-benar tidak percaya jika dia tidak mempunyai tujuan.

"Katakan! Apa yang kamu ingin aku lakukan sampai kamu datang jauh-jauh kesini?” Aku menatap samar pada Steven.

"Meminta kamu menjadi ibu dari anakku dan sekalian kasih kamu sebuah identitas resmi."

Steven mengatakan pemberian identitas ini dengan ringan dan santai. Tampaknya sesederhana pemberian promosi dan kenaikan gaji.

"Maaf, aku tidak bisa menyetujuinya." Aku bergumam.

Steven tiba-tiba mengerem mendadak, menoleh, dan menatapku dengan tatapan tajam: "Linda, apa lagi yang kamu inginkan?"

Apakah dia pikir aku terlalu rakus dan aku tidak puas dengan syarat yang diberikannya?

Memandangnya, aku tiba-tiba tertawa: " Steven, aku tidak bisa melahirkan anak lagi, aborsi terakhir membuat rahimku tersumbat, kamu lebih baik cari orang lain!"

Steven tidak menyangka itu alasannya. Dia menatapku dengan bingung.

Akhirnya, dia menginjak pedal gas dan berkata, "Tidak apa-apa. aku dapat menemukan dokter terbaik untuk menyembuhkanmu."

"Tidak ada gunanya lagi."

"Sialan, kalau aku bilang bisa ya pasti bisa, dokter dalam negeri tidak bisa kita ke luar negeri." Kemarahan Steven tiba-tiba memuncak dan menjadi sangat mudah tersinggung.

Pertama kali aku mendengar Steven memaki, biasanya ketika dia marah, hanya memasang wajah dingin, tatapan matanya menjadi tajam, tetapi dia tidak pernah mengatakan kata-kata kasar.

Aku jadi kaget dan takut dengan Steven dan tidak berani mengatakan sepatah kata pun dalam perjalanan pulang.

Aku tebak Steven terlalu sedih oleh kematian anaknya dulu, jadi dia berpikir mau memiliki anak lagi untuk melupakan rasa sakit di hatinya. Pria seperti itu tidak boleh dipancing atau diprovokasi sekarang.

Kembali di Shanghai, kali ini aku dibawa Steven ke vilanya.

Ini adalah pertama kalinya aku datang ke sini, pertama kali menginjakkan kaki ke tempat lain milik Steven selain perusahaannya, berdiri di depan pintu, dalam hatiku penuh dengan tanda tanya.

"Bagaimana dengan Kinara?"

Aku ingat Adit pernah mengatakan bahwa Kinara pernah tinggal di sini sebelumnya.

"Sudah pergi." Tidak ada kesedihan atau rasa sakit di wajahnya Steven saat mengatakan itu.

Aku jadi tidak mengerti Steven. Bukankah dia seharusnya sedih?

"Aku minta maaf, aku turut berduka untukmu!" Aku berkata perlahan.

Mendengar kata-kataku, Steven tertawa terbahak-bahak. Dia menatapku dengan senyum di matanya. "Linda, apa yang kamu pikirkan? Kinara telah pergi ke luar negeri. "

Aku baru mengerti , Aku sampai berpikir yang tidak-tidak , karena kematian anak itu membuat bayangan psikologis dalam diriku, jadi aku pikir Kinara….bunuh diri??

" Steven, mengapa kamu bersikeras memintaku untuk melahirkan anak untukmu? Bukankah seharusnya kamu membenciku?" aku benar-benar tidak mengerti ide Steven, tetapi kalau tidak bertanya, hatiku merasa sangat panik dan gugup.

"Jika kamu mau jadi pacarku, aku akan memberitahumu, jika tidak…..," kata Steven, menatapku dengan senyum penuh arti.

"Aku tidak tertarik." aku berbalik dan pergi.

"Tunggu sebentar. Karena kamu sudah sampai di villa ini, kamu harus masuk dan melihatnya!" Steven meraih tanganku dan masuk ke dalam villa.

"Semua barangmu sudah kutaruh di dalam kamarmu. Semuanya lengkap. Kamu sudah bisa langsung tinggal di sini." Steven tidak menerima penolakan dariku.

" Steven." Aku menghentikannya.

Steven menoleh dan bertanya padaku dengan matanya.

"Dengan sejarah hubunganku dengan David, kamu mau tinggal bersamaku, apa tidak takut menjadi sasaran gosip." Aku memandangnya dengan serius.

Aku seorang wanita yang pernah bercerai, dan mantan suamiku masih menjadi bawahan Steven, aku ingin sekali menyembunyikan aib masa lalu ini , tapi tidak bisa.

"Linda, selama kamu tidak takut, apa yang perlu aku takutkan?" Steven melangkah ke arahku dengan wajah serius.

Penampilannya yang serius membuatnya terlihat sangat menarik, terutama matanya yang gelap, yang sama memesona dan misteriusnya seperti bintang-bintang di langit malam.

Perasaan tertekan yang kumiliki selama ini, pada saat ini menyembur keluar semua, kata-kata Steven seperti kunci yang membuka semua pintu perasaanku.

Aku pikir aku pasti telah diracuni oleh Steven. Racun Ini sangat dalam, dan tampaknya telah disembuhkan, tetapi begitu aku bertemu dengannya lagi, aku jatuh ke dalam pelukannya lagi.

"Tunggu sampai urusan dengan David selesai!" aku akhirnya memberikan sebuah jawaban pada Steven.

Ketika urusan David berakhir, aku pikir aku akan memanjakan diri dan memberi kesempatan kepada diri sendiri sekali lagi dengan Steven.

Bereskan masa lalu sampai bersih, dan kemudian mulai hidup baru.

"Kamu tenang saja, semuanya akan baik-baik saja, segera." Steven memelukku dan berbisik di telingaku.

"Baiklah!"

Aku merangkul erat Steven, hatiku sudah lama tidak bisa setenang ini, seperti mengambang di udara, selalu merasa ini tidak realistis, seperti dalam mimpi.

Di malam hari, Steven berhubungan intim denganku, berulang kali seperti sedang menyiksaku dan menghukum aku. Sebelum tidur, dia memelukku dan berbisik di telingaku, mengancamku, "Jika kamu pergi tanpa sebab lagi nanti, aku akan mengikatmu di tempat tidur."

" Steven, bisakah kamu memberitahuku sesuatu tentang Kinara?" aku selalu merasa ada yang salah, tetapi tidak tahu di mana masalahnya. aku tidak bisa menahan diri dan harus bertanya kepadanya.

Katanya pria lebih toleran terhadap wanita setelah mereka selesai berhubungan intim, dan ini adalah waktu terbaik untuk mengajukan pertanyaan.

Tapi siapa sangka bahwa jawaban Steven membuatku takut dan menahan nafas.

"Anak dalam perut Kinara bukan milikku." Jawaban datar Steven seperti melempar sebuah bom, membuatku tertegun.

Aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaanku sekarang.

"Itu……" aku tergagap tidak tahu bagaimana menghiburnya, pria yang diselingkuhi, diperkirakan tidak ada orang yang bisa menerimanya!

"Yah, jangan terlalu sedih." Setelah beberapa saat, aku hanya bisa menghiburnya dengan satu kalimat saja.

Tiba-tiba Steven tertawa ringan. "Aku sudah lama tahu, jadi aku tidak sedih."

Sudah tahu lama? Aku menatap Steven dengan kaget. Terus terang, aku merasa teraniaya. Karena dia sudah tahu bahwa anak itu bukan anaknya, mengapa dia mengabaikanku ketika kelahiran prematur Kinara terjadi saat itu?

Mataku terlalu jelas, Steven langsung mengerti apa yang membuatku gundah.

Dia memeluk bahuku dan menghela nafas, "Ada sesuatu yang sangat rumit. Aku tidak bisa memberi tahu kamu alasannya. Peristiwa kemarin itu, Aku percaya kamu pada saat itu, tetapi aku hanya bisa melakukan itu. Aku ingin kamu pulang untuk beristirahat sebenarnya untuk melindungimu."

"Lalu kenapa kamu tidak menjelaskan kepadaku saat itu?" Air mataku langsung jatuh dengan deras.

"Aku akan memberitahumu perlahan apa yang terjadi padanya. Anak itu meninggal di tangan Kinara."

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu