Perjalanan Selingkuh - Bab 101 Alasan David Membantuku (1)

“Rumah Sakit kami tidak berbuat salah, tentu saja tidak akan mengakuinya.” kata dokter dengan wajah dan sikap ngotot.

Aku tahu, masalah ini, akan sangat sulit diselidiki, kalau mereka sampai matipun tidak mau mengaku, tapi apakah aku harus membiarkan anakku mati sia-sia?

Tidak, tentu saja tidak bisa, tidak peduli seberapa sulitnya, aku harus membuat orang-orang itu membayarnya.

Aku memandangnya dengan jijik: “Apa kamu pikir aku tidak tahu siapa yang menyuruhmu melakukan itu? Kamu tenang saja, tidak peduli kamu atau mereka, aku pasti akan membuat kalian membayarnya.”

Aku melihat wajah dokter yang panik dan matanya berbinar-binar, tidak berani menatapku.

Setelah aku dan Sisi keluar dari RS, raut wajah tidak begitu bagus, sekarang situasi tidak menguntungkan, seolah mereka sudah mempertimbangkan dengan matang, punya niat memprediksi efeknya, aku akan kalah.

“Meskipun bisa melacak siapa orang dibalik ini, tidak ada bukti juga tidak bisa.”kataku dengan suara getir.

Dan aku tahu, masalah ini, kecurigaan terbesar jatuh pada keluarga Demina, si monster itu, sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa, tapi aku benar tidak ikhlas, selama aku mengingat anak yang tak berdosa keguguran, hati ku sakit seperti tertusuk jarum.

“Kamu jangan menyerah, kamu tenang saja, aku pasti akan membantumu.” kata Sisi sungguh-sungguh berjanji padaku.

Aku dari dulu tidak pernah seburuk hari ini, lelah akan ketidakberdayaan dan keputusasaan, membuat hatiku hancur.

“Mari kita selidiki latar belakang dokter dulu.” kata Sisi yang sambil menyetir.

“Selain itu, hari ini kamu ke RS mencari dokter, dokter itu seharusnya akan berhubungan dengan orang dibalik layar, masalah ini juga harus diperhatikan.....”

Sisi layak menjadi pengacara, dia bisa menyelesaikan masalah ini, dan menemukan arah.

Iya benar juga, dokter itu bisa menjadi titik terang, mungkin susah menyelidiki keluarga Demina, tapi turun tangan dari dokter ini juga tidak salah.

Sisi kali ini langsung mengendarai mobil ke kantor pengacaranya, lalu mencari kartu nama dan menelepon.

“Oh iya, aku ingin data informasi dokter Farad Nemir, dan, awasi dia, lihat dua hari ini dia berkomunikasi dengan orang seperti apa......”

Setelah Sisi memberikan perintah pada orang yang ada di telepon, dia menutup telepon dan berkata: “Ini detektif swasta yang ku kenal, kinerjanya sangat bagus, kamu tunggu saja dengan sabar, tidak sampai sehari, data Farad akan ditangan kita.

“Baiklah, dua hari ini kamu makan tidur tidak nyenyak, ku bawa kamu makan.” kata Sisi melihatku.

Setelah turun kebawah, rencana itu sia-sia, karena aku bertemu dengan David yang sudah lama tidak jumpa.

Wajahnya terlihat merana, setelah melihatku, dia tertawa dan berkata: “Sudah kutebak kamu seharusnya disini.”

“Terus untuk apa kamu mencariku?” tanyaku padanya.

Jujur, perasaanku padanya sangat rumit sekarang, dulu pernah mencintainya, membencinya, dan pernah balas dendam, tapi kali ini, dia menyelamatkanku ketika aku dalam kondisi buruk.

“Aku ingin bicara denganmu bisa tidak?” David melirik Sisi dan berkata padaku.

Sisi pergi menghindar: “Kalian ngobrol pelan-pelan, aku pergi makan sendiri.”

Aku mengangguk pada Sisi, melihat ke arah mobilnya pergi, baru menatap David dan berkata, “Ayo! Ada kafe di sebelah, kita ke sana ngobrol.“

David menganggukkan kepala, dan mengikutiku ke kafe.

“Dua gelas Capuccino. Terima kasih!”

Setelah memesan kopi, aku melihat David: “Terima kasih untuk akhir-akhir ini!”

David sibuk menggelengkan kepala: “Tidak perlu terima kasih, sebenarnya......aku yang bersalah pada mu!”