Perjalanan Selingkuh - Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja

Yang terakhir tidak peduli bagaimana, mereka tetap adalah orang tuaku, aku tidak bisa mengabaikannya.

Aku berpikir setelah berbicara dengan Steven, ingin sekali pergi ke Kota Langfang sendirian naik pesawat.

Tapi stelah Steven mengetahui keputusanku, pasti dia tidak akan membiarkanku pergi sendirian, dia akan langsung mengeluarkan mobil dan mengantarku ke Kota Langfang.

“Masalah ini, biar aku yang urus.”

Aku sadar sebelumnya, karena masalahku membuat dia menunda beberapa pekerjaannya, tidak ingin terus-terusan menganggunya.

Sambil mengemudi dia berkata: “Kalo aku tidak pergi, melihat sifatmu seperti ini mereka pasti akan menggertakmu habis-habisan.”

Kata-kata Steven membuatku malu.

Steven mengemudi setengah jam, akhirnya sampai juga dirumah sakit.

Yang membuatku terkejut adalah, sesampainya dirumah sakit aku bertemu dengan Yosi.

Dulu tidak tahu ya sudah, sekarang tahu bahwa Yosi adalah Linda yang sesungguhnya, aku sedikit canggung.

Aku tidak tau apakah Yosi mengetahui semuanya, dan tidak tau apa tujuanya berada disini.

“Apa yang kamu lakukan disini?” Aku menatapnya dan tidak tahan untuk bertanya.

“Dia datang untuk membantu aku dan Ibumu, kalau semuanya berharap pada seorang anak yang tidak tau aturan sepertimu, yang hanya membuat kita marah terus.” Ayahku mendengar pertanyaanku, tidak tahan untuk memarahiku.

Dulu aku tidak tau, sering menganggap aku yang salah, jadi membuat mereka tidak bahagia.

Sekarang aku melihat perbedaan mereka terhadap aku dan Yosi, aku tahu, apapun yang aku lakukan, dihati mereka, yang terpenting adalah anak kandung mereka.

Ditambah sekarang melihat Yosi, hatiku rasanya sangat padat sampai aku tidak mampu bernafas.

Dengan nada yang tidak enak: “Kalo memang Ayah berpikir aku sangat tidak mengerti didikkan, lain kali masalah seperti ini tidak usah memberi tahuku lagi.”

Setelah berbicara, aku menarik tangan Steven dan meninggalkan tempat ini.

“Kamu berhenti!”

Ayahku berbicara dengan sangat keras.

Aku berhenti, membalikkan kepalaku, melihat wajah Ayah yang penuh dengan amarah, wajahnya tidak berhenti menatapku, dia tidak percaya aku seberani ini.

“Sekarang kamu sudah sekeras ini ya, sudah berani berbicara seperti ini denganku?” Ayah berkata dengan penuh amarah.

“Ayah, bukan caraku berbicara yang salah, tapi kamu yang melihatku tidak biasa.” Aku menatapnya dengan sangat berani.

“Ada yang orang seperti kamu yang berbicara tidak sopan kepada yang lebih tua?”

Aura tempat ini penuh dengan amarah, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu dari lua, Ibu memegang slip keluar rumah sakit berjalan masuk kedalam.

Aura tegang mulai sedikit reda.

Ibuku menatapku, lalu menatap Ayahku dan berkata: “Anak kita sangat tidak mudah kembali kesini, kamu jangan memarahinya.”

“Kamu tidak tahu bagaimana dia berbicara denganku, dia sekarang tidak menganggapku.”

Gumam Ayahku

“Paman, bibi karena anak kalian sudah datang jadi aku pamit duluan saja ya.” Kata Yosi dengan tersenyum.

“Kamu, kenapa mau pergi?”

Raut ibuku terlihat tidak rela mendengar Yosi ingin pergi.

“Tidak usah, lagian aku dan Linda juga masih ada sedikit kesalah pahaman, dia juga tidak begitu menyukaiku, aku tidak ingin menganggu kalian satu keluarga.” Yosi sengaja menekankan dikata satu keluarga ini.

“Kamu bicara apa, kalo kamu tidak menyukainya, lebih baik dia yang pergi kamu disini dulu.” Ayahku sangat panik melihat Yosi ingin pergi.

Dan dia bergumam kepadaku: “Lihat dirimu, datang dengan gelisah, kalau tidak mau disini kamu pergi saja.”

Hatiku berapi-api.

Sekarang dalam hati mereka sudah sangat jelas, mereka sudah tau mana anaknya yang sesungguhnya, jadi kenapa mereka masih menyembunyikan identitas itu.

Aku tidak peduli dengan ini.

Aku tidak menyalahkan siapapun, mereka yang menolongku, tapi setelah mereka menolongku mereka sengaja menyembunyikanku.

Aku masih ingat, ketika aku demam, ada yang sering datang untuk melakukan survey bertanya kepada orang tuaku apakah mereka telah menyelamatkan seorang anak.

Orang tuaku menjaga dengan erat, mereka berkata aku adalah anak kandung mereka. Karena jatuh ke sungai, sangat trauma, dan tidak berani melihat orang-orang.

Aku juga ingat tanda lahir di pinggangku. Seharusnya ada tanda lahir di sana, tetapi ketika aku demam, tanda lahir itu dibakar oleh ayahku dengan puntung rokok.

Waktu itu aku terjatuh dan kehilangan sedikit ingatan. Tapi setelah aku melewati proses pengembalian ingatan aku menjadi ingat semuanya lagi.

Sebenarnya aku ada kesempatan kembali kesamping kedua orang tuaku lebih awal, tapi karena keegoisan mereka, aku dipandang rendah dan dibohongi, membuatku menjadi Linda yang tidak ingat apa-apa.

Selama bertahun-tahun selalu dibatasi dan menjadi orang lain.

“Ayah, ibu kalo memang aku membuat kalian kecewa, kalau begitu aku tidak usah menjadi anak kalian lagi.”

Mukaku dengan tenang berbicara dengan kedua orang tua yang pernah merawatku.

Ayah ibuku dengan tatapan panik berkata: “Apa yang kamu lakukan?”

Aku melihat mereka lalu melemparkan senyum, berbalik memandang Yosi dan berkata: “Ternyata kalian sangat menyukai nona Yosi, kalo begitu angkat saja dia menjadi anak kalian.”

Kata-kata ini keluar, lalu aku menatap wajah ayah, ibu dan Yosi yang hanya diam saja.

Steven memegang tanganku dengan lembut, berdiri disampingku memberikan aku kekuatan lebih.

Aku tau, ada sesuatu, yang aku tidak bisa terus bergantung pada orang lain, aku harus mengandalkan diriku sendiri.

Jadi sebelum kesini, aku sudah berdiskusi dengan Steven, apapun yang terjadi biarkan aku menghadapiny sendiri.

Melihat matanya yang penuh rasa sakit, aku menggelengkan kepala.

Aku tahu, tidak baik bagi siapa pun saat ini untuk memulihkan ingatanku, dan sebelum semua bukti tersedia, aku tidak akan bisa melawannya.

“Ayah Ibu, dari kecil sampai sebesar ini kalian tidak menyukaiku, apapun yang kulakukan kalian tetap tidak suka. Selama bertahun-tahun aku ingin membuat kalian bahagia, tapi kalian tetap saja tidak puas denganku, aku benar-benar sudah capek sekarang, aku sudah membuat kalian kecewa, lebih baik kita mengakhiri hubungan ini saja.” Wajahku sangat tenang, akhirnya aku bisa mengeluarkan kata-kata yang ingin kukeluarkan dari dulu.

“Linda kenapa kamu bisa begini, kamu terlalu egois, jadi karena kamu ingin menikah kamu meninggalkan kedua orang tuamu?” Yosi berkata dengan sedikit amarah.

Setelah selesai berbicara, dia menatap Steven “Tuan Steven, kamu masih mau dengan wanita yang tidak tahu berterimakasih ini? Kamu tidak takut dia juga akan melakukan ini padamu?”

Steven merangkulku, mencium keningku, menatap wajah gelap Yosi lalu berkata dengan senyuman: “Seumur hidupku kupercayakan padanya, apapun yang dia lakukan aku mendukungnya.”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu