Perjalanan Selingkuh - Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
Sisi sekarang seperti kucing marah yang bulunya berdiri semua, matanya memelotot dengan marahnya.
Sejujurnya ini pertama kalinya aku melihat Sisi seperti itu, tapi ini bisa dibilang bukan marah, lebih tepatnya malu.
Siapa juga yang menyangka Sisi yang dijuluki siluman rubah wanita itu ternyata suatu hari bisa malu jadi marah bahkan jadi patuh dengan seseorang.
Tidak heran kalau bisa dibilang seseorang lain bisa menekan seseorang yang lainnya! Fuji ini termasuk bisa menekan dan mengendalikan Sisi si siluman rubah wanita ini.
“Kamu itu istriku, menciummu sebentar memang kenapa? Kita kan sah berdasarkan hukum.” Kata Fuji kepada Sisi dengan tertawa terbahak-bahak tidak malunya.
Dia tampak sama sekali tidak akan takut wajah Sisi akan muram.
“Siapa yang istrimu itu, kamu saja belum pernah melamar, aku juga tidak pernah mengiyakan mau menikah denganmu!” kata Sisi dengan marahnya.
Mendengar ini, mata Fuji berbinar, “Oh ternyata kamu menungguku melamarmu!”
Bicara sampai sini, alisnya terangkat dan matanya bersinar lalu tersenyum lebar, “Begini saja kok susah. Tunggu saja, aku pasti bisa membuatmu bersedia dengan sendirinya menikah denganku!”
Mendengar ini, Sisi tersenyum dengan sangat manisnya.
Melihat pemandangan ini, aku pun mencubit lengan Steven dan berharap dia bisa belajar dari Fuji.
Steven malah tampak bingung, “Ada apa?”
Melihat sosoknya yang tidak paham itu, aku pun terpaksa menahan rasa iriku tenggelam ke dalam hati.
Sejujurnya, aku dan Steven saat itu tidak melewati jalan normal biasanya seperti pacaran ataupun melamar.
Tapi sebenarnya karena itu ada sedikit penyesalan dalam hatiku.
Fuji dan Sisi terus di sini sampai malam, setelah itu barulah mereka pulang. Perabotan rumah juga sudah minta orang untuk membawanya pergi, dan bunga lavender yang memenuhi setengah halaman juga sudah diratakan.
Weni memesan mawar, yang akan dikirim besok dan ditanam oleh tukang kebun.
Ketika mengantar Sisi pergi, Sisi merangkul tanganku dan terus saja menyesal karena aku tidak jadi untuk jadi ibu angkat dari anaknya. Dia juga tidak hentinya berceloteh mengeluh marah tentang Fuji.
Setelah mengantar Sisi pergi, hatiku tiba-tiba merasa kesepian, aku tidak bisa menahan diriku mengelus perut kecilku yang rata sekarang.
Juga tidak tahu kapan aku bisa punya anak lagi.
Weni memandangiku lalu berjalan menghampiriku, “Dulu aku pernah menuliskan sebuah alamat kepadamu, kamu bisa coba pergi ke sana. Lalu minta dokter itu untuk memeriksa serta menyembuhkan tubuhmu. Nanti jika sudah sehat lagi, kamu bisa mempertimbangkan lagi untuk punya anak. Ini adalah caraku untuk bertanggung jawab atasmu dan anakmu.”
Aku membayangkan anak di masa depan, dan tidak bisa menahan diriku untuk menggelus posisi dimana aku mengandung mereka, aku pun berjanji pada diriku sendiri, “Jika masih ada takdir mengandung lagi, aku pasti akan melindungi mereka dengan sebaik-baiknya.”
Tapi kehamilan Sisi juga telah mendorong hasratku untuk segera menyembuhkan tubuhku agar segera pulih.
Aku ingat, ketika dulu bercanda bersama Sisi, aku berkata jika kita berdua mau melahirkan anak, kita bisa menjodohkan mereka berdua. Tapi sekarang perjodohan bayi kami berdua sepertinya tidak bisa dilakukan lagi. Tapi setidaknya mereka masih bisa jadi adik kakak dan sahabat yang baik, kemudian keduanya tumbuh besar bersama. Dengan begini mereka tidak akan sendirian.
“Baiklah, aku besok akan pergi ke sana mencobanya.”
“Ingat bawa orang jika mau pergi ke sana, dan berhati-hatilah.”
Aku mengangguk, dalam hati aku juga mulai menantikannya.
Ketika malam datang, aku dan Steven tinggal di kamar tamu kakek di lantai atas.
Setelah mencoba sekali bermanis-manisan, malamnya dia menarikku melakukannya lagi dan lagi. Pada akhirnya, aku teringat dengan apa yang Weni ceritakan padaku siang hari tadi, lalu aku pun menceritakannya kembali kepada Steven.
Setelah mendengar ceritanya sampai akhir, dia mengangguk, “Si Tua Ye, aku tahu dia. Keahlian dalam kedokterannya sangat hebat dan luar biasa. Hanya saja sifatnya cukup aneh. Jika tidak suka seseorang, dia tidak akan memedulikan orang itu meskipun orang itu memberinya berapa banyak pun uang, dia tetap tidak akan memedulikannya. Bahkan satu sen pun dia tidak akan mau mengambilnya.”
Bicara sampai sini, dia memiringkan kepalanya lalu memandangku dengan sedikit merasa bersalah, “Maaf, harusnya aku memikirkan poin ini. Keahlian kedokterannya sangat luar biasa dan tidak ada yang bisa menandingi. Harusnya bukan masalah untuknya jika membantumu untuk menyembuhkan tubuhmu seperti semula.”
Aku mengangguk, “Ibuku bilang hubungannya dengan kakekku cukup baik. Jadi, harusnya dia akan bersedia membantu.”
“Begini juga bagus, tapi ingat jangan pernah menyebut mengenai keluarga Himura kepadanya.” Perintah Steven kepadaku.
Aku memandangnya dengan bingung, “Kenapa?”
Setelah diam sejenak, barulah dia berkata “Keluarga Himura ada sedikit masalah dengannya.”
“Kalau begitu, aku....”
“Kamu tidak perlu merasa terbebani. Itu adalah masalah generasi dua generasi sebelum kita. Istri pertama yang dinikahi oleh kakekku adalah adik perempuan Si Tua Ye. Hanya saja karena saat itu adalah masa perang yang sangat sengit jadi mereka berdua lebih banyak berpisah daripada bertemu. Pada akhirnya kakekku menyakiti adik Si Tua Ye, kemudian kakekku menikah lagi dengan nenekku.”
Mendengar cerita Steven ini, aku tidak tahu bagaimana sebaiknya mengomentari hal ini.
Tapi sebagai generasi muda yang bukanlah orang di waktu itu serta tidak ikut dalam kehidupan mereka waktu itu, aku juga merasa tidak terlalu baik untuk mengomentari apapun.
Tapi pada masa itu, memang banyak sekali orang yang meninggalkan isrinya dan kemudian menikah lagi. Tapi hal semcam ini pada akhirnya tidak baik dan tidak bermoral. Di masa itu, jelas kehidupan wanita yang bercerai dan ditinggalkan pasti tidak akan bagus. Dan jelas mereka menerima tidak sedikit hinaan dan gosip.
Maka tidak heran kalau Si Tua Ye tidak suka dan marah kepada Keluarga Himura!
“Besok ketika kamu pergi, aku akan menyuruh orang untuk melindungimu. Bawalah banyak orang pergi ke sana.” Steven memandangku penuh khawatir.
“Menurutku cukup membawa satu bodyguard perempuan saja. Jika aku pergi ke sana dengan banyak bodyguard. Pemandangan yang seolah sedang perang itu sepertinya Si Tua Ye tidak akan senang. Di sana kan bukan tempat yang berbahaya, membawa orang begitu banyak dan meramaikan seperti itu bukankah namanya mau cari masalah dengan orang?”
“Mereka tidak akan ikut masuk ke dalam bersamamu. Aku akan meminta mereka untuk melindungimu diam-diam dan tidak akan memberi pengaruh apapun untukmu.”
Steven bicara sambil mengulurkan tangannya dan memelukku ke dekapannya. Mataku langsung berhadapan dengan bibir tipisnya. Memandangi bibir tipis merah muda itu bagaikan buah yang sangat lezat. Sekejap membuatku membayangkannya dan berhalusinasi.
Steven menundukkan kepala, memandangku lalu tersenyum dan berkata dengan pelan, “Kamu melamun memikirkan apa?”.,
“Memandangi bibirmu.”
Mulutku lebih cepat merespon daripada otakku, tanpa sadar aku mengucapkan apa yang ada di pikiranku. Begitu kata-kata ini terucap, Steven langsung tertawa terbahak-bahak.
Mendengar tawa keras Steven, aku sangat canggung dan rasanya ingin sekali memasukkan diri ke dalam lubang.
Padahal jelas-jelas topik pembicaraan kami baik-baik saja, tanpa terasa tiba-tiba membelok seperti ini.
Demi mempertahankan kesan baikku, aku pun langsung berkata lagi, “Itu, em.. besok aku mau pergi ke dokter. Kalau begitu, aku tidur duluan!”
Sambil bicara, aku pun buru-buru memejamkan mata dan berpose seolah sedang tidur.
Steven menundukkan kepalanya lalu mengecup keningku, dia berkata dengan pelan dan penuh kasih sayang, “Iya baiklah, kamu istirahatlah dulu! Aku bangkit dulu mau bekerja sebentar!”
“Ini sudah malam, kondisi tubuhmu saat ini juga tidak terlalu baik, jangan begadang.”
“Menurutlah! Aku mau menyuruh orang untuk mengawasi Lulu. Aku selalu merasa ada yang tidak benar dengannya. Seorang wanita yang tidak ada yang diandalkan, mana bisa begitu sombongnya seperti itu.” kata Steven mengutarakan apa yang dipikirnya dengan keningnya yang berkerut.
“Bukannya yang diandalkannya adalah Siro?” jawabku asal-asalan.
Steven menggelengkan kepada, “Aku dulu juga berpikir seperti itu. Tapi kelihatannya sekarang, di belakang Lulu ada orang yang lainnya. Sejujurnya Siro dalam hal itu tidak lebih baik dari Lulu!”
Aku tidak menyangka Steven bisa setajam dan sesensitif ini.
Memikirkan ini, aku jadi mengungkapkan mengenai Rufin.
Namun, kedua keluarga hubungannya sangat dekat. Masalah Rufin bukanlah sebuah rahasia lagi. Terlebih lagi, mengenai tempat suci aliran Yun Yin itu, Keluarga Himura pasti juga tahu dan Steven harusnya juga tahu tidak sedikit tentang ini.
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiAfter Met You
AmardaThick Wallet
TessaAkibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Yang Tak Biasa
WenniePerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya