Perjalanan Selingkuh - Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina

"Jangan sedih, ini merupakan hal-hal yang baik, besok pulanglah dengan gembira, kemudian usir orang-orang itu."

Mendengar kata-katanya, aku kemudian tertawa.

Ini merupakan ide yang bagus, aku bahkan tidak sabar untuk melihat situasi di mana Sunni dan Lulu Jie diusir keluar.

Malam ini karena pesta perayaan, suasana hati semua orang sangat gembira, tetapi hari ini kecuali Fuji, semua ialah bumil dan pasien luka, ataupun pasien sakit, semua tidak cocok untuk minum bir, sehingga menggunakan teh untuk mengantikan bir, bisa dikatakan sangat ramai.

Pada akhirnya, ibuku tinggal di rumah Fu, dan aku mengikuti Steven pulang ke rumah.

Memikirkan kata-kata pembahasan aku dan ibuku di dapur, aku mengusulkan Steven aku akan kembali ke Rumah Demina besok.

Steven menoleh dan menatapku dengan tidak jelas: "Apakah kamu ingin meninggalkanku sekarang?"

"Sebelum menikah memang harus hidup berpisah. Ini adalah peraturan dan itu adalah rumahku. Lagipula aku harus kembali untuk mengusir mereka yang menempati tempat tinggal orang!"

Jawabanku spontan, tetapi padanganku tidak berani menatap Steven.

Jelas hal ini merupakan hal yang wajar, tetapi di depan Steven aku merasa seperti bersalah.

Suasana diam seketika....

Tepat ketika aku berpikir Steven akan meledak dalam keheningan itu, kemudian mendengarnya berkata, "Baiklah, aku akan kembali bersamamu."

"Ah?"

Aku tidak terpikir bahwa Steven akan mengatakan permintaan seperti itu.

“Aku mengingat ukuran tempat tidur di kamarmu tidak terlalu kecil, masih dapat tidur dua orang,” jawabnya serius.

Aku teringat bahwa perabot itu dipilih olehnya. Dia membuang barang-barang milik Sunni dan menyuruh orang mengganti perabotan yang sudah dia pilih. Lebar tempat tidur itu ada tiga meter.

Ketika melihatnya aku terkejut dan tercengang, tidak terpikir bahwa dia berada disini menungguku.

"Apakah kamu sudah merencanakan dari awal?"

Saya tergagap-gagap menatapnya.

"Bukankah pada waktu itu aku pernah tinggal di sana? Tempat tidur itu khusus dirancang untuk kita berdua, menjamin tidak peduli bagaimana postur yang digunakan, bahkan bagaimana guling juga tidak akan terjatuh dari atas.

Kata-kata spontan Steven membuat wajahku memerah secara langsung, aku selalu merasa bahwa Steven orangnya seperti seorang supir yang tidak sependapat tetapi langsung mengemudi pergi

Tetapi dihadapan orang luar, dia masih seperti biasa, tetapi dihadapanku dia semakin bertindak sewenang-wenang.

“Kamu terlalu nakal sekarang,” aku melototnya dengan menyalahkan.

"Jika begitu baiklah aku serius, aku bergerak sangat terbatas sekarang, dan aku masih butuh perawatanmu, Alasan ini bolehkah!"

Setelah mengatakan, Steven menepuk betisnya yang dilapisi gips, dan wajah serius membuatnya kelihatan sangat kasihan.

Aku harus mengakui bahwa Steven telah menusuk kelemahanku, Dalam kecelakaan mobil yang tragis itu, jika bukan karena perlindungan Steven, aku juga tidak akan baik-baik saja hanya cedera pada mata.

"Baiklah!"

Awalnya aku juga tidak ingin berpisah dengan Steven, tetapi karena mengetahui bahwa kondisi penyakit Weni masih tidak stabil dan juga membutuhkanku, Sehingga aku bimbang kedua sisi, Tetapi sekarang begini justru lebih baik.

………………

Keesokkan harinya, aku bangun dan mulai bersiap.

Jika semalam adalah pertempuran perang, maka hari ini adalah kepulangan atas kemenangan dalam pertempuran ini.

Steven memerintahkan sopir untuk mengantar kami ke Rumah Fuji terlebih dahulu untuk menjemput ibuku Weni.

Fuji juga mengemudi membawa Sisi Sila, dan mobil yang lainnya membawa beberapa pengawal hitam, dan kemudian beberapa mobil meninggalkan Rumah Fu satu per satu dan melaju menuju ke rumah Demina yang tidak jauh.

Kali ini Kepala pengurus rumah tangga Li Jin sudah cerdas dan tidak menghentikan mereka, beberapa mobil langsung masuk menuju ke depan pintu rumah.

Setelah mereka turun, beberapa pengawal hitam berdiri di belakangnya, tampak wibawa.

Siro Likan baru saja keluar dari rumah dan wajahnya berubah menjadi ketakutan setelah melihat kami.

“Weni, apakah kamu benar-benar ingin bercerai denganku?” Dia memandangi ibuku dengan penuh kasih sayang.

Jika tidak menyelidiki dengan jelas, sangat mudah tertipu oleh wajahnya.

Tetapi benar juga, dalam ingatan masih kecilku, pria ini selalu memainkan peran sebagai ayah yang penuh kasih, jika tidak kakek dan ibuku juga tidak akan tertipu olehnya.

Bahkan Lulu aktingnya juga sangat bagus sebagai pelakor, tetapi pasangan ini benar-benar serasi, satu persatu tidak tahu malu.

“Siro Likan, semua hal yang telah kamu lakukan yang tidak terlihat itu sekarang telah terungkap. Apakah sekarang kamu masih ingin berakting untuk menipu aku lagi?” Ibuku memandang Siro Likan dengan jijik.

Ketika Siro Likan mendengar kata-kata ibuku, kasih sayang di wajahnya hilang.

Dia sudah khawatir, dia juga tahu bahwa sampai tahap ini, kedua belah pihak telah mencapai titik di mana kamu mati dan aku hidup, bahkan jika dia masih berakting penuh dengan kasih sayang, semua itu sudah tidak berguna lagi.

"Ternyata kamu benar-benar sudah sadar."

Tidak mengetahui apakah kata-kata itu nada seruan atau penyesalan.

Aku baru menyadari bahwa kata-kata tadi barangkali dia ingin mencoba melihat reaksi apakah ibuku benar-benar sudah pulih.

"Benar-benar mengecewakan harapanmu. Dulunya aku tidak mengerti banyak hal. Sekarang ketika kebenaran terungkap, aku baru menyadari betapa butanya aku. Pada saat itu, Sejak keguguran anak diperutku seharusnya aku harus menyelidiki dengan jelas, tidak terpikir telah membiarkan kalian berfoya-foya selama bertahun-tahun dan bahkan akhirnya kalian mencelakai aku dan ayahku. "

Ibuku memandang Siro Likan dengan emosional.

Aku mengetahui dia benar-benar sangat sedih, orang yang telah hidup bersamanya selama bertahun-tahun memiliki watak seperti itu. Bagi siapapun yang mengalaminya pasti sangat sedih dan kecewa.

“Apa maksudmu, aku tidak mengerti.” Siro Likan memandang ibuku dengan heran.

Ibuku mencibir: "Kamu tidak mengerti? Bagaimana anakku keguguran kemarin, apakah kamu tidak mengetahuinya? Setelah aku hamil, Lulu mengambil inisiatif sendiri untuk merawatku, tetapi di bawah perawatannya, anakku mati didalam rahim. Awalnya, aku tidak tahu mengira bahwa aku telah salah makan atau tidak menjaga tubuhku sehingga menyebabkan akibat seperti itu. Pada saat itu, bahkan kamu juga mengabaikanku selama seminggu."

Ngomong-ngomong, tubuh ibuku gemetaran.

Aku dengan cepat menopang tubuhnya, dan aku mengetahui bahwa kesedihan atas kehilangan seorang anak, apalagi pada saat itu segera melahirkan dan bertemu, tetapi janinnya justru mati dirahim, pukulan semacam itu sangatlah besar.

"Itu karena kamu tidak sengaja mencelakai anak kita. Apakah kamu berpikir aku tidak sedih? Itu juga merupakan putra kita." Mata Siro Likan melebar dan menunjuk ke arah ibuku dengan marah.

"Pada saat itu jika bukan karena aku menggila dan terperiksa bahwa terdapat sesuatu obat yang membuat jiwaku seperti kesurupan dari darahku, pada saat itu aku bahkan telah memercayainya, tetapi sekarang, aku baru mengetahui betapa tidak bermoralnya Lulu. Kejadian kemarin jelas berkaitan dengannya. "

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu