Perjalanan Selingkuh - Bab 210 Penjelasan
“Apakah kamu tidak menyalahkanku?”tanya dia padaku dengan penasaran.
Aku menggeleng: “Dari awal tidak menyalahkan.”
Aku tahu, pelakunya adalah mereka yang menyembunyikan kejahatan. Dalam situasi ini, dialah orang yang paling menderita.
Mendengar perkataanku, dia memeluk pundakku menangis terseduh-seduh, seolah ingin mengeluarkan seluruh kesedihan yang ada di dalam hatinya.
“Maafkan aku.”
Banyak masalah yang dia sembunyikan di dalam hatinya, ketika dia linglung tidak bisa merasakannya, begitu sadar penuh hatinya merasa bersalah.
Setelah selesai menangis, dia mengusap air matanya, menatapku dengan lembut: “Safira putriku sangat cantik, sekalipun menjadi pengantin juga akan menjadi pengantin yang cantik, kelak kamu harus hidup rukun dengan Steven, saling mencintai, bahagia sampai tua.”
Aku mengangguk: “Bu, kamu tenang saja!”
Dia mengangguk dengan tenang, lalu menyeka air matanya: “Kali ini, aku akan memasakkan satu meja penuh hidangan untuk merayakannya.”
“Aku ikut bersama denganmu.”
Dengan kegigihanku, aku mengikutinya pergi ke dapur.
Dulu aku pernah membayangkan gambaran ini beberapa kali sebelumnya, seorang ibu dan putrinya sibuk memasak di dapur, gambaran ini sangat hangat.
Dulu hubunganku dengan ibu angkat buruk sampai tidak dapat baikkan, aku memikirkan segala cara, untuk mendapatkan sedikit kehangatan, tetapi pada akhirnya itu berakhir sia-sia.
Tidak disangka, seiring berjalannya waktu, aku mencari kembali ingatanku, dan juga mencari orang tua kandung sendiri, meskipun di tengah-tengah terjadi sedikit konflik, tapi pada akhirnya bisa bersatu kembali.
Mengobrol sambil memasak di dapur.
Ketika mengobrol tentang anak Sisi, ibuku tiba-tiba bertanya kepadaku: “Usiamu dengan Steven juga sudah tidak muda lagi, cepat lahirkan seorang anak.”
Mendengar ucapannya, aku tertegun.
Selang sesaat, baru tersenyum: “Masalah ini tergantung takdir.”
Aku tidak berani mengatakan kepadanya, karena rahimku yang keguguran beberapa kali, aku sekarang yang ingin mengandung, lebih sulit daripada pergi ke langit.
Ekspresi wajahku menarik perhatiannya.
Tiba-tiba dia mengingat sesuatu, lalu ekspresi wajahnya berubah merasa bersalah: “Ketika Sunni dan Lulu mencelakai anak dalam kandunganmu, aku yang membantu mereka melakukannya.”
Berbicara tentang ini, dia mulai meminta maaf kepadaku.
“Masalah ini sudah berlalu, jangan dipikirkan lagi.”
Aku sedikit terganggu, begitu mengungkit masa lalu, masih ada rasa sakit di hatiku.
Aku berpikir, kalau saja aku lebih berhati-hati, mungkin tidak akan terjadi hal seperti ini, aku benci kekejaman Sunni dan Lulu, tapi pada saat yang sama juga membenci kecerobohanku.
“Kondisi kesehatanmu sekarang kurang baik, perlu dirawat.”ucap ibuku mengingatkan, melihat diriku yang terlalu lemah.
“Mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.”jawabku tersenyum padanya.
Aku juga memeriksakan diri ke dokter, sebenarnya bisa sembuh, tapi ingin pulih sampai keadaan terbaik itu sangat tidak memungkinkan.
“Kalau saja bisa membuka tanah suci, kudengar ada banyak pusaka dan banyak buku medis di dalamnya, mungkin saja bisa menyehatkan tubuhmu.”
Berbicara tentang ini, matanya tiba-tiba berbinar dan berkata: “Aku mengenal seorang tabib, tabib itu pernah menjalin hubungan baik dengan kakekmu, nanti aku berikan alamatnya kepadamu, kamu boleh pergi ke sana memintanya memberikan beberapa resep obat untuk menyembuhkanmu.”
Berbicara tentang ini, ibu mengeluarkan hp, seolah ingin menelepon.
“Apakah ini bisa diandalkan?”
“Tentu saja bisa, dia adalah tabib penyakit dalam, dokter pengobatan kuno, aku jamin bisa menyembuhkan kesehatanmu.”
Ucap ibuku menjamin kepadaku.
Hatiku mulai bergejolak, tidak tahan menundukkan kepala menyentuh perutku yang rata.
Kalau bisa menyembuhkan kesehatanku, menginginkan anak tentu saja merupakan hal yang paling baik, ini juga termasuk sebuah harapan, dan tidak akan ada lagi penyesalan di hatiku.
Ibu selalu mengkhawatirkan kondisi tubuhku, setelah keluar tidak lama kemudian dia menemukan secarik kertas, menuliskan alamat dan nomor telepon di kertas itu.
“Aku takut nanti aku linglung, dan melupakan masalah ini, jadi aku menuliskannya untukmu terlebih dahulu, ingat menyebutkan nama kakekmu, kalau tidak, kamu tidak akan bisa memeriksakan diri dengannya.”ucap ibuku memberitahuku banyak hal.
Aku menatap kertas yang ada di tanganku, aku tahu dia mengkhawatirkan diriku, tiba-tiba hatiku merasa tersentuh.
“Kamu jangan memotong sayur, hati-hati tanganmu terpotong, sini biarkan aku saja.”
“Kalau begitu aku pergi mencuci sayur.”
“Tidak bisa, tangan wanita harus dijaga dengan baik, kamu jangan mencuci sayur.”
“Lalu apa yang bisa aku bantu?”aku terdiam sesaat, mengatakan ingin membantu, tapi selain membantu mengambil sesuatu, dia tidak membiarkan aku menyentuh apapun.
“Kamu tenang saja, kalau ibu merasa terlalu sibuk, akan meminta bantuan koki, kamu pergi istirahat dulu, bisa menemani ibu berbicara, itu adalah bantuan terbaik.”
Berbicara tentang ini, dia menghela nafas dan berkata: “Pada dasarnya kamu adalah tuan putri keluarga kita, kamu seharusnya dibesarkan dengan kasih, pekerjaan seperti ini tidak perlu kamu yang kerjakan.”
Ucapannya, membuatku mengingat ketika masih kecil, kakek sering mengendongku sambil mengatakan tuan putri.
Kala itu aku benar-benar dimanja oleh keluarga, hingga sedikit sombong dan keras kepala.
Namun, pada akhirnya mungkin tuhan tidak tahan melihat aku begitu bahagia, sampai setengah jalan mengubah takdirku.
“Kedepannya ada Steven dan pamanmu yang menjagamu, dan ada saham keluarga Demina, seumur hidup ini kamu tidak perlu melakukan apapun, uang itu cukup untuk kamu gunakan, kamu hanya perlu hidup bahagia, siapa yang berani mengganggumu, sekalipun menggunakan uang untuk memukul orang itu juga tidak masalah, keluarga kita tidak kekurangan uang, dan tidak boleh membuatmu menderita.”
Kata-katanya, menghangatkan hatiku, aku tahu, dia mengatakan itu ditujukan kepada Sunni dan Lulu.
“Tidak peduli melakukan apapun, ibu tetap akan mendukungmu, kelak keluarga Demina akan diserahkan kepadamu.”Dia menatapku dengan serius.
Ini benar-benar beban yang sangat berat, tapi aku tahu, sekarang aku yang ingin menanggung beban ini juga tidak bisa.
Pengadilan sudah memutuskan, Siro dan ibuku sudah bercerai, aset mereka juga akan dibagi.
Hanya perlu menunggu besok membawa pengacara untuk membagi aset, rumah keluarga Demina, termasuk semua saham diambil semua.
Ibuku menguasai sebagian besar saham itu, dan sebagian besar sisanya tersebar di tangan keluarga Demina, jadi, bisa dikatakan merebut posisi Presiden adalah sebuah ambisi.
Memikirkan ini, hatiku mendadak gugup dan sangat senang.
“Tunggu setelah merebut kembali rumah keluarga Demina, kamu pindah tinggal dirumah terlebih dahulu.”ucap ibuku menatapku dengan serius.
Aku yang hendak mengatakan sesuatu, mendengar ibu berkata: “Aku tahu kamu tidak tega berpisah dengan Steven, tapi ini peraturan, lagipula, kamu dan dia akan segera menikah, melewati hari sebagai anak perempuan juga tidak buruk, sudah seharusnya menikmati momen sebelum menikah dengan baik, lagipula, kamu sudah pergi selama puluhan tahun, sudah seharusnya pulang tinggal di rumah.”
Berbicara tentang ini, dia membantuku mengangkat rambut panjangku ke samping telinga dan menghela nafas: “Kedepannya kamu akan menjadi menantu keluarga Himura, ingin tinggal di rumah juga sangat sulit.”
Nada bicaranya sedikit sedih, membuat orang yang mendengarnya merasa sedih, aku mengangguk menahan air mata.
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Great Guy
Vivi HuangCutie Mom
AlexiaIstri Yang Sombong
JessicaBehind The Lie
Fiona LeeCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoThis Isn't Love
YuyuPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya