Perjalanan Selingkuh - Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba

Meskipun David sudah dibebaskan, tetapi uang perusahaan tetap harus dikembalikan, uang perusahaan yang dulu digelapkan olehnya, sebagian digunakan oleh Ling Ling untuk membayar hutang judi Joni, selain itu juga untuk membayar uang kompensasi kepada Moli, sisanya sebesar 6 miliar digunakan untuk berinvestasi di pasar saham, tetapi David tidak beruntung, dia kehilangan 2 miliar, jadi sisanya hanya ada 4 miliar.

Sebenarnya jika menjual rumah Ling Ling, uangnya sudah cukup untuk mengganti uang perusahaan, hanya saja tidak tahu apakah Ling Ling bersedia atau tidak.

Setelah David pergi, aku baru berkata kepada supir : "Ayo kita pergi!"

Saat jendela mobil naik pelan-pelan, David sepertinya merasakan sesuatu, dia menoleh dan melihat sekilas ke arahku.

Setelah masalah David sudah selesai, hatiku sudah benar-benar merasa lega, sedangkan Ling Ling, aku tidak perlu berbuat apapun terhadapnya, kisah akhirnya tidak akan baik.

Setelah pergi dari sini, aku dan Steven pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengan dokter kandungan yang diminta olehnya khusus untuk memeriksaku.

Saat masuk ke dalam ruangan operasi, aku merasa sangat gugup, tanganku tanpa sadar mengeratkan genggamanku kepada Steven.

"Tidak apa-apa, aku akan menunggu di luar." Steven menepuk bahuku dengan pelan untuk menghiburku.

Aku menganggukkan kepalaku, mengambil napas dalam-dalam dan masuk ke dalam.

Hasil pemeriksaannya sama dengan saat itu, dokter berkata bisa mencoba pengobatan dengan cara memasukkan alat ke dalam saluran telur yang tersumbat, tujuannya untuk membuka kembali saluran telur yang tersumbat itu, tetapi dia juga tidak dapat menjamin apakah pasti bisa berhasil atau tidak.

Keseluruhan prosesnya sangat menyakitkan, aku menggigit bibirku sekuat tenaga barulah dapat menahan diriku untuk tidak menjerit, kawat yang sangat tipis dimasukkan dari bawah tubuhku sampai ke tempat penyumbatan saluran telurnya, sangat sakit sekali sampai seluruh tubuhku berkeringat.

Dokter merasa kaget saat melihatku menahan sakitnya : "Pengobatan seperti ini sangat sakit, ada yang menjalani beberapa kali pengobatan bisa langsung sembuh, ada juga yang terpaksa memilih program bayi tabung saja karena benar-benar tidak bisa menahan rasa sakitnya lagi."

Aku memaksakan untuk menahan rasa sakitnya dan menganggukkan kepala : "Asalkan bisa sembuh, saya bisa tahan."

Dokter menghela napasnya : "Penyumbatan saluran telur anda termasuk penyumbatan yang jauh ujungnya, tingkat keberhasilannya sangat rendah, sebaiknya anda menyiapkan hati anda dahulu jika ini tidak berhasil."

Setelah mendengar perkataan dokter, aku merasa sangat sedih, tetapi tidak ada cara lain, tidak peduli berhasil atau tidak, aku harus mencobanya.

Setelah aku turun dari meja operasi, kakiku tidak bisa berdiri tegak dan badanku terasa lemas, jadi aku duduk di lantai, keringatku sudah membasahi seluruh bajuku.

Saat Steven masuk ke dalam, kebetulan dia melihat hal ini, dia menggendongku dari lantai dengan sayang, berbicara dengan lirih di telingaku : "Jika kau tidak bisa menahannya, maka tidak usah menjalaninya lagi."

"Tidak, aku bisa terus bertahan."

Aku menggelengkan kepalaku dan membuat keputusan ini, ini bukan hanya untuk Steven, tetapi ini juga demi diriku sendiri, aku menyukai anak kecil, terlebih lagi sangat berharap aku bisa menjadi seorang ibu, demi tujuan ini, tidak peduli sesakit apapun, aku pasti bisa bertahan.

Aku digendong Steven sepanjang perjalanan ke rumah, saat di dalam mobil, Steven terlihat seperti mempunyai pikiran yang berat, pandangan matanya sebentar-sebentar melihat keluar jendela.

"Maaf! Aku tidak menyangka kalau pengobatan ini akan begitu sakit." suara Steven terdengar sedikit berat, nada bicaranya terdengar menyesal.

"Ini semua adalah pilihanku." aku mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Steven.

"Mungkin.....kita bisa memilih tidak usah punya anak." Steven berpikir sejenak dan berkata sambil menatap mataku.

Aku menarik tanganku kembali : "Aku menjalaninya bukan demi dirimu, tetapi demi diriku sendiri."

Terus terang saja, sekarang aku bersama dengan Steven kelihatannya sangat bahagia, tetapi hatiku tidak percaya diri, bukan hanya aku adalah seorang janda, bahkan aku tidak mampu melahirkan seorang anak, keluarga yang biasa saja tidak ada yang bersedia menerimaku, apalagi Steven yang memiliki latar belakang keluarga seperti itu.

Meskipun hanya demi menambahkan sedikit kemungkinan saja bagi hubunganku dan Steven, aku tetap harus sembuh.

"Beberapa hari ini kau di rumah saja untuk memulihkan kesehatanmu, tidak usah bekerja dulu, jika kau merasa bosan, hubungi Sisi saja." Steven meletakkanku di atas ranjang lalu menuangkan segelas air untukku.

Tubuhku sudah basah oleh keringat, aku merasa sangat lengket dan tidak nyaman, tetapi karena tidak ada tenaga, aku hanya bisa menahannya saja.

Steven bisa melihat kalau aku merasa tidak nyaman, dia tersenyum dan bertanya kepadaku : "Apakah kau mau mandi?"

Aku menganggukkan kepalaku, melihatnya dengan tatapan memelas : "Aku merasa sangat tidak nyaman, seluruh tubuhku tidak ada tenaga."

Baru selesai berkata seperti itu, Steven sudah membungkukkan tubuhnya mau menggendongku.

Aku berteriak kaget : "Steven, apa yang mau kau lakukan?"

"Kau sudah tidak ada tenaga, jadi aku saja yang membantumu." dia berkata dengan sangat mudah, semudah berkata mau makan dan minum, sedangkan aku, saat aku membayangkan adegan itu, seluruh tubuhku memerah bagaikan udang rebus.

Hampir setiap jengkal tubuhku ikut memanas, terlebih tanganku yang sedang dipeluk Steven, meskipun dibatasi dengan pakaian, tetapi tetap dapat merasakan rasa panas itu.

Steven menaruhku di dalam bathtub lalu mengulurkan tangannnya untuk membantuku membuka kancing bajuku.

"Aku saja--" aku segera memegang kerah bajuku : "Kau keluar dulu saja! Tanganku masih dapat bergerak."

"Aku takut kau terpeleset di dalam, lagipula aku sudah sering melihatnya, bukankah sudah terlambat jika sekarang kau baru merasa malu?" Steven menatapku, di wajahnya terlihat senyum jahil.

Karena ucapannya, aku merasa semakin malu, tetapi setelah dipikir-pikir, akhirnya aku melepaskan tanganku.

Steven memandikanku dengan sangat serius, sangat cermat, tetapi justru karena sangat cermat ini yang membuatku semakin malu, jika bukan karena hari ini aku terlalu lelah, aku pasti tidak akan tahan digoda seperti ini oleh Steven.

Setelah mandi, seluruh tubuhku sudah bersih, Steven malah berkeringat, aku dibungkus dengan bathrobe lalu digendong ke atas ranjang, sedangkan Steven malah buru-buru lari ke kamar mandi untuk mandi air dingin.

Setelah Steven keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, dia mengganti bajunya dan berkata kepadaku : "Kau istirahat di rumah, aku mau pergi sebentar ke kantor."

"Tidak apa-apa, kau pergi saja!"

Aku tidak bisa membantu Steven apapun dalam hal pekerjaan, tetapi aku juga tidak ingin membebaninya, setelah melihat dia pergi, barulah aku menyelimuti diriku dan tidur.

Aku bermimpi Steven mau menikah, tetapi mempelai perempuannya bukan aku, saat itu juga, aku bangun dan duduk di ranjang dengan kaget, seluruh tubuhku dipenuhi dengan keringat dingin.

Mimpi buruk ini membuat hatiku sangat sedih, saat aku melihat jam, ternyata sudah jam 3 sore, masih ada beberapa jam lagi sebelum Steven pulang kerja.

Tubuhku sudah terasa sedikit lebih baik, setelah aku mengganti baju, aku langsung keluar dengan tergesa-gesa.

Saat aku sampai di kantor, Steven sedang rapat, begitu dia keluar dari ruang rapat, aku dengan tidak sabar berlari ke arahnya dan memeluk pinggangnya.

Mimpi itu terlalu menakutkan bagiku, begitu aku teringat akan mimpiku itu, aku langsung merasa takut sampai mengeluarkan keringat dingin, hatiku terasa sangat kacau.

"Kau kenapa?" Steven melihatku dengan tatapan bingung.

Aku menggelengkan kepalaku : "Tidak apa-apa, hanya tiba-tiba saja merindukanmu."

"Direktur Steven sangat beruntung dengan wanita." seorang pria paruh baya yang gemuk berdiri di belakang Steven dan tersenyum melihatku.

"Direktur Wang juga beruntung dengan wanita." pandangan Steven melirik sekilas ke sekertaris seksi yang berada di samping direktur wang.

Direktur Wang tersenyum dengan canggung : "Kita sama, tetapi saya tidak dapat dibandingkan dengan anda yang masih muda dan menarik."

Aku baru melihatnya, takutnya dia adalah pelanggan perusahaan, seketika itu juga aku merasa kalau diriku sangat bodoh, aku berdiri di samping Steven dan menganggukkan kepalaku kepada direktur Wang, lalu tidak berkata apapun lagi.

"Adit, tolong antar direktur Wang ke depan." Steven menoleh dan memberi perintah kepada Adit.

Adit menganggukkan kepalanya dan maju selangkah : "Direktur Wang, silahkan di sebelah sini!"

Sedangkan aku ditarik oleh Steven ke dalam kantornya.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu