Perjalanan Selingkuh - Bab 241 Bertemu

Gaya yang muak bukan kepalang itu, tentu sangat benci sekali.

Kakek ketiga ini jangan lihat dilahirkan oleh selir, tapi menerima pendidikan yang baik, dalam tubuhnya memiliki kepribadian yang baik.

“Kakek ketiga, kita hanya tidak lebih pandai dari Steven dalam memilih ibu untuk dilahirkan saja, kita semua adalah keluarga Himura, atas dasar apa sekarang mau memiliki perbedaan yang semakin besar dengan mereka? Aku tidak sudi, keluarga Himura memang seharuasnya ada bagian milik kita, itu sudah seharusnya kita dapatkan.”

Tuan Ketiga Himura dengan leher tegak, dengan wajah yang penuh percaya diri.

Aku melihat pria itu dengan tenang dan merasa benar mengambil keuntungan dari orang lain, kesal bukan main, berdiri di sebelah Steven, berkata ke mereka: “Teori kalian ini sungguh lebih lancang lagi dari perampok dan bandit.”

“Ini urusan keluarga Himura, tidak ada hak kamu ikut bicara?” Sangat cepat sekali ada orang yang menjawab.

“Aku menantu keluarga Himura, istri Steven.” Aku merangkul lengan Steven mengumumkan.

“Kenapa aku tidak pernah dengar Steven sudah menikah?” Tuan Ketiga Himura menyipitkan mata, menyoroti sebentar orang di sebelahnya, tersenyum ringan berkata.

“Kita akan segera menikah, lagi pula bagiku, wanita ini adalah istri aku Steven satu-satunya, perkataannya, juga mewakili perkataanku.” Steven merangkul pundakku, suara yang berat dan dingin mengumumkan ke orang-orang ini.

Aku tiba-tiba merasa, Steven yang seperti ini sungguh sangat tampan.

“Kalau demikian belum menikah masuk, belum ada akte nikah, belum menikah, jadi tidak bisa dihitung jadi orang keluarga Himura, kita sekarang ini sedang mendiskusikan urusan keluarga Himura, kamu tidak cocok datang ke sini.”

“Aku bilang cocok yah cocok.” Ekspresi wajah Steven suram.

Kakek ketiga mencari batu besar dan duduk, terhadap adegan di depan matanya ini jelas seperti tidak kelihatan saja.

“Kalau mau diskusi, setelah turun gunung pergi ke kuil leluhur keluarga Himura sana diskusi, sekarang kita tidak ada waktu.”

Selesai mengatakan, aku menarik Steven berjalan ke arah yang berlawanan.

Steven: “Kelihatannya hari ini tidak cocok untuk mengecek, kalau aku lihat lebih baik malam datang lagi, lihat ada tidak penemuan baru.”

Setelah turun gunung, Steven juga tidak menanggapi mereka, setelah masuk ke kamar, Steven dari belakang merangkul dengan ringan pinggang kecilku, di samping telingaku berkata: “Mereka bisa bersikap seperti ini, jelas sekali di belakang ada orang yang menyokong, aku pasti harus menangkap keluar orang yang berbuat ulah di belakang layar ini.”

Ini sama seperti permainan kucing menangkap tikus, kalau tidak menemukan tikus yang bersembunyi di tempat gelap itu, siapa pun tidak akan hidup dengan tenang.

“Orang-orang ini kenapa semuanya?” Berkata sampai di sini, aku jadi agak serba salah.

“Keluarga Himura setelah semenjak kakekku meninggal, tidak bisa mengendalikan beberapa tetua itu lagi, kampung keluarga Himura terbagi jadi beberapa aliran, masalah di dalamnya sangat rumit!”

“Bagaimana dengan keluarga Demina?” Aku pernasaran bertanya ke Steven.

Steven mendengar perkataanku, tersenyum berkata: “Orang keluarga Demina sebaliknya lebih optimis daripada keluarga Himura.”

“Bukannya pabrik ada deviden? Seharusnya deviden ini bisa membuat mereka hidup berkecukupan tidak perlu khawatir sandang dan pangan!” Aku dengan ekspresi wajah yang tidak mengerti melihat Steven bertanya ke pria itu.

“Orang yang ikut datang memprovokasi di sebelahku itu, merupakan keturunan yang biasanya minum, main wanita, berjudi mengeluarkan uang seperti air mengalir saja, deviden-deviden itu semua diam-diam dijual oleh mereka, beberapa orang ini, kasih mereka gunung emas juga tidak ada gunanya.”

“Kalau benar demikian kapan kita pergi mengunjungi tetua keluarga Himura?” Aku menoleh melihat Steven berkata.

“Sebentar lagi baru pergi.”

Selesai mengatakan, pria itu menarikku berjalan ke arah rumah kakek ketiga.

“Apa yang mau kamu lakukan?” Aku tidak menyangka Steven langsung saja mengerjakannya, aku belum menyiapkan hadiah dengan baik, tiba-tiba sekali pergi berkunjung seperti ini pasti tidak enak.

“Orang keluarga Himura juga tidak semuanya seperti beberapa orang itu tidak bermoral, beberapa tahun ini, keuntungan dari pabrik dua keluarga di sini tidak sedikit! barang-barang pabrik itu masih perlu bantuanku mencari jalan untuk dipasarkan, jadi mereka tidak akan bersikap senonoh terhadapku.” Steven mengatakan dengan gaya yang sama sekali tidak peduli.

Aku dan Steven langsung dari keluarga Demina pergi ke keluarga Himura sana, jarak antara dua kampung tidak jauh, dilihat dari kejauhan, kedua kampung dibatasi oleh sebuah sungai.

Baru sampai di kampung keluarga Himura, sama seperti baru sampai di tempat keluarga Demina sana, tetua yang terhormat dan berwibawa membawa anak-anak datang untuk menyambut.

Setelah Steven kelihatan orang-orang ini, wajahnya menunjukkan senyuman, maju untuk bersalaman dan menyapa orang-orang ini, kelihatannya sangat akrab.

“Tak menyangkaTuan Ketiga Himura mereka berani pergi mencari kamu, sungguh bajingan.”

Orang tua yang berada di depan mata menghempaskan tongkat dengan ganas ke lantai ingin sekali rasanya menyodok sebuah lubang keluar.

“Tuan Ketiga Himura mereka beberapa hari ini apa ada gerak-gerik yang tidak beres? Atau berhubungan dengan orang tidak dikenal lainnya?” Steven melihat orang di depannya mengerutkan dahi bertanya.

Orang ini kedengaran perkataan Steven, terdiam sebentar, lalu, menoleh ke generasi muda yang ikut di belakangnya: “Apa kalian menemukan kejanggalan?”

Beberapa generasi muda itu menggeleng: “Kita jarang berhubungan dengan Tuan Ketiga Himura.”

Tapi salah satu di antara mereka berkata: “Aku dengar orang bilang, sekarang Tuan Ketiga Himura bertambah rajin lagi pergi ke kecamatan saja berjudi, juga ada orang bilang, Tuan Ketiga Himura akhir-akhir ini suasana hatinya luar biasa gembira, beberapa kali bersenandung, orang lain bertanya ke dia apa dia menang, dia bilang lebih hebat dari memenangkan uang.”

Meski orang-orang itu menceritakan berbagai macam info, tapi juga tidak ada info yang berguna.

Sewaktu sedang menceritakan, Tuan Ketiga Himura membawa segerombolan orang itu dari kejauhan datang dengan santai.

Setelah kelihatan Steven, mata menyipit dan memandangi Steven dari atas ke bawah sebentar.

“Keberuntungan itu terus berputar, mungkin saja pangkat CEO ini kamu mau berikan ke orang lain.” Selesai mengatakan, lalu bersenandung dengan gaya yang angkuh berjalan dari samping Steven.

Aku tidak menyangka Tuan Ketiga Himura ini bisa bodoh sekali, tidak peduli orang dibelakangnya kenapa bisa memilih Tuan Ketiga Himura orang yang bodoh seperti ini, tapi orang yang seperti ini jelas tidak perlu ditakutkan.

Setelah mengunjungi keluarga Himura, Steven baru memberitahuku: “Orang di belakang layar tidak pasti berharapTuan Ketiga Himurabisa berhasil melakukan sesuatu, tapi mau mempergunakan mereka untuk mengganggu perhatian kita saja, aku rasa mereka seharusnya sedang berupaya memperoleh lebih banyak waktu.”

Berkata sampai di sini, pandangan mata Steven jadi agak serius.

“Kalau benar demikian apa yang harus kita lakukan?” Dalam hatiku langsung jadi gelisah.

Aku juga bukan orang yang pintar sampai gimana, hampir semua urusan-urusan ini Steven lah yang memegang peranan penting, terkadang aku sangat membenci ketidak berdayaanku sendiri.

“Kamu tenang saja, nanti malam ini aku coba mengikuti mereka lagi.” Steven dengan suara yang ringan menenangkan berkata.

“Kalau kamu pergi sendirian aku khawatir sekali, aku takut mereka hari ini bisa mendapati kamu.”

Jantungku berdenyut tong tong dengan hebat, dengan erat menggenggam tangan Steven tidak berani melepaskan pria itu.

“Jangan takut, aku ada cara untuk melindungi diri sendiri.”

Mengatakan, Steven mengeluarkan sebuah pistol kecil dari dalam pelukannya, pistol itu bagus sekali, kelihatannya seperti sebuah karya seni saja.

“Kalau Tuan Ketiga Himura dan orang-orang itu adalah satu komplotan, kalau benar demikian pagi hari kau pergi ke sana mengecek informasi mereka pasti sudah tahu, kali ini mereka pasti aku memperhatikan kamu, kalau saja, mereka menangkap hiu di dalam stoples gimana?”

Kekacauan dalam hatiku gimana pun juga tidak bisa ditenangkan, dalam otak mulai tidak berhenti sembarangan berpikir.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu