Perjalanan Selingkuh - Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet

Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet

"Saya pernah mengatakan kalau saya paling benci perhitungan orang lain."dengan dingin dia mengatakannya, lalu mengenakan mantelnya, tanpa menengok sekalipun dan langsung keluar.

Laki-laki memang begitu, setelah mengenakan celana langsung tidak kenal orang lagi, aku langsung mengambil sebuah bantal dan melemparkan ke arahnya.

Steven menutup pintu, bantalnya menabrak pintu lalu jatuh ke lantai.

Aku berusaha memanjat tempat tidurnya tapi gagal.

Saat aku kembali dari kamar mandi, HP ku terus berdering.

Begitu kuangkat, langsung terdengar suara David suamiku:"Linda, kamu di mana?"

"Kamu masih peduli aku ada di mana??? Kamu bahkan tidak pernah pulang." Aku balik menjawab.

Perdebatan seperti ini, sejak aku mengetahui perselingkuhannya yang sudah terjadi berkali-kali, rasanya melegakan sesuatu yang sudah terpendam dalam hati.

"Linda, aku tahu aku salah, tapi Ling Ling sedang hamil, aku harus tanggung jawab." Ia berkata lewat telepon dengan nada lelah.

"Jadi, kamu mau tanggung  jawab gimana? Kamu bertanggung jawab untuk membuangku? Lagipula, kamu cuma tahu Ling Ling hamil, Aku? Gara-gara kamu dan selingkuhanmu itu anakku hilang! aku keguguran!"


Setelah perdebatan, hatiku terasa hancur dan kalau dibilang aku tidak cinta David itu kebohongan besar. Saat masa kuliah, aku dengan David pacaran 4 tahun lalu menikah selama 3 tahun, saat pacaran, hubunganku dengannya, layaknya pasangan yang diidam-idamkan di antara teman-temanku, setelah menikahpun begitu. Tapi di tengah perjalanan, tidak tahu di mana salahnya, tiba-tiba hubungan ku dengannya menjadi seperti ini.


Di akhir pembicaraan, David terdiam, lalu berkata:"permasalahan seperti ini kan siapapun juga tidak mau terjadi, Ling Ling pun sudah minta maaf ke kamu, kamu tenang saja, Ling Ling bilang dia tidak akan merusak keluarga kita, setelah anaknya lahir, aku akan balik ke rumah untuk menjaga kamu, lagipula kamu sulit hamil....."


"David, kamu memang brengsek...!"


Aku langsung menutup teleponnya, rupanya suamiku sendiri menganggap aku sebagai orang bodoh! Rupanya dia malah ingin aku membantunya membesarkan anak dia dengan orang 

lain.

.................

Aku pulang dengan perasaan sangat marah, setibanya di depan komplek, aku melihat mobil David dengan perempuan hamil duduk di sebelahnya.

"Ibu Linda kemana saja? Kamu tahu gak David cariin kamu semalaman?" Ling Ling bertanya dengan wajah tak tahu diri.

Aku tidak tahu apakah semua laki-laki buta, jelas-jelas sikapnya kurang ajar seperti ini, dia masih menganggap selingkuhannya ini seorang wanita polos layaknya bunga teratai?!


"Ling Ling, kamu masih berani-berani nya berlaga di depanku? Kamu gak takut aku bakal dorong kamu dan membiarkan bayi didalam kandunganmu tiada?" Aku menatap tajam perutnya.


Ling Ling ketakutan, sambil memegang perutnya Ia berjalan mundur.

David memarkirkan mobilnya lalu datang menghampiriku.


"Lin, kalau ada masalah kamu langsung ngomong aja ke saya, jangan mengancam Ling Ling." David langsung melindungi Ling Ling di belakangnya sambil menatap mataku.


Tatapan sedihku terhadap David, dan hatiku yang telah menjadi hampa. Dengan nada yang sangat kecewa, " David, Kita bersama 7 tahun, kamu mau membuangku begitu saja?"

Setelah mendengar kata-kataku David teringat masa lalu, lalu menjawab "Aku takut kamu shock kalau kamu tahu Ling Ling hamil."


Kata-katanya membuat hatiku tertusuk sakit meneteskan darah.

Kekecewaan David membuatku tidak ingin bersama mereka 1 menit pun, dengan sangat tidak sabar aku bertanya; "Apa? kamu mencariku hanya untuk mengatakan ini semua?"


"Orang tua mu akan datang, kereta jam 7 pagi, jangan lupa untuk menjemputnya di Stasiun."

Tidak heran, kalau tidak ada hal penting, mana mungkin dia mencariku.

Awalnya aku ingin meminta wanita  itu untuk menjemput, tapi setelah berpikir panjang ini bukan saatnya aku untuk kehilangan mukaku ini:"oke, aku sudah ingat."


Sebelumnya pekerjaan David sangat sibuk, biasanya aku yang menjemput, tapi sebelumnya dan sekarang kondisinya berbeda.

"Kalau begitu, aku pergi kerja duluan."


David bersama dengan Ling Ling menaiki mobilnya langsung pergi bagai debu.


Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, aku pun sangat malas memasak, akhirnya membawa ayah dan ibu mertuaku makan di luar.


Karena alasan tertentu, aku memilih restoran mewah,  harganya pun mahal, bukan lain, alasannya karena, biasanya aku sedikit berhemat untuk wanita murah itu, sekarang aku tidak bisa dibodohi lagi.


"Ini terlalu mewah, beli sedikit sayur lalu masak di rumah sudah cukup, hal terpenting untuk kalian sekarang adalah sedikit berhemat untuk melahirkan anak, aku dan kakek sudah tidak sabar meminang cucu!" ibu mertua sambil menatap semua lauk-lauk di atas meja, kekecewaan terpancar dari wajahnya.


Mendengar kata-katanya, hati saya tertusuk, aku tidak tahan menahan air mataku ini.


"Kamu kenapa?"


"Aku sedang tidak enak badan, aku pergi ke toilet dulu."


Tanpa mengatakan apapun, aku langsung beranjak menuju toilet dimana air mataku mengerumuni wajahku.


Semenjak keguguran, sahabatku menasihatiku untuk tidak menangis, tapi aku tidak bisa menahan tangisku, terlebih ibu mertuaku baru saja menanyakan mengenai anak, aku benar-benar tidak kuat menahan tangisku ini.


Aku menyalakan kran, menangis hingga hidung dan mataku bergelimang air mata.


Tiba-tiba sehelai tissue berada di depan mataku.

Aku mengambilnya, dan mengatakan terima kasih, lalu membersihkan air mata di wajahku dan segera aku melihat Steven yang sedang berdiri disampingku."Mengapa kamu di sini?"menatapnya tercengang.


"menemani klien makan, saat masuk kesini, tiba-tiba melihat ada seorang wanita yang sedang menangis tersedu-sedu." dengan kebencian di wajahnya.


"Kamu benar-benar tidak punya hati." Aku membersihkan hidungku lalu memukulnya

"Aku sudah memberikan kamu sehelai tissue."

Aku meliat tissue tersebut dengan tatapan tajam. "Apakah ini bisa dibilang sebagai simpati?"

"Memangnya aku baru bisa dibilang punya hati kalau aku setuju dengan idemu?" sambil menatapku.

"Ada yang salah dengan ideku?"


Aku tidak tahu keberanianku datang darimana, aku langsung menciumnya.

Steven tidak menyangka kalau aku punya nyali sebesar ini, tubuhku membeku dan kehilangan akal sehat sementara, aku mengambil kesempatanku untuk menyerang.


Mencium seorang pria di keadaan seperti ini, mungkin akan menjadi hal ternekat yang pernah kulakukan di dalam hidupku.

Setelah aku melepaskan ciumanku padanya, aku bertanya "Gimana perasaanmu?"


"Keren."


Dengan bangga:"Mencuri hati itu terletak pada kata-kata manis, dimana kata-kata tidak dapat menyentuh hati seseorang.

Stev, diluar pernikahan kita, kita tetap harus menjalin hubungan ini, oke?"


Steven menatapku dalam diam, lalu tiba-tiba muncul senyuman dari wajahnya, senyum yang misterius yang membuat orang lain ikut kedalam susunan rencananya.


"Oke. Bagus."


Sedangkan aku, telah terbenam dalam ketampanannya.Baik pria maupun wanita, kita memiliki hasrat seks, mudah terpesona dengan keindahan, tak terkecualipun saya."Lin, bagaimana?"


Tiba-tiba Steven menarikku masuk kedalam kamar mandi.

Tidak tahu apakah itu toilet perempuan atau laki-laki, yang paling dekat yang kami masuki, lalu Steven menguncinya dari dalam.


"Kamu mau apa?"


" Kamu sudah menghidupkan gairahku, tidak mungkin tidak mau memadamkannya kan!"

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu