Perjalanan Selingkuh - Bab 127 Kamu Masih Ingat?

Jason menemani aku pulang ke rumah, dia tidak mengikutiku masuk ke dalam rumah, hanya berdiri di luar menungguku.

Setelah aku meletakkan koper, selesai membereskan isinya kemudian keluar, aku melihat Jason tertegun menatap rumah yang di sebelah, tidak memindahkan fokus pandangannya.

Sepertinya dia mendengar suara, menoleh dan melihat kearah aku, dengan ekpresi tertegun, sedikit rindu dan penuh arti.

“ Ternyata, semua hal yang disini sudah berubah !” Jason berkata dengan halus, dengan suara yang penuh nada lembut.

Sambil berkata, kemudian menatap ke rumah lagi.

Aku mengikuti arah tatapan Jason, sepertinya tahu alasan membuat dia bisa merasa begitu sedih, rumah ini adalah tempat tinggal Jason yang dulu, tetapi setelah dia pindah, ada penghuni baru yang menempati, seiring berjalannya waktu, semua perasaan seperti dulu sudah tiada.

Tidak heran dia mempunyai ekpresi seperti itu.

Aku jalan mendekatinya, menenangkan dan berkata : “Kamu juga jangan terlalu ambil hati, lagi pula sudah banyak tahun berlalu, pasti ada perubahan.”

Dia menatapku dengan senyum simpul di wajahnya, menyetujui kata-kataku.

“ Ayo, pergi makan !” secara spontan Jason membalikkan badan, berkata dengan halus.

Aku dan dia sampai di pinggir jalan yang sangat familiar, mencari restoran secara acak, untuk makan siang. Dia masih antusias seperti dulu, sangat gentle. Mengambilkan aku makanan dan tisu. Jika dia adalah Steven, aku pernah membayangkan ini. Tetapi aku juga mengerti, pemikiran seperti ini sangat mustahil. Hehehe, Linda kamu terlalu berharap, memikirkan sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi, aku secara diam-diam menertawakan diri sendiri.

Selesai makan, kami keluar dari restoran, berjalan dengan santai di jalan.

“ Linda, aku sudah berapa tahun tidak pulang, kita keliling-keliling dulu. Aku masih ingat dulu kita juga seperti ini!” Jason tersenyum simpul, dengan santai mengangkat sudut mulutnya.

Dulu ? Seperti ini ….! Secara otomatis pikiranku langsung mencari gambaran pada saat itu, tenggelam di dalam alunan kenangan.

Iya! Pada saat itu aku menderita autisme, tidak suka berbicara, dan juga jarang keluar, semua ini karena Jason yang sabar mengarahkanku, membawaku keluar rumah untuk menghibur diri. Berkat dia pada masa itu, membuat aku merasakan kepolosan pada masa kecil, dia memberikanku sebuah masa yang paling indah. Pada saat itu kakak kecil ini adalah orang yang paling penting bagiku, tetapi, semua sudah berubah.

Aku tertegun dan menemani Jason jalan ke depan, dan sadar Jason sengaja menuntun aku melewati tempat yang dulu pernah aku lewati bersama dia. Seketika, mengikuti langkahnya, teringat kenangan pada masa kecil.

Aku melangkah dengan pelan, tetapi tiba-tiba Jason menghentikan langkahnya.

Dia membalikkan badan, menatap aku : “Kamu masih ingat ?“ …. “ Tempat ini !“

Pelahan-lahan aku memindahkan pandanganku dan melihat ke bawah, perasaan juga ikut menjadi sedih. Tentu saja masih ingat, bagaimana bisa aku lupakan, aku menghela nafas.

Di hari itu dia pindah, tepatnya disini, dia memegang tanganku dan berjanji sepuluh tahun kemudian akan kembali, akan tetapi, setelah sepuluh tahun berlalu, dia tidak muncul. Sedangkan aku, menikah dengan David, pada saat itu lintasan kehidupan sudah ditakdirkan untuk berpisah.

Aku melihat tatapan Jason yang penuh dengan semangat dan harapan, bagaimana mungkin aku tidak tau maksud dia membawa aku mengunjungi tempat ini, Perjanjian sepuluh tahun, apabila pada saat itu dia kembali sesuai dengan janji, mungkin sekarang kita sudah menjadi pasangan suami-istri yang sah, bukan hanya sekedar buku nikah yang mempertahankan hubungan pernikahan yang palsu.

Dia masih ingat perasaan pada saat itu, aku juga tidak bisa melupakan, tetapi aku tidak bisa memberikan harapan dan respon yang dia inginkan, karena aku mencintai Steven.

Aku mendongak, menatap dia dengan serius.

“Masih ingat! tetapi sudah berlalu. Kita harus memulai kehidupan baru!”

Dengan sedikit niat egois aku mengatakan kalimat ‘Memulai kehidupan baru’, ini juga mematahkan perasaan dia di kemudian hari, dia akan sedih, tetapi lebih baik menyingkatkan rasa sakit.

Ternyata benar, Tatapan Jason yang penuh dengan semangat dan harapan seketika tatapannya menjadi sedih dan kecewa.

“Linda, sekarang aku sudah pulang, meskipun sudah terlambat, tetapi aku tidak melupakan janjiku pada saat itu.”

Jason sedikit kecewa, kalimatnya yang penuh dengan nada ketulusan dan kepahitan.

“berikan aku sebuah kesempatan, dan juga berikan dirimu kesempatan. Biarkan aku yang menjagamu!“ Tertergun, dia sedikit emosional.

Terhadap perasaan Jason, aku merasa bersalah, tidak tau harus bagaimana menghadapinya, tetapi aku tidak ingin membohongi dirinya, dan juga tidak ingin membohongi diriku sendiri : “Hubungan tidak bisa dipaksakan! Aku percaya, kita bisa menjadi teman yang baik.”

Aku tau Jason sangat baik, dia juga perhatian denganku, tetapi dalam sebuah hubungan tidak bisa dipaksa. Aku yang sekarang, seluruh hatiku pada Steven, meskipun aku tahu, aku dengan dia tidak akan ada hasil.

Jadi, dalam menghadapi sebuah hubungan, biasanya manusia sangat rapuh dan menyedihkan. Dibandingkan dengan Jason, aku lebih parah, bahkan dituduh sebagai pelakor yang tidak tau malu.

“Sudah lama kita keluar, aku mengkhawatirkan kondisi papaku, mari kita pulang !” Tidak berarti lagi jika kita membahas lagi, untuk menghindari rasa canggung, aku beralasan untuk mengganti topik pembahasan.

Sambil berkata, aku membalikkan badan dan pergi. Aku tidak berani melihat Jason yang kecewa, dalam kehidupan ini sepertinya ditakdirkan berhutang kepada dia, dalam hatiku merasa resah.

Setelah beberapa menit kemudian, merasa Jason memindahkan langkahnya, pelahan-lahan langkahnya mendekati.

Sangat aneh, aku awalnya menikah karena ingin mendapatkan kehidupan yang baik, tetapi dikhianati. Sekarang telah menemukan cinta sejati, tetapi segala macam kritikan, dipersulit dan dijebak, menyebabkan banyak masalah. Mengalami pernikahan yang gagal, reputasi buruk yang terikat pada diriku, aku tidak tau apa yang membuat Jason tertarik padaku, sehingga dia begitu menyanyangiku.

Hubungan tidak bisa diprediksi. Dibilang baik juga baik, dibilang buruk juga buruk. Apakah itu baik atau buruk, jalani saja! Sekarang aku sudah tidak ada jalan mundur, membalas dendam kepada Sunni, memenangkan cinta Steven, sudah tertanam dalam hatiku

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu