Perjalanan Selingkuh - Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji

Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji

"oh! terus kamu bagaimana menjawabnya?"

"Bisa bilang apa, kita sahabat baik, pastinya aku membantu kamu, kamu tenang saja, aku memberi tahu kalau kamu sedang tinggal di rumahku! Kamu malam ini bisa menemani Steven dengan tenang, semoga kalian dapat bersenang-senang!"

Setelah selesai, Sisi terburu-buru menutup telepon, sebelum menutup teleponnya aku mendengar suara seorang laki-laki.

Sepertinya sahabatku belakangan ini juga sedang sibuk---

Tapi sekarang aku tidak perlu pulang, tidak baik untukku.

Aku pergi mandi, mencuci bajuku dan lalu mengeringkannya, lalu menjemurnya, setelah melakukannya, aku menyadari tidak ada Steven disampingku, hatiku terasa kosong dan bingung, seperti bagaimanapun aku mengisi lubang hitam yang tak kunjung penuh.

Keesokan harinya aku pulang, aku berpikir aku akan disambut dengan tatapan ibu mertua dan suamiku yang dingin, tapi tidak disangka di rumah tidak ada orang.

Aku menelepon, baru mengetahui David dan Ling Ling mengajak ayah dan ibu mertuaku pergi jalan-jalan.

Kalau sebelumnya seperti ini, aku akan sangat marah, tapi sekarang tidak lebih sedih dari Steven yang meninggalkanku untuk pergi keluar negeri.

Aku tinggal di rumah, mengambil ponsel dan membaca novel, membaca hingga seharian, aku menghabiskan waktu akhir pekanku dengan bosan, menyambut hari Senin.

Hari ini adalah hari kedua ku bekerja, karena di hari pertama pekerjaanku tidak begitu baik dan tidak efektif, tapi setidaknya aku dapat mengenali proses kerjanya.

Jadi tugasku hari ini lebih banyak, aku memiliki pelanggan-pelanggan level C untukku kerjakan, pada dasarnya aku bisa menjadikan ini sebagai latihan.

Sepanjang pagi aku sibuk melakukan banyak telepon, menelepon hingga mulut dan lidahku kering, selama sibuk itu aku tidak berhenti pergi mengambil air minum untuk membasahi tenggorokanku.

Aku tidak menyangka, begitu aku kembali ke mejaku, aku melihat komputerku rusak, layarnya berubah menjadi biru, layar tidak berhenti mengkelap-kelip , aku memanggil pengawasku untuk melihatnya, akhirnya aku memanggil orang untuk memperbaikinya.

Yang memperbaiki komputerku adalah seorang pria muda mengenakan topi, komputer berhasil diperbaiki setelah satu jam kemudian, aku sangat berterima kasih padanya dan mengantaarnya keluar, dan aku dapat kembali bekerja dengan normal.

Setelah bekerja selama setengah bulan, aku tidak menunggu kepulangan Steven, aku hanya dapat menahan rindu di dalam hatiku. Aku berkonsentrasi penuh dengan pekerjaanku, supervisor ku memiliki kesan yang semakin lama semakin baik padaku, sehingga di akhir bulan ini aku akan lulus masa uji coba dan menjadi pegawai tetap.

Selama masa uji cobaku, aku khawatir Ling Ling akan merusak dan menggagalkanku. Aku kata-kata ancamanku pada David sangat berguna, sehingga aku tidak meganggap serius masalah itu.

Aku seperti memulai kehidupan baruku secara tiba-tiba, dengan semangat yang tinggi, berlari dengan senang hati di jalan ini tanpa berhenti.

Di tengah-tengah usahaku ini, aku baru menyadari kehidupaan pekerjaan jauh lebih kejam dari kehidupan yang sebenarnya, benar-benar lebih kejam.

Di hari ke 20 aku bekerja, Steven masih belum kembali, dan perusahaan dalam masalah besar.

Saat aku sedang melihat komentar pelanggan aku menyadari sebuah perusahaan yang mengatasnamakan perusahaan kami melakukan penipuan terhadap pelanggan. Membuat para pelanggan membuat kartu VIP, dan menjajikan untuk memberikan diskon 50% jika membeli produk kami.

Padahal perusahaan sama sekali tidak ada promo ini, aku kembali bertanya pada supervisor ku, jawabannya masih tetap sama, lalu supervisor mengetahui permasalahannya.

Masalahpun akhirnya dilaporkan ke bagian atasan atasan, lalu dengan cepat mengadakan meeting di sore hari. Dan kami mengirimkan informasi yang sebenarnya kepada pelanggan-pelanggan yang kami pertanggung jawabkan masing-masing.

Setelah aku mengirimkan informasi kepada pelanggan, aku lagsung menerima banyak sekali telepon masuk dari mereka, rupanya sebagian besar dari mereka telah tertipu, dengan emosional, aku menenangkan mereka semua, berbicara hingga mulutku kering, dan tenggorokanku serak.

Hari ini jam 12 malam baru dapat pulang, aku sudah tidak ingat sudah berapa banyak aku menerima telepon masuk, teggorokanku sudah sangat serak hingga sulit berbicara.

Saat aku segera pulang, supervisor memujiku karena aku sudah membantu perusahaan menyadari adanya masalah, sangat baik untuk perusahaan, kalau saja masalah ini terekspos, perusahaan akan mendapat kerugian yang lebih besar lagi.

Supervisor juga menjanjikanku, setelah masalah ini berlalu, aku berjanji untuk segera menjadikanku pegawai tetap.

Mood ku langsung membaik, bekerja lelah semalaman demi melakukan pekerjaan yang baik, tenggorokanku hingga sakit, semuanya terbayar dengan kata-kata yang dikatakan supervisor, dapat menenangkanku.

Setelah pulang ke rumah, walaupun aku sudah sangat lelah hingga tidak dapat membuka mataku lagi, ku masih menyempatkan diri mengirim SMS kepada Steven melaporkan masalah hari ini yang terjadi di kantor.

Ternyata Steven sudah mengetahuinya, dia sudah mengaturnya sejak awal, katanya masalah ini sudah dilaporkan ke polisi, menyuruhku untuk tidak khawatir.

Aku baru saja meletakkan ponselku, David langsung menatapku dan berkata,"Kamu sedang berbicara dengan siapa?" "Kamu semakin lama semakin sering bermain HP."


Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu