Perjalanan Selingkuh - Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
"Jika bukan karena kemunculan Safira, kamu dan Steven mungkin bisa bersama sampai akhir!"
Bahkan Sisi tidak merasa optimis akan hubunganku dengan Steven, kisah cinta ini baru saja mau bersinar, ternyata langsung menghilang tanpa bekas.
Hatiku merasakan sakit yang teramat sangat, hanya dalam waktu setengah tahun, aku bercerai lalu berpisah, saat itu aku merasa sepertinya seluruh dunia bersalah kepadaku, sebenarnya aku sudah membuat marah dewa yang mana, kenapa justru hanya aku yang disiksa sampai seperti ini.
Waktu malam Sisi memberitahu Adit kalau dia menginap di rumahku lalu dia tetap tinggal untuk menemaniku.
Melihat wajahnya yang cemas, aku tahu kalau dia takut aku tidak bisa berpikir dengan jernih.
Dia terlalu meremehkanku, setelah melewati begitu banyak hal, kemampuanku untuk menangkis serangan benar-benar semakin meningkat.
Keesokan paginya, Sisi menemuiku sambil memegang ponselnya, nada suaranya terdengar gembira : "Linda, kamu cepat lihat, foto Ling Ling dimasukkan oleh orang ke dalam internet."
Aku menoleh dan melihatnya, itu adalah foto pada hari itu saat baju Ling Ling dirobek oleh 4 orang pria.
Fotonya tidak terlalu jelas, sangat jelas orang itu tidak berani mengambil fotonya secara terang-terangan.
"Istri sah mengutus orang untuk memberi pelajaran kepada pelakor, sebenarnya siapa yang benar siapa yang salah--"
Di bawahnya ada banyak orang yang memberikan pendapatnya masing-masing, ada yang merasa si pelakor sangat menjijikkan, dia diperlakukan seperti itu membuat banyak orang merasa puas.
Ada juga orang yang merasa kalau tidak terlalu baik berbuat seperti ini, dampaknya terlalu besar, selain itu pelakor juga seorang manusia, dia juga mempunyai harga diri sebagai seorang manusia, mempermalukannya seperti ini sudah merupakan sebuah pelanggaran hukum.
Karena hal ini, diskusi online terus berlanjut, akhirnya sampai membicarakan mengenai Laki-laki, istri dan pelakor, ketiga hal ini.
Wanita yang sudah menikah ataupun wanita yang sudah mempunyai pacar tidak ada yang tidak membenci pelakor, tetapi ada juga wanita yang belum menikah menaruh harapan terhadap cinta, merasa kalau cinta lebih tinggi dari segala-galanya, bahkan lebih daripada pernikahan.
Kedua belah pihak mulai saling bertengkar.
Aku sedang berpikir, jika Safira dan Steven benar-benar sudah bertunangan, maka jika aku tetap bersama dengan Steven, aku sudah menjadi pelakor.
Menjadi orang yang keberadaannya paling kubenci, saat ini aku merasa sangat bingung.
"Asalkan mereka tidak bertunangan, maka kamu bukan pelakor." Sisi menjawabku dengan malas.
Asalkan tidak bertunangan, maka aku bukan pelakor? Mataku tiba-tiba bersinar.
Benar sekali! Masih ada waktu empat hari, mungkin aku masih bisa memperjuangkannya untuk yang terakhir kali.
Setelah berpikir begitu, aku menyemangati diriku sendiri untuk bersiap-siap untuk berperang.
Besok adalah hari Senin, kebetulan adalah hari kerja, di kantor aku mempunyai waktu seharian untuk bisa berhubungan dengan Steven, ini adalah keuntunganku.
Hari senin, saat aku memasuki kantor, pandangan mata orang di sekelilingku tertuju kepadaku, ada yang berbahagia di atas penderitaanku, ada yang mengasihaniku, ada juga yang menanti untuk melihat pertunjukan bagus, setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda-beda.
Aku membusungkan dadaku dan mengangkat kepalaku serta mengambil napas yang dalam, setelah itu aku melangkah untuk memasuki lift.
Saat aku memasuki kantorku, aku melihat di sini benar-benar berbeda dengan sebelumnya, Sunni membawa sekantong permen untuk diberikan kepada karyawan perusahaan.
"Lusa adalah pesta pertunanganku dengan direktur kalian, aku datang kemari untuk membagikan permen untuk kalian lebih dulu." Sunni membagikan permen yang ada di tangannya sebungkus demi sebungkus kepada karyawan perusahaan.
Setelah habis, dia menoleh dan melihatku, di tangannya masih tersisa satu bungkus, dia menatapku sambil tersenyum : "Linda, kita adalah teman satu kampus, kamu harus datang di hari pertunanganku ya!"
Setelah itu, dia memberikan permen yang ada di tangannya kepadaku.
Aku hanya melihat permen yang ada di tangannya dan tidak bergerak sama sekali, pandangan mata orang-orang di sekelilingku semua tertuju kepadaku.
"Linda, kita sudah sangat lama tidak bertemu, masak kau bahkan tidak memberiku muka di depan--"
Sebelum Sunni selesai bicara, aku lansung mengambil permennya dan menatapnya dengan datar : "Aku harap pertunangan kalian bisa berjalan lancar."
Selesai bicara, aku membawa permen itu lalu duduk di kursiku sendiri, sesungguhnya permen ini benar-benar bagaikan pisau yang menancap ke hatiku.
Jika harus melihat Steven bertunangan dengan wanita lain, sesungguhnya aku merasa tidak rela, tidak rela sedikitpun.
Tetapi saat ini aku tidak tahu harus berbuat apa, Steven jelas sedang menjauhiku, pekerjaan yang biasa dilakukannya semua digantikan oleh sekertarisnya dan Adit, sedangkan aku sama sekali tidak bisa ikut campur.
Semua hal ini membuat hatiku merasa sangat sakit.
Tidak terasa dalam sekejap mata saja sudah merupakan hari pertunangan Steven, selain itu aku juga menerima undangan yang diberikan oleh Sunni, membuatku sangat depresi sampai hampir muntah darah.
Sisi menyuruh Moli membawa Ami kemari untuk menemaniku, aku terlihat pucat dan lesu, mata pandaku terlihat jelas, saat aku melihat Ami, mataku langsung bersinar.
Sekarang Ami sudah banyak makan makanan bernutrisi, meskipun dia masih belum bertambah tinggi, tetapi wajahnya sudah lebih berisi, dia terlihat putih dan cantik, selain itu wajahnya sangat mirip dengan Steven.
Tiba-tiba saja, aku mempunyai sebuah ide.
"Ami, bantu tante yah?" aku mengatupkan kedua tanganku di depan Ami dan menatapnya.
Ami melihat Moli, Moli mengelus kepala Ami dan bertanya kepadaku : "Asalkan itu adalah hal yang bisa Ami lakukan, maka kamu beritahu saja kepada Ami."
Ami juga menanggukkan kepalanya kepadaku.
Sekarang Ami sudah jauh lebih terbuka dan ceria, jika tidak aku juga tidak akan memikirkan ide seperti ini.
"Ami, tante membawamu pergi ke Beijing mau tidak?" aku berjongkok di depannya, bertanya dengan hati-hati kepada Ami.
Aku mempunyai satu ide, atau bisa dibilang, ide yang tidak baik.
Aku berencana menyuruh Ami untuk berpura-pura menjadi putriku, lalu membawanya untuk membuat keributan di pesta pertunangan Steven, jika dilihat dari kemiripan antara Ami dan Steven, pasti tidak akan ada orang yang curiga.
Ami menganggukkan kepalanya : "Kalau begitu tante membawaku ke Beijing untuk apa?"
"Bagaimana jika Ami dan tante memainkan sebuah permainan?"
"Tante akan membawamu ke sebuah pesta, kamu harus ingat untuk memanggil tante dengan sebutan mama, lalu memanggil seseorang yang wajahnya mirip denganmu dengan sebutan papa...."
Saat aku baru selesai berkata seperti itu, Moli langsung melihatku dengan tatapan cemas : "Linda, apa yang ingin kau lakukan?"
"Mengejar seorang pria...."
Setelah aku memberitahu Moli dan Ami, saat itu juga aku memesan tiket pesawat ke Beijing.
Pesta pertunangan mereka diadakan di halaman belakang kediaman keluarga Demina, halaman belakang mereka sangat besar, pemandangannya juga sangat indah bagaikan sebuah surga yang indah dan langka, dikelilingi dengan pepohonan hijau, terlihat sederetan villa-villa yang indah, itu merupakan area perumahan orang kaya.
Aku membawa Ami turun dari taxi, saat aku melihat pemandangan di depanku, aku merasa sangat terkejut.
Saat aku sampai di pintu depan, ada petugas keamanan yang menahan kami.
"Mohon menunjukkan kartu undangan."
Aku menyerahkan kartu undangan yang ada di tanganku kepadanya, setelah orang itu memeriksa kartunya, barulah kami diperbolehkan masuk ke dalam.
Aku membawa Ami masuk ke dalam dengan lancar, ruangannya didekor dengan mewah, bunga-bunga segar diletakkan dari pintu gerbang depan sampai kepada pintu aula villa.
Karpet merah, prasmanan minuman yang beraneka ragam serta kue-kue cantik yang melimpah, sangat mewah dan sempurna.
"Tante, aku lapar...."
Ami menarik tanganku, dan melihatku dengan tatapan memelas.
"Tante akan membawamu untuk mencari makanan yang enak."
Aku menarik Ami ke samping meja lalu mengambil satu buah piring dan mengambil beberapa makanan manis dan menaruhnya di atas piring.
"Kamu makan ini dulu untuk mengisi perut."
"Selain itu, jangan panggil tante, mulai saat ini panggil mama--" aku sambil menyuruh Ami makan, sambil mengingatkannya di dekat telinganya.
Ami menganggukkan kepalanya, mulutnya menggembung karena kue yang ada di dalamnya, terlihat seperti tupai yang rakus, sangat imut sekali.
"Ingat, tante adalah mamaku, Steven adalah papaku, tahun ini aku berumur 7 tahun."
Ami menghafalkannya sekali lagi.
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Charming Wife
Diana AndrikaPria Misteriusku
LylySee You Next Time
Cherry BlossomThis Isn't Love
YuyuDon't say goodbye
Dessy Putri1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAwesome Guy
RobinPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya