Perjalanan Selingkuh - Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain

Saat Lucy mendengar perkataanku, dia berdiri terdiam disana dan tidak menghentikanku.

Aku melemparkan jaketku kepada Ling Ling, Ling Ling segera memakainya untuk membungkus tubuhnya.

"Wanita di luar sana hanya melihat kedudukan dan uangnya saja, hanya aku yang mencintainya dengan tulus selama bertahun-tahun, menurutmu kenapa seorang pria lebih memilih kesenangan sesaat, dan membuang hati yang tulus mencintainya?" Lucy menatapku sambil bergumam kepada dirinya sendiri.

Aku juga tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaannya.

Mungkin ada banyak pria yang ingin memiliki keduanya, kekasih di tangan kiri dan istri di tangan kanan, lalu berharap mereka bisa hidup bersama dengan damai, memuaskan kedua belah pihak!

"Apa yang sedang terjadi di sini?"

Aku mendengar suara yang cukup familiar, aku menoleh dan kebetulan melihat ibu Ling Ling berjalan kemari dan di matanya terlihat keinginan untuk ikut bergosip, dia masuk ke dalam kerumunan.

"Ini sedang menangkap siluman rubah!" ada orang yang berkata seperti itu.

"Siluman rubah?" di wajah ibu Ling Ling terlihat pandangan menghina.

Setelah itu dia berusaha semakin maju ke bagian depan kerumunan.

Ling Ling menutupi tubuhnya dengan pakaian, bagian atas bisa ditutupi, tapi bagian bawah tidak bisa, akhirnya dia terpaksa mengikat bajunya di pinggang, tubuh bagian atasnya terbungkus potongan kain sobek yang diikatkan ke dadanya.

"Ibu--" setelah Ling Ling melihat ibunya, dia memanggil ibunya dengan sedih.

Setelah ibu Ling Ling melihat Ling Ling, wajahnya langsung membeku, dia segera melepaskan jaketnya untuk dipakaikan ke Ling Ling, lalu dia melindungi Ling Ling dan menghadap orang banyak sambil memaki : "Siapa yang melakukannya? Siapa di antara kalian yang menindas putriku?"

"Aku yang melakukannya, kenapa?" Lucy maju ke depan dan menatap ibu Ling Ling dengan tatapan mengejek.

"Kau tidak bisa mendidik putrimu, jadi aku yang menggantikanmu mendidiknya, sebagai orang wanita, malah memilih untuk menjadi simpanan orang lain."

"Dasar kurang ajar, berani-beraninya kau menindas putriku, lihat bagaimana aku membalasmu--" ibu Ling Ling menatap Lucy dengan garang, dia menggulung lengan bajunya lalu berjalan ke arah Lucy.

Tetapi sebelum tamparannya sampai ke Lucy, sebelah kanan dan kirinya sudah dipegang oleh pria berbadan kekar lalu langsung dilempar begitu saja oleh mereka ke samping Ling Ling.

Baju di tubuh Ling Ling memang belum dipakai dengan benar, jadi begitu ditabrak oleh ibunya, dia jatuh sekali lagi ke lantai, lalu baju di tubuhnya juga ikut jatuh.

Tubuh telanjangnya terpampang kembali, Ling Ling berteriak lagi "Ahhhhh--", dia menangis dengan sangat sedih.

Ibu Ling Ling sudah tidak muda lagi, dilempar begitu saja ke lantai membuat dia bernafas dengan susah payah di atas lantai, dia memandang Lucy dengan marah, tetapi saat dia melihat beberapa pria yang ada di samping Lucy, wajahnya terlihat takut.

"Ibu--" Ling Ling menangis, dia menyurutkan wajah dan tubuhnya ke dalam pelukan ibunya, bagian depan tubuhnya ditutupi oleh tubuh ibunya yang besar.

"Putriku yang malang! Kenapa nasibmu begitu buruk!" ibu Ling Ling memeluk Ling Ling dan mulai menangis dengan keras.

Banyak orang di sekeliling yang melihat hal ini mulai merasa bersimpati kepadanya.

"Cukup berhenti sampai di sini saja, dia juga sudah mendapatkan pelajaran, dia pasti tidak akan berani menggoda suamimu lagi, lepaskan saja dia!"

Ada orang yang mulai maju, dia tidak tahan untuk tidak membantu Ling Ling.

Setelah satu orang berbicara, langsung banyak orang lain yang juga mulai membujuknya, yang berbicara kebanyakan adalah lelaki, setelah puas melihat tubuh Ling Ling, sekarang mereka mengasihaninya.

Setelah Lucy memelototi Ling Ling dengan garang, dia menoleh ke beberapa pria bertubuh kekar yang ada di belakangnya serta berkata : "Kita pergi."

Setelah itu dia berbalik dan pergi dari sana.

"Ayo pergi!"

Aku menarik Sisi yang masih ingin melihat pertunjukan untuk pergi dari sana.

Sebelum pergi, aku tanpa sadar menoleh dan melihat Ling Ling, kebetulan dia juga sedang menatapku dengan penuh kebencian.

"Hari ini suasana hatiku sedang bagus, ayo kita pergi jalan-jalan."

"Oke!" hari ini adalah weekend, setelah aku bersama dengan Steven, aku sudah jarang bisa pergi berbelanja bersama dengan Sisi, jarang-jarang kami bisa bersantai, tentu saja kami harus pergi.

..........

"Linda, baju ini bagaimana? Bagus tidak?" Sisi di dalam pusat perbelanjaan mencoba satu baju, lalu melihatnya di depan kaca, akhirnya dia menoleh dan bertanya pendapatku.

"Bagus, yang berwarna merah ini sangat cocok denganmu."

"Tetapi aku juga suka yang warna ungu itu, tunggu sebentar, aku coba dulu, lihat yang mana yang lebih bagus." setelah itu Sisi mengambil baju yang lainnya dan memasuki kamar pas dengan gembira.

Aku berdiri dengan bosan, lalu aku berjalan ke dekat susuran tangga dan melihat ke bawah, aku berada di lantai 4, lantai satu adalah aula yang besar, di tengah-tengah aula biasanya akan didirikan panggung dan diadakan beberapa acara di sana.

Saat aku sedang melihatnya, tiba-tiba aku melihat satu sosok yang kukenal.

Steven? Setelah melihatnya, aku merasa sangat gembira, saat aku mau melambaikan tangan dan memanggil namanya, aku menyadari kalau ada seorang wanita yang sedang memeluk lengan Steven, mereka terlihat mesra.

Tanganku seketika membeku disana, lalu aku melihat wanita itu memeluk tangannya dan masuk ke dalam toko perhiasan yang ada di lantai bawah.

Aku sangat ingin meyakinkan diriku sendiri kalau itu mungkin hanya salah paham saja, tetapi pemandangan barusan tidak mau menghilang dari pikiranku.

Aku ingin tahu jawabannya, bahkan jika hasil akhirnya tidak sesuai dengan keinginanku.

Jadi aku segera berbalik dan lari ke arah lift.

Sisi yang kebetulan baru saja keluar dari mengganti bajunya melihatku : "Linda, kau mau ke mana?"

Dia mengangkat gaunnya ke atas, ingin mengejarku, tetapi dia ditahan oleh pegawai toko.

"Nona, baju anda masih belum dibayar--"

Orang di dalam lift terlalu banyak, akhirnya aku terpaksa menggunakan eskalator, saat aku sampai di lantai bawah dengan terengah-engah, sosok Steven sudah tidak terlihat lagi.

Aku berlari ke toko perhiasan yang tadi dimasuki oleh Steven, bertanya dengan terengah-engah kepada pegawai toko: "Nona dan tuan yang tadi masuk ke sini kemana?"

"Anda siapa?"

"Kami datang bersama, tapi tadi terpisah." aku berbohong dengan lancar.

"Oh! Maksud anda adalah tuan Steven yang tadi kemari?"

Aku menganggukkan kepalaku dan melihatnya dengan berharap.

"Tadi tuan Steven datang untuk memesan sepasang cincin, tetapi baru saja pergi."

Memesan sepasang cincin, hatiku seketika jatuh ke dasar lembah, apakah Steven dan wanita itu sudah sampai ke tahap datang dan memesan cincin bersama?

Saat ini hatiku terasa dingin, aku mengira kalau aku mempunyai waktu untuk berjuang sampai akhir, tetapi saat ini bagaikan sedang memberitahuku kalau aku hanya sedang bermimpi saja.

"Nona, anda kenapa?" pegawai toko melihat wajahku sangat tidak enak dilihat, dia menjadi tidak tahan untuk tidak bertanya kepadaku.

Aku menggelengkan kepalaku lalu meninggalkan toko perhiasan ini dengan lemas.

Setelah sisi menemukanku, dia menggoyangkan lenganku dan wajahnya terlihat khawatir : "Linda, kau kenapa?"

Aku bagaikan baru saja kehilangan jiwa, aku menoleh dan menatap Sisi : "Aku melihat Steven."

Setelah itu air mataku mengalir keluar.

"Dia kenapa? Sebenarnya apa yang terjadi?" Sisi menatapku dengan khawatir.

Aku teringat dengan Steven yang menyuruhku pindah dari villanya, aku teringat kepada Steven yang belakangan ini semakin jarang menghubungiku, teringat hari ini wanita itu memeluk lengannya dan terlihat mesra dengannya, hatiku jatuh ke dasar lembah.

Sisi tidak bertanya lagi, sepanjang jalan pulang ke rumah dia terus menggenggam tanganku.

Lalu dia mengeluarkan sekotak tissue dan memberikannya kepadaku : "Jika kau ingin tahu sesuatu, maka langsung bertanya saja kepadanya, agar kau tidak di sini sendirian berpikir yang tidak-tidak."

"Aku melihat dia dengan seorang wanita masuk ke toko perhiasan bersama dan memesan sepasang cincin." di dalam mobil, aku melepaskan emosiku, air mataku mengalir bagaikan hujan.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu