Perjalanan Selingkuh - Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)

Aku tertawa dingin: "Apakah ada perbedaannya?"

Meskipun aku anemia, selama Sunni perlu menggunakan darah, orang di depan ini tetap akan mengambil darahnya. Di mata Weni, selain Safira, nyawa orang lain tidak dianggap penting.

"Ada untungnya, setidaknya kamu bisa makan makanan yang mengandung suplemen darah dan bergizi." Setelah itu, Nisti berkata: "Mungkin ini benar-benar takdir, kamu bukan hanya mirip dengan Safira, tetapi bahkan golongan darahnya pun sama, jika aku bukan tahu bahwa Weni hanya memiliki seorang putri, aku benar-benar ragu bahwa kamu juga merupakan anak dari keluarga ini. "

“Aku tidak memiliki berkah itu,” Aku menjawab dengan sinis.

“Sudahlah, ini adalah obat yang aku siapkan untukmu, bagus untuk kesehatan tubuhmu.” Sebelum Nisti pergi, dia menyerahkan beberapa kapsul kepadaku.

"Jika mau melebihkan darah, itu akan terlalu lambat jika kamu mengandalkan suplemen makanan."

Setelah itu, dia meninggalkan tempat ini.

Aku melemparkan kapsul ke samping, mengambil kotak besi itu, lalu pergi mencari kepala pengurus rumah tangga untuk meminjam beberapa peralatan, kemudian aku membuka kotak besi tersebut.

Ketika aku membukanya, aku melihat beberapa foto dan surat di dalamnya.

Gadis kecil di foto itu agak kabur, tetapi samar-samar masih bisa melihat kontur wajahnya, gadis di foto tersebut tersenyum dengan manis dan membuatku merasa akrab.

Dan di sebelah gadis kecil itu ada seorang anak laki-laki yang lebih tinggi darinya, anak laki-laki tersebut memiliki senyuman di wajahnya yang hangat seperti musim semi.

Beberapa foto yang lain juga merupakan foto mereka berdua, kelihatannya hubungan mereka berdua sangat bagus, tatapan mata anak laki-laki itu melihat si gadis selalu menunjukkan kasih sayang terhadapnya.

Aku melihat foto-foto ini dan pikiranku seperti film, dengan cepat melewati beberapa gambaran, tetapi gambaran tersebut sangat cepat sehingga aku tidak bisa menangkapnya.

Tetapi gadis di foto memberiku perasaan yang sangat akrab.

"Mirip sekali ..."

Aku tidak menyangka Safira memiliki banyak kesamaan denganku ketika masa kecil, walaupun orang tuaku tidak pernah memfotoku ketika aku masa kecil, tetapi fotoku di kartu pelajar SMP sangat mirip dengan gadis di foto ini.

Dan remaja di sampingnya, tidak perlu ditebak, itu sudah pasti Steven.

Satu-satunya perbedaannya adalah Steven di masa muda tampaknya adalah anak yang ceria dan suka tersenyum, tetapi dia yang sekarang jarang ada senyuman di wajahnya.

"Kak Steven, aku mendengar kakekku berkata, ketika aku dewasa, aku akan menikahimu ..." Di tengah kebingungan, seorang gadis kecil berkata kepada anak laki-laki itu dengan wajah bahagia.

“Kalau begitu apakah kamu bersedia?” Anak laki-laki tersebut dengan diam-siam memegang kepala gadis tersebut dan tersenyum.

“Aku tentu saja bersedia, aku ingin menikahi Kak Steven dan menjadi pengantin Kak Steven.” Gadis kecil itu tersenyum dan menjawab dengan polos.

Adegan itu begitu indah, untuk sementara waktu, membuatku membenamkan diri di dalamnya.

"Nona Linda ..."

Tiba-tiba ada seseorang yang menggoyangku, dan aku baru sadar.

“Nona Linda, di mana kamu mendapatkan foto-foto Nona Safira ketika masih kecil?” Pengasuh tersebut melihat foto-foto di tanganku dengan terkejut.

Aku merasa sedikit canggung, bagaimanapun ini bukan barang milikku sendiri.

"Aku mendapatkannya di bawah pohon."

"Pada tahun-tahun ketika Nona Safira hilang, agar tidak membiarkan Nyonya Weni sedih, Tuan Siro telah membakar foto-foto Nona Safira, ternyata masih ada beberapa di sini, kamu telah banyak membantu." Pengasuh tersebut memandang beberapa foto di tanganku dengan gembira.

Aku tidak menyangka masih ada alasan ini.

Jika tidak menginginkan istri merindukan putrinya yang hilang, dia bisa menyembunyikan fotonya! Mengapa dia harus menghancurkannya?

Aku teringat Siro, dan tanpa sadar juga memikirkan wanita bernama Lulu yang selalu bersamanya.

Siro terlalu biasa-biasa saja di bawah aura Weni, dan sangat mudah diabaikan orang lain. Ketika menyebutkan Keluarga Demina, hampir semua orang tahu bahwa orang yang berkuasa adalah Weni, dan di mata semua orang, Siro hanya beruntung sehingga dia bisa menikah dengan Nona Keluarga Demina.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu